Chereads / Nanairo no Tenmondai / 七色 の 天文台 [Re-Published] / Chapter 73 - Chapter 6: Sindikat Klaitrosca

Chapter 73 - Chapter 6: Sindikat Klaitrosca

Pasca pengangkatan Yuka sebagai Intia, kini Yuka sedang dalam misi pribadinya untuk mengembangkan peradaban sebuah planet yang terbelakang dan terpencil. Setelah beberapa waktu mencari planet untuk memulai proyeknya, Yuka akhirnya menemukan sebuah planet yang cocok untuk disinggahi. Planet tersebut bernama Klaitrosca. Planet ini terletak tak jauh dari Verista, namun sama-sama terpencil dan jauh dari rute navigasi pesawat antariksa. Untuk memulai pendaratan personel, Yuka pun menghubungi Rebecca via communication device dan saat ini sedang menunggu konfirmasi dari Verista. Pada hari itu, Yuka menghampiri Aurea di pusat kendali warship.

"Aurea, apakah sudah ada transmisi balasan dari Verista?" tanya Yuka.

"Belum. Kemungkinan besar transmisi balasannya akan sedikit terhambat karena Rebecca perlu mengirimkan tambahan kode kliring agar kita bisa mendarat dengan aman di Klaitrosca," jawab Aurea.

"Mendarat dengan aman? Bukankah kita sudah memastikan bahwa tidak ada kapal asing di sekitar sini?" tanya Yuka.

"Kode kliring itu akan ditransmisikan ke sisi gelap Planet Klaitrosca. Area tersebut memiliki pemerintahannya sendiri, jadi kita harus mengikuti prosedur standar galaksi," jawab Aurea.

"Aku penasaran peradaban macam apa yang ada di sisi gelap planet tersebut," kata Yuka.

"Jika melihat dari transmisi terakhir dari Rebecca, Planet Klaitrosca dihuni oleh bangsa vampir di sisi gelap planet dan beberapa kelompok manusia di perbatasan planet," balas Aurea.

"Kelompok manusia?" tanya Yuka.

"Mereka hidup nomaden," jawab Aurea.

"Menarik. Bagaimana dengan ras vampir? Apa mereka memiliki tempat tinggal tetap?" tanya Yuka lagi.

"Mereka mendirikan kerajaan kecil beberapa ratus tahun yang lalu dan masih berjalan sampai saat ini," jawab Aurea.

"Hmm ... Kerajaan. Entah mengapa, aku punya firasat buruk," kata Yuka.

"Aku mendeteksi sebuah shuttle mendekat ke koordinat kita," balas Aurea.

"Lakukan pengecekan jenis dan muatannya," perintah Yuka.

Aurea kemudian mengetikkan sesuatu di control panel yang ada di hadapannya. Tak lama kemudian, beberapa informasi pun muncul.

"Shuttle ini berasal dari Verista. Aku akan menghubungkan komunikasi antar device sekarang," kata Aurea.

Beberapa saat kemudian, komunikasi pun akhirnya tersambung.

"Halo Yuka, ini Citrine. Aku membawa beberapa barang yang kamu minta," ucap Citrine.

"Baiklah. Masuk ke hanggar 1. Aku akan menemuimu di sana," balas Yuka.

Setelah komunikasi dimatikan, Citrine memarkir shuttle-nya di hanggar 1 dan keluar dengan membawa beberapa peti besar. Yuka dan Aurea menyambutnya dengan hangat.

"Terima kasih sudah datang, Citrine," kata Yuka. "Apakah Rebecca sudah memberikan konfirmasi untuk pendaratan?"

"Sudah," jawab Citrine. "Kalian bisa mendarat di Klaitrosca dengan kode kliring ini."

Citrine lalu menyerahkan sebuah datapad berisikan kode kliring untuk mendarat di Klaitrosca.

"Baguslah," kata Yuka. "Aku sudah lelah menunggu di sini."

Aurea pun menurunkan peti-peti tersebut. "Apa saja isi peti-peti ini?" tanya Aurea.

"Perlengkapan medis, makanan, dan beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk membangun kamp tambahan. Logistik lainnya akan menyusul," jawab Citrine.

"Baiklah," kata Aurea. "Aku akan segera membawanya ke ruang penyimpanan."

Citrine kemudian bertanya kepada Yuka, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan dengan semua ini? Apakah kamu ingin menambang mineral di Planet Klaitrosca?"

"Tidak. Aku tidak berencana untuk melakukan itu. Dalam operasi ini, aku akan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk di Planet Klaitrosca," jawab Yuka.

"Untuk apa kamu melakukan itu?" tanya Citrine.

"Planet Verista telah ada selama ratusan tahun, namun masih belum memiliki sekutu. Jika di kemudian hari terjadi perang galaksi, tak akan butuh waktu lama sampai perang itu sampai ke sini. Untuk itu, aku ingin mempersiapkan pertahanan di planet ini," jawab Yuka.

"Baiklah. Semoga beruntung. Kalau begitu, aku pamit terlebih dahulu," kata Citrine.

Di sisi lain, Aurea membawa peti-peti tersebut ke ruang penyimpanan. Setelah itu, ia kembali ke pusat kendali untuk memantau persiapan pendaratan. Setelah mendapatkan penjelasan singkat dari Yuka, Citrine pergi kembali ke Planet Verista dengan menggunakan shuttle miliknya. Beberapa jam kemudian, warship milik Yuka berhasil mendarat di permukaan Klaitrosca. Yuka, Aurea, dan beberapa anggota kru lainnya keluar dari warship untuk menjelajahi planet baru ini.

"Menakjubkan! Planet ini indah sekali," kata Yuka. "Udara di sini terasa segar dan bersih."

"Ya," kata Aurea. "Tapi kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang menanti kita di sini."

Yuka dan Aurea berjalan menyusuri hutan lebat yang mengelilingi tempat pendaratan mereka. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di belakang mereka.

Yuka dan Aurea menoleh ke belakang dan melihat sekelompok manusia nomaden sedang berdiri di hadapan mereka.

"Siapa kalian?" tanya Yuka.

"Kami adalah penduduk asli Klaitrosca," jawab salah satu nomaden. "Selamat datang di planet kami."

Yuka dan Aurea saling bertukar pandang. Mereka tidak yakin apakah nomaden ini ramah atau tidak.

"Kami datang ke sini dengan damai," kata Yuka. "Kami ingin membangun sebuah koloni di sini dan hidup berdampingan dengan penduduk asli."

Nomaden itu tersenyum. "Kami senang mendengarnya," kata mereka. "Mari kita ikut dengan kami. Kami akan menunjukkan tempat yang aman untuk kalian tinggal."

Yuka dan Aurea pun mengikuti para nomaden ke sebuah desa kecil yang terletak di tengah hutan. Saat mereka tiba di desa, mereka terkejut melihat kondisi yang memprihatinkan. Penduduk desa terlihat kurus dan kelaparan, dan rumah-rumah mereka terbuat dari bahan-bahan yang sederhana dan akan hancur apabila terkena badai.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Yuka kepada kepala suku nomaden.

"Kami telah mengalami musim kemarau yang panjang," jawab kepala suku. "Sumber daya makanan dan air kami hampir habis. Selain itu, kami harus bertempur melawan perampok yang terus berdatangan."

Yuka merasa kasihan kepada para nomaden. Ia lalu kemudian menawarkan mereka semua untuk tinggal sementara di warship sampai Aurea dan para droid selesai membangun infrastruktur dasar di planet ini, dengan syarat para nomaden akan bekerjasama dengan Yuka di lain waktu. Selain itu, Yuka juga bernegosiasi kepada kepala suku agar dirinya dapat membangun pangkalan militer di planet Klaitrosca.

"Kami akan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perawatan medis untuk kalian," kata Yuka.

Para nomaden sangat senang mendengar tawaran Yuka. Mereka berterima kasih kepada Yuka dan Aurea atas kebaikan mereka. Yuka kemudian kembali ke warship dan bertanya kepada Aurea tentang suku vampir di Klaitrosca.

"Apa yang kamu ketahui tentang suku vampir di sisi gelap planet ini?" tanya Yuka.

"Suku vampir di Klaitrosca dikenal sebagai bangsa yang kejam dan haus darah," jawab Aurea. "Mereka hidup di dalam gua-gua dan jarang keluar ke permukaan. Menurut legenda, mereka memiliki kekuatan supernatural dan dapat mengendalikan pikiran manusia."

Yuka merasa khawatir. Dia tidak ingin terlibat dengan suku vampir. Namun di sisi lain, ayahnya pernah bercerita bahwa ada sebuah peradaban vampir di luar Alsteltania yang memiliki teknologi yang lumayan canggih. Untuk itu, Yuka berencana untuk mengunjungi area tersebut.

Yuka lalu menoleh ke arah kepala suku nomaden yang saat itu ada di dalam warship, matanya penuh rasa ingin tahu. "Benarkah suku vampir itu kejam?" tanyanya dengan suara ragu.

Kepala suku tersenyum hangat. "Itu tidak benar," jawabnya. "Sang ratu vampir, Ratu Liliana Morganna, adalah pemimpin yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Dia sering membantu kami saat bencana datang."

Yuka terdiam sejenak, mencerna informasi baru ini. "Benarkah?" bisiknya. "Bagaimana dia bisa membantu kalian? Bukankah vampir terkenal haus darah?"

Kepala suku menggelengkan kepalanya. "Itu hanya mitos yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak mengenal mereka," jelasnya. "Ratu Liliana dan rakyatnya memang vampir, tapi mereka tidak haus darah manusia. Mereka telah beradaptasi seiring perkembangan biologis di planet ini."

Yuka semakin penasaran. "Lalu, bagaimana mereka bisa membantu kalian?" tanyanya lagi.

Kepala suku menjelaskan bahwa Ratu Liliana dan rakyatnya memiliki teknologi yang jauh lebih maju daripada manusia. Mereka memiliki banyak obat-obatan yang dapat menyembuhkan penyakit, dan mereka juga memiliki alat-alat yang dapat membantu membangun infrastruktur dengan cepat dan mudah.

"Suatu kali, desa kami dilanda gempa bumi yang dahsyat," kenang kepala suku. "Ratu Liliana dan rakyatnya datang untuk membantu kami membangun kembali desa. Mereka juga membawa obat-obatan untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka."

Yuka terharu mendengar cerita kepala suku. Dia mulai berpikir bahwa mungkin saja Liliana Morganna dan rakyatnya bukanlah ancaman seperti yang dia bayangkan.

"Mungkin aku harus bertemu dengannya," kata Yuka. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang peradaban mereka dan bagaimana mereka bisa hidup berdampingan dengan damai dengan alam."

Kepala suku mengangguk dengan senang hati. "Itu ide yang bagus," katanya. "Aku yakin Ratu Liliana akan senang bertemu denganmu. Dia selalu terbuka untuk bertemu dengan orang-orang baru."

"Baiklah, aku akan mengunjungi area suku vampir saat selesai membangun kota Klaitrosca Utara sesuai kesepakatan," balas Yuka.

Waktu pun berlalu dengan sangat cepat. Dalam waktu dua tahun, Yuka dan Aurea beserta para droidnya telah berhasil membangun sebuah kota kecil di kawasan luar hutan Klaitrosca. Kehidupan para nomaden pun mulai membaik. Mereka kini memiliki rumah yang layak huni, akses air bersih, dan makanan yang cukup. Yuka pun dihormati dan dianggap sebagai pemimpin suku nomaden. Kini, ia menjabat sebagai Walikota Klaitrosca Utara, tempat umat manusia tinggal.

Suatu hari, Yuka duduk di kursi mejanya, memandangi peta Klaitrosca Utara yang terbentang di hadapannya. Yuka teringat dengan kejadian dua tahun lalu, ketika ia melarikan diri dari Alsteltania, meninggalkan kehidupannya yang lama dan memulai awal yang baru di Verista dan kini menjadi seorang walikota di Klaitrosca. Kenangan tentang kudeta berdarah yang merenggut takhtanya dan memaksanya untuk melarikan diri masih terasa begitu nyata. Tanpa sadar, ia membuka sebuah lemari dan mengambil sebuah communication device jarak jauh yang Aisaka berikan ketika Yuka melarikan diri dari Alsteltania. Saat ia menyalakan communication device tersebut, sebuah hologram tampil dan panggilan pun terhubung. Yuka menyapa Aisaka untuk menanyakan situasi di Alsteltania dan apakah ia baik-baik saja di sana.

Percakapan mereka mengalir dengan mudah, penuh dengan tawa dan cerita tentang kehidupan baru mereka masing-masing. Yuka menceritakan tentang tantangan yang dia hadapi dalam membangun kembali hidupnya di Verista dan Klaitrosca Utara, sementara Aisaka berbagi kisahnya tentang perannya sebagai Walikota Alsteltania pasca keberhasilannya di dalam sebuah operasi militer. Namun, di tengah keceriaan percakapan mereka, Yuka tidak bisa menyembunyikan rasa cemas yang mulai mengganggu pikirannya. Dia membutuhkan bantuan Aisaka, dan dia tahu bahwa Aisaka adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai.

Dengan nada yang sedikit ragu, Yuka memberanikan diri untuk meminta bantuan Aisaka. Yuka mengutarakan bahwa ia membutuhkan suplai untuk melakukan operasi militer di sektor Klaitrosca. Operasi militer ini bertujuan untuk membebaskan rakyatnya dari sindikat kriminal di daerah tersebut. Tanpa ragu, Aisaka langsung menyetujui permintaan Yuka. Dia berjanji akan segera mengirim bantuan secara rahasia. Walaupun demikian, ia tidak bisa menjanjikan seberapa berapa banyak suplai yang ia dapat berikan. Percakapan mereka pun berakhir dengan rasa hangat di hati Yuka. Dia bersyukur memiliki Aisaka sebagai sahabatnya, seseorang yang selalu ada untuknya di saat-saat tersulit.

Tiba-tiba, alarm darurat yang ada di ruangannya berbunyi. Tak lama kemudian, Aurea masuk dan berkata, "Gawat! Gedung persenjataan kita sedang dijarah!"

Dengan tenang, Yuka menyalakan communication device miliknya dan menghubungi salah satu perwiranya, Kapten Wayne Alexander.

"Kapten Wayne, evakuasi sisa persenjataan dan logistik ke warship utama. Droid penjaga yang tidak bertugas akan menjaganya untuk sementara waktu," perintah Yuka.

"Baik. Akan saya laksanakan," balas Kapten Wayne.

Komunikasi kemudian diputus.

"Mengapa mengalihkan logistik ke warship utama? Bukankah itu akan menjadi target yang mudah untuk dihancurkan?" tanya Aurea.

"Biarkan mereka mengambil logistik tersebut. Mereka dapat membawanya, tetapi itu tidak akan mudah. Seluruh bagian warship tersebut sudah dipasangi perangkap dan ranjau kejut," jawab Yuka.

"Kamu ingin melenyapkan mereka?" tanya Aurea.

"Tentu saja tidak. Aku ingin pergerakan mereka melambat. Dengan adanya jejak yang mereka tinggalkan, kita akan dapat melacak markas mereka," jawab Yuka.

"Baiklah jika demikian adanya," kata Aurea.

Yuka dan Aurea lalu bergegas menuju warship utama. Seiring langkah mereka mendekat, pemandangan yang mengerikan terhampar di hadapan mereka. Area tersebut telah porak-poranda, dan hampir setengah dari logistik mereka telah hilang. Bekas-bekas pertempuran sengit masih terlihat jelas, dan droid penjaga tergeletak tak berdaya di berbagai sudut. Yuka tetap berusaha untuk tetap tenang. Dia tahu bahwa kepanikan tidak akan membantu mereka dalam situasi ini. Dia mulai memeriksa area tersebut dengan seksama, mencari petunjuk yang mungkin ditinggalkan oleh para perampok. Upaya mereka membuahkan hasil. Di tengah-tengah kekacauan, Yuka menemukan beberapa barang yang tertinggal oleh para perampok. Di antaranya adalah kartu identitas Planet Alsteltania, beberapa peta yang telah dirobek dan dibakar, dan beberapa catatan yang ditulis dengan terburu-buru.

Yuka dan Aurea segera mempelajari petunjuk-petunjuk tersebut. Kartu identitas itu menunjukkan bahwa salah satu perampok adalah warga asli Alsteltania. Peta-peta yang robek dan terbakar menunjukkan arah yang mereka tuju, dan catatan-catatan itu berisi informasi tentang rencana mereka selanjutnya.

Beberapa hari kemudian, sebuah warship yang teridentifikasi milik Shiyaka akhirnya sampai di orbit Klaitrosca. Sesaat setelah mendarat di Planet Klaitrosca, Yuka segera meminta bantuan Shiyaka untuk melakukan pelacakan terhadap pelaku perampokan yang baru-baru ini terjadi. Shiyaka, yang kebetulan cukup familiar dengan taktik dan teknologi, menyanggupi permintaan Yuka dengan sigap dan segera memulai operasi pelacakan menggunakan sistem deteksi yang ada di warship-nya.

"Shiyaka, kita harus menemukan para perampok ini secepat mungkin. Mereka mencuri beberapa logistik penting yang kami butuhkan untuk kelangsungan hidup di sini," kata Yuka tegas.

"Aku akan segera melacak sinyal dari kartu identitas dan petunjuk lainnya yang kamu temukan. Tapi, ini mungkin akan sedikit memakan waktu," jawab Shiyaka.

Beberapa jam kemudian, hasil investigasi Shiyaka menunjukkan lokasi markas perampok berada di sebuah desa terpencil di perbatasan Klaitrosca. Yuka segera memutuskan untuk membawa laporan tersebut ke Planet Verista, bersama dengan armada miliknya, untuk meminta izin dari Rebecca guna melanjutkan investigasi dan penindakan lebih lanjut.

Setelah tiba di Verista, Yuka langsung menuju Istana Negara Verista dan menemui Rebecca. "Rebecca, aku membutuhkan izin untuk melanjutkan investigasi dan melakukan penindakan terhadap para perampok yang menyerang kami di Klaitrosca," kata Yuka dengan tegas.

Rebecca mempelajari laporan tersebut dan membalas, "Kamu memiliki izin penuh untuk melakukan apa yang diperlukan, Yuka."

Yuka kembali ke warship miliknya dengan semangat. "Sekarang kita telah mempunyai izin. Aurea, persiapkan tim penyerangan. Kita akan membereskan sindikat ini dan memastikan mereka tidak mengganggu lagi."

Sementara itu, Shiyaka meminta sedikit waktu Yuka untuk menyerahkan paket khusus yang dititipkan oleh Aisaka, berisi kartu identitas milik Yuka. Ternyata, selama ini Aisaka sengaja meminta Shiyaka untuk mencuri kartu tersebut untuk diduplikat. Kartu asli yang berfungsi sebagai bukti sah pewaris kerajaan Alsteltania kini dikembalikan oleh Shiyaka kepada Yuka. Kartu duplikatnya tersimpan di peti mati Yuka di Alsteltania, karena Yuka dianggap telah meninggal dunia.

"Yuka, ini kartu identitasmu yang asli. Aisaka memintaku untuk mengembalikannya padamu," kata Shiyaka sambil menyerahkan kartu tersebut.

Yuka menerima kartu itu dan berkata, "Terima kasih, Shiyaka. Ini sangat berarti bagiku. Semua data penting milikku ada disini."

"Data penting milikmu?" tanya Shiyaka.

"Semua riset, penelitian, dan catatan mengenai teknik sihirku ada di dalam kartu identitas ini. Kartu ini sudah kumodifikasi agar dapat menampung semua data digital yang aku punya, apabila aku harus meninggalkan Alsteltania," jawab Yuka.

"Menarik juga. Apakah kamu bisa membuatkannya untukku?" tanya Shiyaka.

"Tentu, jika aku mempunyai peralatannya. Sayangnya, semua peralatanku ada di Alsteltania. Walaupun demikian, aku dapat memberikan instruksi cara membuatnya. Aku akan mengirimkannya padamu nanti," jawab Yuka.

"Terima kasih banyak!" balas Shiyaka.

"Apakah kamu akan ikut denganku kembali ke Klaitrosca?" tanya Yuka.

"Sepertinya tidak. Aku masih ada hal yang perlu diurus di Alsteltania. Jadi, kita akan berpisah di sini. Sampai jumpa," jawab Shiyaka.

Shiyaka kemudian kembali ke shuttle miliknya dan bersiap menuju ke Alsteltania. Di sisi lain, Yuka dan Aurea kini langsung menuju ke sebuah desa terpencil di Klaitrosca. Setelah berhasil bertemu dan terjadi sedikit baku tembak, akhirnya terungkap bahwa rata-rata anggota sindikat di Klaitrosca adalah warga Alsteltania yang terusir dan tidak memiliki tempat untuk tinggal secara permanen. Kini, permasalahan di Klaitrosca semakin jelas. Kurangnya suplai, tidak adanya pemerintahan planet yang terstruktur, serta kawasan utama yang dikuasai sindikat orang-orang Alsteltania yang diasingkan karena memiliki ras campuran. Sindikat ini terbentuk karena paham superioritas ras yang telah lama ada di Alsteltania.

Yuka menyadari bahwa solusi untuk masalah ini adalah memberikan mereka rumah dan kehidupan baru di Klaitrosca, sehingga mereka bisa menjadi sekutu dalam usaha pemberontakan di masa depan. Yuka juga harus bertemu dengan Liliana Morganna, Ratu Vampir di sisi gelap planet Klaitrosca, untuk bernegosiasi tentang menduduki sisi terang planet ini. Karena Yuka berasal dari ras vampir, ia berharap dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak dan mudah-mudahan dapat bernegosiasi untuk mendirikan sebuah negara yang berdaulat sebagai rumah kedua bagi warga Alsteltania agar dapat hidup normal di Klaitrosca.