Pada suatu hari, Yuka dan Aisaka bertemu di tengah malam yang gelap di sebuah planet tanpa nama yang berada di teritori netral. Hanya ada cahaya redup dari satelit terdekat yang menyinari tempat pertemuan rahasia mereka. Aisaka, yang kini adalah Gubernur Alsteltania, mengenakan jubah hitam yang menyembunyikan identitasnya. Di depannya, Yuka, sahabat lama yang kini tinggal di Klaitrosca. Keduanya bertemu untuk membahas suatu rencana dari Planet Veridia yang berpotensi untuk menghancurkan Alsteltania melalui perang.
"Jadi, apa yang kamu ingin bicarakan?" tanya Yuka.
"Penyerangan Alsteltania. Beberapa waktu yang lalu, aku mendapatkan kabar dari salah satu prajuritku bahwa Planet Veridia akan merencanakan serangan dadakan ke Alsteltania, entah untuk memancing perang atau hanya sekadar untuk mendapatkan sumber daya," jawab Aisaka.
"Kalau begitu siapkanlah pasukan pertahanan planet. Untuk apa kamu jauh-jauh datang ke sini?" balas Yuka.
"Aku khawatir kami tidak punya banyak waktu," kata Aisaka, suaranya nyaris berbisik. "Veridia akan melancarkan invasi berskala penuh mendadak ke Alsteltania. Target utama mereka adalah Instalasi Riset Alsteltania, teritori yang aku jabat sebagai gubernur."
"Apakah hanya itu alasanmu untuk menemuiku? Aisaka, aku tidak akan membahayakan penduduk Klaitrosca. Jika kamu ingin berperang, kamu harus menyelesaikannya sendiri. Aku hanya akan membawa perang ke sektor ini apabila aku mengirimkan bala bantuan. Aku tidak ingin penduduk Klaitrosca menjadi korban untuk yang kesekian kalinya," ujar Yuka.
"Kamu tidak mengerti, Yuka. Instalasi Riset Alsteltania adalah pusat riset utama yang berisi data-data penting bahkan untukmu. Biar aku beritahu, kamu memiliki saudari yang merupakan hasil klon dari dirimu. Dia adalah Sara Hanagia. Saat ini dia sedang berada di Instalasi Riset Alsteltania. Di sana juga banyak warga tak bersalah. Jadi kumohon, berilah sedikit bantuanmu,"
"... Kalau begitu, sediakan tiga unit energy shield modem. Aku akan menggunakanya untuk operasi penyelamatan. Pastikan penyalurannya tidak terlacak oleh pihak Alsteltania," balas Yuka.
"Aku akan sebisa mungkin menyamarkannya," kata Aisaka
Yuka mengangguk, "Benar sekali. Kamu harus menyamarkan misi penyelamatan ini. Aku akan menyiapkan rencana untuk memainkan peran sebagai pembeli peledak tambang. Nama pembelinya yang akan aku gunakan adalah Citrine Alamara."
"Aku paham dengan skema ini. Di atas kertas, aku akan menjadi penjual peledak tambang, tapi pada kenyataannya, kamu yang akan menjualnya. Sampaikan bahwa peledak tambang ini akan kamu gunakan untuk proyek penambangan logam di beberapa planet." ujar Aisaka.
Yuka mengangguk lagi. "Aku juga akan menggunakan transaksi ini sebagai dalih untuk negosiasi dengan Veridia. Klaitrosca akan mengadakan transfer kargo, sehingga Veridia tidak boleh menyerang wilayah itu saat transaksi berlangsung, atau mereka akan dilaporkan ke Dewan Galaksi."
"Saat armada Veridia datang untuk menyerang di lain waktu, bawalah armadamu masuk dengan menggunakan cloaking device. Setelah semuanya berhasil dievakuasi, antarlah mereka ke Klaitrosca atau ke titik pertemuan tertentu. Setelah itu, aku akan mengoordinasikan serangan balik," ujar Aisaka.
"Baiklah, akan aku usahakan sebisaku," balas Yuka.
"Kalau begitu aku pamit terlebih dahulu. Saat ini pasti ada seseorang yang tengah mencariku," kata Aisaka.
"Sampai jumpa," balas Yuka.
Dengan rencana yang matang, mereka berdua berpisah di malam itu. Pertemuan mereka menjadi awal dari upaya penyelamatan besar-besaran yang penuh risiko. Meskipun perang belum dimulai, persiapan mereka menjadi kunci untuk melindungi nyawa ribuan penduduk Alsteltania. Di balik layar, mereka bergerak cepat. Aisaka mengatur segala sesuatunya di Alsteltania sementara Yuka memastikan bahwa transaksi peledak tambang berjalan lancar. Dengan setiap langkah, mereka semakin dekat pada tujuan mereka: Menyelamatkan yang tak berdosa dari kengerian perang yang akan datang. Tanpa disadari, waktu berjalan dengan cepat. Kini momen yang mereka tunggu-tunggu telah tiba.
"Armada Veridia telah sampai di orbit," ucap salah satu teknisi warship milik Aisaka.
"Perang telah dimulai. Kirim semua spaceship untuk mempertahankan jalur evakuasi. Persiapkan juga shuttle evakuasi warga di titik yang telah ditentukan," balas Aisaka.
"Siap!" balas beberapa prajurit.
Setelah memberikan arahan kepada prajuritnya, Aisaka langsung menuju ke ruangan tersembunyi di warship miliknya. Ia menghubungi Yuka untuk menanyakan kapan bantuan akan datang. Yuka menjawab bahwa Aisaka perlu bertahan sekitar setengah jam sampai warship milik Yuka sampai di titik evakuasi di atmosfer Alsteltania. Aisaka pun mengakhiri panggilan dan kembali ke ruang utama warship. Saat itu, kepala staf evakuasi mengabari bahwa semua warga dan data penelitian sudah diamankan dan siap untuk diangkut. Aisaka kemudian memerintahkan sebagian armadanya untuk kembali ke daratan Alsteltania.
"Mengapa Anda menarik mundur pasukan kita?" tanya salah satu prajurit.
"Fokus kita di misi ini adalah pertahanan dan evakuasi. Tidak perlu membuang-buang sumber daya untuk menyerang," jawab Aisaka.
"Bagaimana jika armada musuh sampai mendarat di Instalasi Riset Alsteltania?" tanya salah satu prajurit.
"Biarkan mereka mendarat. Jika pasukan musuh sudah sampai di area instalasi, silakan jalankan sequence code yang ada di datapad ini," jawab Aisaka yang kemudian menyerahkan sebuah datapad.
"Dimengerti," balas prajurit tersebut.
Tak berselang lama, sebuah transmisi masuk ke warship milik Aisaka. Pengirimnya adalah salah satu kapten dari unit lain dari Alsteltania. Ia meminta bantuan kepada Aisaka karena armada Veridia telah menyerang daerah pemukiman areanya. Dengan tegas, Aisaka pun menjawab, "Maaf kapten, permintaan Anda tidak dapat saya penuhi."
"Ini adalah pertahanan berskala planet, kapten. Jika saya mengirimkan sumber daya ke posisi Anda, itu akan mengorbankan area lain," ujar Aisaka.
Setelah itu, Aisaka hanya menunggu selama beberapa menit sambil terus mengawasi prajuritnya. Tak lama kemudian, muncul sebuah kapal antariksa berjenis frigate di orbit Alsteltania. Kapal tersebut merupakan bala bantuan dari Yuka yang dikendarai oleh Aurea dan Kapten Wayne. Aisaka kemudian langsung memerintahkan tim evakuasi untuk masuk ke dalam kapal evakuasi tersebut.
"Tim evakuasi, silakan luncurkan shuttle dan shpaceship ke kapal frigate yang akan memasuki atmosfer," perintah Aisaka melalui communication device.
"Dimengerti," jawab salah satu prajurit evakuasi.
Hanya dalam lima menit, semua shuttle dan beberapa spaceship milik Kerajaan Alsteltania sudah lepas landas dan meninggalkan Alsteltania. Aisaka kemudian mengatakan kepada semua prajuritnya bahwa sekarang adalah saatnya untuk memancing musuh ke daratan Alsteltania. Ia menarik semua spaceship pasukannya dan menyalakan shield generator warship miliknya. Karena mengira Aisaka telah menyerah, armada musuh langsung saja mendarat di area riset Alsteltania, hanya untuk mendapati bahwa semua data penelitian telah dihapus dan area tersebut telah dipenuhi oleh peledak. Aisaka lalu memerintahkan pengaktifan peledak yang telah dipasang, menyebabkan setengah dari armada Veridia musnah. Beberapa saat kemudian, muncul sebuah warship milik Kerajaan Klaitrosca dari belakang armada Veridia. Kini, Aisaka kembali memberi perintah untuk menyerang armada Veridia yang tersisa dengan semua spaceship dan assault ship yang sejak awal ia simpan.
Aisaka berdiri di ruangan utama warship miliknya, menyaksikan kehancuran setengah dari armada Veridia. Dengan tenang, ia memberi perintah melalui communication device, "Sekarang, kita serang mereka habis-habisan. Jangan beri kesempatan untuk mereka kembali menghimpun pasukan!"
"Dimengerti, Komandan!" jawab Kapten Wayne dari warship Klaitrosca yang baru tiba. Armada Alsteltania langsung melancarkan serangan tanpa ampun kepada sisa-sisa armada Veridia. Pertempuran berlangsung sengit, tetapi dengan strategi yang sudah direncanakan matang oleh Aisaka, mereka berhasil menghancurkan armada Veridia.
Setelah beberapa saat, Aisaka menerima pesan dari Kapten Wayne. "Komandan, kami berhasil mengamankan wilayah. Tidak ada lagi ancaman dari Veridia."
"Baik, kapten. Pastikan seluruh area aman dan bersihkan sisa-sisa pertempuran," perintah Aisaka.
Sementara itu, di Klaitrosca, Yuka mengawasi pendaratan para peneliti dan warga yang baru saja sampai ke planet Klaitrosca. "Pastikan semua orang dalam keadaan aman dan nyaman," katanya kepada tim evakuasi.
Salah satu peneliti mendekati Yuka. "Terima kasih telah menyelamatkan kami."
Yuka tersenyum. "Ini adalah tugas kami."
Setelah semua evakuasi selesai dan situasi aman terkendali, Aisaka menghubungi Yuka lagi. "Yuka, bagaimana keadaan di sana?"
"Semua peneliti dan warga telah tiba di Klaitrosca dengan selamat. Mereka akan mulai beradaptasi dengan kehidupan baru di sini," jawab Yuka.
"Bagus. Pastikan mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan. Aku akan kembali ke Alsteltania untuk memastikan semuanya beres di sini," kata Aisaka sebelum menutup komunikasinya.
Sesampainya di Alsteltania, Aisaka disambut oleh kerumunan warga dan prajurit yang bertepuk tangan. Salah satu anggota Dewan Militer Alsteltania mendekati Aisaka. "Aisaka, kami semua sangat berterima kasih atas kepemimpinan dan keberanianmu. Tanpamu, kita mungkin tidak akan berhasil."
Aisaka hanya tersenyum dan mengangguk. "Ini adalah usaha bersama. Semua prajurit dan warga telah melakukan bagian mereka dengan baik."
Anggota Dewan Militer tersebut melanjutkan, "Dengan hasil ini, dewan telah memutuskan untuk menawarkanmu posisi sebagai Perdana Menteri Alsteltania. Kami yakin hanya kamu yang mampu memimpin kami menuju masa depan yang lebih baik."
Aisaka terkejut mendengar tawaran tersebut, tetapi ia segera menguasai dirinya. "Ini adalah kehormatan besar. Jika itu adalah keinginan rakyat dan dewan, maka saya akan menerima tanggung jawab ini."
Kerumunan bersorak gembira. Dengan kepemimpinan Aisaka yang baru, Alsteltania memulai babak baru dalam sejarahnya, dengan keamanan dan kemakmuran yang lebih cerah di masa depan. Veridia, di sisi lain, terpaksa mundur tanpa mendapatkan apa-apa, mengakui kekalahan mereka dalam pertempuran yang telah menghancurkan kekuatan mereka.