"AUUUU!" Terdengar lolongan lantang dan serak dari kejauhan disertai derap langkah yang menggetarkan sekitar.
"Braaak!" Arnold bangkit dari meja begitu mendadak, hingga menyenggol tepian meja dan mengguncang seisinya.
Seluruh anggota jamuan makan malam yang duduk di sepanjang meja itu menoleh ke arahnya. Para Alpha saling bertukar pandang dan mengangguk. Lalu, baik Magnus maupun Oskar, pemimpin pack Ruby Howl, segera melesat keluar tenda makan menyusul Arnold.
Ketegangan melanda seisi tenda, sementara di luar, terdengar ketiga alpha sudah bertransformasi menjadi manusia serigala. Suara raungan serigala bersahutan dari segala penjuru, membuat suasana hangat malam itu berganti menjadi ketakutan yang mencekam. Mereka diserang manusia serigala liar.
"GROAARRR!"
Tenda seolah terangkat, karena kuatnya angin berhembus. Semua anggota dari ketiga pack bangkit dari kursinya dan bermimik waspada. Mereka sudah siap untuk berubah menjadi serigala, tapi Luna pack Silver Moon itu mengisyaratkan untuk siaga di tempat dulu.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara geraman Arnold seraya menghentakkan kakinya ke tanah. Otomatis menghantarkan gempa Bumi ke sekitar mereka.
"AUUUU ..." Para Beta dan Omega, baik jantan dan betina, dari ketiga pack pun segera berubah menjadi serigala juga dan keluar tenda.
Aroma hidangan makan malam berganti bau busuk yang menusuk hidung. Inilah ciri khas kedatangan kawanan Rogue yang jahat. Para anggota ketiga pack bertukar pikiran dengan telepati mereka, tak habis pikir mengapa para gelandangan keji itu bisa datang dan menyerang mereka.
"Grrrr ... aku ingin bagianku!" geram seorang Rogue yang terlihat seperti pemimpin para serigala preman itu.
"Arrgghh ... bagian apa yang kau tuntut itu memangnya?" sergah Arnold, pemimpin pack Silver Moon.
"KEPARAT! Kau yang menyulut darah murnimu, tapi kedatanganku kesini hanya untuk kau pameri, hah?" umpat seorang Rogue sambil melompat menerjang Arnold.
"AUUU GRRRR ..."
Kaki Arnold menjejak tanah hingga berasap. Terjangan Rogue yang berbadan besar itu tak berhasil mengganggu posisinya lebih dari bau badannya. Hidung pemimpin serigala paruh baya itu mengernyit menahan udara berbau itu merangsek ke dalam paru-parunya.
Tak tahan lagi dengan serangan bau di depan wajahnya, Arnold mendorong bahu Rogue itu sekuat tenaga dengan kedua lengannya hingga serigala gembel itu terpelanting ke belakang.
Tak pelak, adegan itulah yang menyulut amukan kedua belah pihak, kawanan serigala terorganisir dengan kawanan gelandangan. Lolongan yang beradu dengan saling serang pun tak bisa dihindari.
Biarpun tidak semua anggota masing-masing pack hadir dalam perkemahan itu, setidaknya sekitar lima puluh kawanan serigala kewalahan menghadapi kawanan Rogue yang berjumlah hanya setengahnya.
***
Dua jam yang lalu ...
"Duar!"
Ledakan kecil terpercik di api unggun, menjadikan kobaran api itu berubah menjadi keunguan dalam beberapa detik lamanya. Api ungu itu menjilat-jilat ke tubuh Aksel yang mundur beberapa langkah ke belakang.
Hati Aksel berdegup kencang memikirkan kemungkinan besar yang akan terjadi, jika ingatan dan pengetahuannya tepat. Buru-buru ia padamkan api dengan melemparkan jubahnya yang telah ia basahi sebelumnya.
Demi menjalankan rencana spontannya, penerus pack Black Fur itu menyelinap kabur saat acara makan malam. Setengah dirinya kecewa, karena tidak ada yang sadar akan keberadaan dirinya. Setengah dirinya lagi merasa lega, karena ia tidak perlu lagi menahan mual melihat Rey dielu-elukan. Terutama setelah sahabat karibnya itu dinobatkan sebagai pemenang dalam lomba masak perjamuan makan malan tadi.
"Hufh ... selesai sudah!" kata Aksel begitu berjingkat menyabet jubah basahnya dan menggunakannya sementara untuk membebat ujung telunjuknya. Ia juga mengambil kalung dari tengah abu sisa pembakaran, lalu melesat kembali ke tenda.
Pemuda yang terbakar rasa iri saat perjamuan makan malam tadi, tiba-tiba mendapat ide cemerlang. Mengetahui bawah Rey adalah sosok yang selama ini digadang-gadang sebagai penerus Alpha yang sempurna, muncul ingatan Aksel akan kekuatan serigala Rogue yang sangat sulit untuk ditandingi, bahkan mungkin oleh Rey sekalipun.
Berbekal informasi yang ia dapatkan dari perbincangan di bar beberapa saat yang lalu, Aksel pun nekat menguji kebenarannya. Api, kalung berliontin batu warisan keluarga, dan tiga tetes darah serigala murni dari dirinya sendiri, adalah beberapa bahan yang diyakini kalangan manusia serigala pengelana untuk memanggil kawanan Rogue yang jahat.
Informasi dari para pengelana di bar yang setengah mabuk itu bisa saja hanya kelakar, tapi Aksel tetap terdorong untuk mencobanya. Pemuda itu menyelinap lagi masuk ke dalam tenda jamuan makan seolah tidak terjadi apa-apa. Ia juga membuka telepatinya yang sebelumnya ia batasi agar tidak ada yang mendengarnya mengeksekusi rencanya tadi.
Saat itu, pemuda yang melempar senyuman palsu ke arah Rey tersebut tinggal menunggu efek dari ritual terlarang yang dijalankannya. Berdasarkan perbincangan para manusia serigala pengelana di bar, kawanan serigala Rogue jahat akan terpancing datang jika diundang dengan ritual tersebut.
Kawanan Rogue yang jahat dipercaya oleh para anggota kawanan manusia serigala sebagai para manusia serigala yang tertolak, mengasingkan diri, atau diberi sanksi sosial, lalu mengabdikan dirinya pada Fenrisulfr atau setan serigala. Mereka sebenarnya selalu haus akan darah serigala murni, tapi karena para manusia serigala berdarah murni itu selalu tinggal di pack yang besar, sulit bagi mereka untuk menyerangnya.
Dengan menghisap darah murni, kekuatan Rogue akan bertambah, selain karena sudah lebih kuat dari kalangan manusia serigala biasa tentunya sebab mereka kesurupan setan Fenrisulfr. Memanggil mereka ke area kawanan serigala yang terorganisir, sama saja dengan mencetak gol bunuh diri pada pertandingan sepak bola. Namun, perasaan excited lebih mendominasi hati Aksel.
"Kau senang sekali, Bro?" Rey melemparkan pandangan ke arah Aksel yang duduk di jauh di ujung meja. Mereka bertukar percakapan melalui telepati.
"Hahaha ..." Aksel terkekeh, langsung menarik perhatian para anggota kawanan serigala lain di sekitarnya, "aku hanya senang, karena kau berhasil mengalahkan adik perempuanku yang rewel itu." kilah Aksel.
"APA?" seru Florena dalam batinnya juga, menanggapi percakapan telepati dari kedua manusia serigala muda yang tertangkap radarnya.
Mereka kemudian bertukar lelucon, hingga membuat Florena semakin merajuk. Magnus pun buka suara, "Grrrr ... hentikaaan!"
Baru kemudian terdengarlah raungan serigala dari luar. Awalnya sayup-sayup, tapi lama-lama kian lantang.
***
Tenggorokan Arnold tercekik seorang Rogue paling beringas dan sebagian anggota badannya tertindih oleh dua ekor serigala gelandangan berbau lainnya. Sementara anggota pack lainnya sibuk sendiri menumpas kawanan Rogue yang mengamuk.
"ARRGHHH ..." Tak peduli seberapa banyak cakaran dan gigitan yang didapatkan oleh para anggota kawanan Rogue, tapi mereka seolah tetap tegar. Kekuatan mereka seolah tidak ada habisnya.
Magnus terdorong hingga ke area lembah. "GROAAAARRRR!" jeritnya begitu lantang tatkala kakinya terinjak abu panas di semak-semak. Pijakannya lemah dan Rogue di depannya langsung menghantamnya hingga tersungkur ke tanah.