Chereads / Nanairo no Tenmondai / 七色 の 天文台 [Re-Published] / Chapter 72 - Chapter 5: Realitas Semu Ciptaan Alicia

Chapter 72 - Chapter 5: Realitas Semu Ciptaan Alicia

Sementara itu, Yuka dan Aurea terlempar dari realitas asli ke dalam sebuah pseudoreality buatan Alicia. Keduanya terbangun di sebuah lorong yang cukup gelap. Yuka dan Aurea kesulitan untuk mencari jalan keluar dari dalam kegelapan lorong yang menyelimuti mereka. Suasana di sekitar terasa hening, hanya terdengar langkah kaki mereka sendiri. Tidak ada petunjuk yang jelas tentang tujuan mereka di sana. Mereka berdua lalu memikirkan cara untuk kembali sambil mencari jalan keluar. Setelah sekitar lima belas menit berjalan, Yuka melihat sebuah pintu keluar.

"Lihat, sepertinya ada jalan keluar di sana!" kata Yuka sambil menunjuk sebuah sumber cahaya yang terletak di depan mereka berdua.

Keduanya lalu berjalan secara perlahan keluar dari lorong gelap tempat mereka terbangun. Setibanya di luar, Aurea langsung dapat mengidentifikasi lokasi mereka berdua melalui sistem internalnya.

"Kita berada di distrik 770 Alsteltania. Saya yakin bahwa lorong yang baru saja kita lewati adalah stasiun kereta bawah tanah Alsteltania," ucap Aurea.

"Bukannya Alsteltania sudah tidak menggunakan sistem kereta lagi?" tanya Yuka.

"Sepertinya kita terlempar ke Alsteltania di masa lalu," jawab Aurea.

"Alsteltania di masa lalu?" tanya Yuka.

"Ya. Sistem saya mengidentifikasi bahwa kita sedang berada di tahun 950," jawab Aurea.

"Hmm ... Milenia pertama ya ... Seharusnya saat ini adalah masa awal pembangunan Alsteltania," kata Yuka.

"Tepat sekali," balas Aurea.

"Jam berapa sekarang?" tanya Yuka.

"17:25," jawab Aurea.

"Sebaiknya kita mencari penginapan terlebih dahulu," kata Yuka.

"Ada sebuah bar yang meyediakan tempat menginap di distrik 775," balas Aurea.

"Ayo kita ke sana," ajak Yuka.

Aurea dan Yuka lalu berjalan kaki menuju ke distrik 775, yakni sebuah daerah padat penduduk di Alsteltania. Saat sampai di bar yang dituju, keduanya duduk di salah satu sudut bar, mencoba memahami lebih banyak mengenai situasi sekitar mereka. Di sekitar mereka, suasana bar yang hangat dan pencahayaan yang sedikit redup menciptakan atmosfer yang cukup nyaman. Entah mengapa, tiba-tiba perhatian mereka tertuju pada seorang perempuan yang duduk di pojok ruangan. Ia membawa sebuah pena yang menyala dalam gelap dan juga sebuah buku yang ukurannya cukup besar. Keduanya pun menghampirinya.

Aurea tersenyum ramah, "Halo, perkenalkan, nama saya Aurea, dan ini Yuka Hanagia. Kami baru saja sampai di kota ini. Apakah kami boleh sedikit bertanya tentang keadaan kota ini?"

"Halo, nama saya Citrine. Sepertinya kalian datang dari tempat yang sangat jauh, jika melihat jenis pakaian yang kalian pakai. Ada yang bisa kubantu?" balas perempuan tersebut.

Yuka, dengan penuh semangat, langsung masuk ke dalam percakapan, "Kami sedang mencoba memahami lebih banyak tentang kota ini. Namun, sepertinya kami tersesat saat berkeliling dan memerlukan sedikit bantuan.

Citrine mengangguk, "Tentu, aku bisa membantumu. Walaupun demikian, aku tidak sepenuhnya memahami area ini karena aku juga baru sampai di kota ini beberapa waktu yang lalu."

"Baru saja sampai? Memangnya apa tujuanmu datang ke kota ini?" tanya Yuka.

"Meneliti sejumlah hal. Kota ini adalah salah satu destinasi wisata yang menarik," jawab Citrine.

"Meneliti?" tanya Yuka.

"Aku adalah seorang peneliti. Aku meneliti banyak hal di berbagai tempat dan sekarang aku sedang tertarik terhadap kota ini," jawab Citrine.

Citrine menambahkan, "Untuk penelitian kali ini, aku berusaha mencari tahu lebih banyak tentang sistem pemerintahan, hak asasi, dan keadilan sosial di sini. Apa pendapat kalian mengenai hal-hal itu?"

Yuka memikirkan jawabannya sejenak, "Pertanyaan yang menarik. Sistem pemerintahan ideal, menurutku, adalah yang memadukan kebijakan sihir dan sains. Keduanya bisa saling melengkapi untuk menciptakan keseimbangan."

Citrine bertanya lagi, "Bagaimana dengan hak asasi dan keadilan sosial di negara ini? Bagaimana Alsteltania memperlakukan hal-hal itu?"

Yuka menjawab, "Setahuku, hak asasi adalah dasar dari keadilan itu sendiri. Setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau jenisnya, memiliki hak yang sama. Keadilan sosial memerlukan kesadaran terhadap kesenjangan sosial dan upaya bersama untuk mengatasinya."

Citrine menyimak dengan penuh perhatian, "Menarik sekali. Bagaimana dengan perkembangan sihir dan sains yang kamu bayangkan?"

Yuka menjelaskan, "Menurutku, Sains dan sihir perlu digunakan secara imbang untuk mencapai kemajuan. Kedua elemen tersebut saling mendukung dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru."

Percakapan pun berlanjut, membawa mereka ke dalam diskusi yang semakin mendalam tentang Alsteltania. Di antara tukar pikiran yang penuh wawasan, mereka belajar satu sama lain dan menciptakan ikatan yang tak terduga. Mereka melanjutkan percakapan yang semakin menarik di tengah atmosfer yang penuh dengan energi sihir. Yuka, yang selalu ingin tahu, bertanya lebih lanjut, "Citrine, menurutmu bagaimana hubungan antara sihir modern dan sains di masa ini? Apakah keduanya bersaing atau bekerja bersama?"

Citrine tersenyum, "Berdasarkan penelitianku, sains dan sihir di masa ini saling melengkapi satu sama lain. Kedua elemen itu diintegrasikan untuk mencapai kemajuan dalam berbagai bidang. Sihir dan teknologi bekerja bersama, menciptakan masyarakat yang maju dan harmonis. Walaupun demikian, penggunaan keduanya memerlukan pemahaman lebih lanjut agar dapat bekerja secara maksimal. Sepertinya, hal itulah yang masih kurang di negara ini ..."

Aurea menanggapi, "Sangat menarik melihat bagaimana kota ini berkembang."

Citrine tertawa ringan, "Namun, terkadang, kita dapat menemukan kebijaksanaan dan keindahan di tengah-tengah kekacauan."

"Apa maksudmu dengan kekacauan?" tanya Yuka.

"Hm? Kamu tidak tahu? Sudah dua tahun ini Alsteltania berada dalam badai salju abadi. Beritanya selalu ditayangkan setiap pagi oleh pemerintah," jawab Citrine.

Aku tidak ingat jika Alsteltania pernah mengalami badai salju lebih dari tiga bulan ... Apakah aku salah ingat, pikir Yuka.

Karena merasa ada yang janggal, Yuka bertanya kepada Aurea, "Apakah kamu mempunyai informasi terkait dengan badai salju di Alsteltania di abad ini?"

"Tidak, semua fenomena alam yang tercatat di sistem saya tidak mengindikasikan adanya perubahan cuaca ekstrem di tahun ini," jawab Aurea.

"Hmm ... Realita bisa sangat kejam ya ..." kata Citrine.

"Apa maksudnya?" tanya Yuka.

Tanpa menjawab pertanyaan Yuka, Citrine membuka buku miliknya dan menunjukkan sebuah halaman spesifik pada Yuka untuk dibaca. Di situ tertulis: Dia, sang putri kerajaan yang diasingkan, akan menemukan jalan kehidupannya di alam semesta sebagai penguasa.

"Apa maksud dari semua ini?" tanya Yuka lagi.

Citrine kemudian berdiri dan menuliskan sesuatu pada buku miliknya. Seketika, suasana sekitar mereka berubah. Kini, mereka bertiga berada di pusat kota Alsteltania di masa depan. Terlihat Alsteltania sudah hancur dan menyisakan reruntuhan saja.

"Lihatlah disekelilingmu. Inilah masa depan Alsteltania," kata Citrine.

"Masa depan? Mustahil!" balas Yuka.

"Percaya atau tidak percaya, realitas ini akan menjadi absolut apabila kamu, sang putri, tidak mengubahnya. Penggunaan teknologi yang eksesif tanpa diimbangi dengan moral akan membuat Alsteltania hancur," ujar Citrine.

"Mengubahnya? Apa yang harus aku ubah? Bagaimana kamu tahu tentang diriku? Apakah aku bisa mengubahnya?" tanya Yuka dengan ekspresi syok.

Sekali lagi, Citrine tidak menjawab pertanyaan Yuka dan beranjak pergi dari hadapan Yuka. Ia menghilang dalam sekejap. Tiba-tiba, Yuka merasakan sebuah tarikan yang menariknya ke realitas aslinya. Dalam sekejap, ia terbangun di sebuah instalasi kesehatan.

"Citrine!" teriak Yuka yang baru saja bangun dari kasurnya.

"Ya?" jawab Citrine yang saat itu tengah duduk di samping Yuka.

"A ... Apa yang terjadi? Di mana aku?" tanya Yuka.

"Sekarang kamu berada di Instalasi Kesehatan Republik Verista. Untuk apa yang terjadi denganmu, sepertinya dia yang lebih paham detailnya," jawab Citrine sambil melihat dan menunjuk ke arah Alicia.

"Ah ... Maaf tentang itu. Aku menaruh portal pseudoreality di balik pintu yang kamu masuki. Tadinya aku ingin ... Melakukan sedikit eksperimen, tetapi sepertinya terjadi sedikit insiden," ujar Alicia.

"Sedikit insiden katamu? Dia bisa meninggal apabila aku gagal untuk memicu kesadarannya," balas Citrine sambil menulis sesuatu di buku miliknya.

"Semua itu hanya mimpi?" tanya Yuka.

"Mari kita tidak membahas hal itu. Aku memiliki sesuatu yang penting untuk dibahas," ucap Rebecca yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.

"Eksperimenmu menarik perhatianku, Alicia. Tidak biasanya orang dari luar Verista dapat bertahan hidup setelah masuk ke portal pseudoreality," ucap Rebecca lagi.

"Benarkah?" tanya Alicia.

"Secara teknis, kemungkinannya hampir 100%," jawab Citrine.

"Untuk itu, aku ingin melakukan eksperimen lanjutan. Pertama-tama, aku ingin bertanya padamu, Yuka. Apakah kamu tertarik untuk menjadi seorang Intia?" tanya Rebecca pada Yuka.

"Menjadi seorang Intia? Aku tidak yakin dapat melakukannya," jawab Yuka.

"Kamu dapat memikirkannya setelah kamu pulih. Yang pasti, aku bisa pastikan bahwa kamu berhak untuk mendapatkan izin tinggal permanen apabila kamu menjadi seorang Intia," balas Rebecca.

"Aku akan mempertimbangkannya," kata Yuka.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu. Ada sesuatu yang harus kuurus," balas Rebecca yang kemudian keluar dari ruang perawatan.

"Sepertinya aku juga ada urusan. Aku duluan ya," ujar Alicia yang kemudian ikut keluar ruangan.

Seketika, ruang perawatan menjadi hening untuk sejenak.

"Menurutku tidak ada salahnya bagimu untuk menerima tawaran tersebut," ucap Citrine untuk memecah keheningan.

"Oh ya ... Aku belum memperkenalkan diriku secara formal. Namaku Citrine Alamara, Intia of Media & Research. Salam kenal," ucap Citrine lagi.

"Apakah apa yang ada di mimpiku itu benar adanya?" tanya Yuka.

"Aku tidak bisa mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi. Saat ini kondisi Alsteltania sedang tidak stabil akibat adanya upaya kudeta. Apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja, bisa saja akan terjadi kehancuran di Alsteltania akibat kepemimpinan yang buruk," jawab Citrine.

"Bagaimana kamu bisa tahu semua informasi ini?" tanya Yuka.

"Aku adalah seorang peneliti, Yuka. Aku mengamati semua informasi terbaru dari hampir semua planet yang ada di galaksi ini dan menelitinya," jawab Citrine.

"Oh ..." balas Yuka.

"Sebaiknya kamu fokus dalam pemulihanmu," kata Citrine.

"Di mana Aurea? Aku tidak melihatnya sejak tadi?" tanya Yuka.

"Dia ada di bagian farmasi. Karena ini berkaitan dengan ingatanmu, butuh waktu yang cukup lama untuk meracik obatnya," jawab Citrine.

"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Yuka.

"Tentu. Kesadaran sebuah Droid hanya akan terduplikasi saat masuk ke pseudoreality. Tidak akan ada dampak apapun di realitas asli," jawab Citrine.

"Terima kasih," balas Yuka.

"Aku akan pergi terlebih dahulu. Jika kamu membutuhkan bantuanku, silakan tekan tombol bantuan yang ada di belakang kasurmu," kata Citrine. Ia kemudian keluar dari ruang perawatan.

Apa yang harus kulakukan sekarang ..., pikir Yuka.

Beberapa minggu telah berlalu sejak insiden yang menimpa Yuka dan kini ia telah pulih sepenuhnya. Suatu hari, Yuka sedang duduk di sebuah taman. Kebetulan, Citrine juga sedang berada di taman tersebut untuk meneliti sesuatu. Citrine kemudian menghampiri Yuka.

"Sedang menikmati pemandangan di sini?" tanya Citrine.

"Begitulah. Aku masih bimbang dengan keputusanku," jawab Yuka.

"Jika ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan, jangan sungkan untuk menanyakannya," kata Citrine.

"Apakah semua Intia awalnya adalah manusia biasa?" tanya Yuka.

"Tidak. Sebagian dari mereka sudah memiliki kekuatan sebelum resmi menjadi Intia. Hanya saja, kekuatan tersebut masih belum diaktifkan dan hanya berupa potensi saja," jawab Citrine.

"Bagaimana denganmu?" tanya Yuka.

"Aku? Aku hanya manusia biasa pada awalnya. Aku menerima tawaran Rebecca untuk mengaktifkan potensiku dan menjadi Intia karena aku memiliki ketertarikan di bidang penelitian. Aku ingin dunia ... Atau setidaknya planet ini menjadi lebih baik," jawab Citrine.

"Aku juga masih ragu tentang apakah aku akan kembali ke Alsteltania lagi sebagai keluarga kerajaan," ucap Yuka.

"Saat ini, pilihan itu sudah hampir mustahil. Kamu sudah dinyatakan meninggal dunia di Alsteltania oleh pihak kerajaan. Aku mendengar beritanya ketika aku melakukan penelitian di luar planet beberapa waktu yang lalu," balas Citrine.

"Apakah kamu serius?" tanya Yuka.

Untuk membuktikan kepada Yuka, Citrine mengambil sebuah datapad dari tas miliknya. Ia mengakses arsip nasional Verista dan menunjukkan sebuah berita kepada Yuka.

"Seorang anggota militer bernama Maruyama Shiyaka menemukan identitas kerajaanmu. Setelah dilakukan investigasi, pihak kerajaan menyimpulkan bahwa kamu terlibat dalam kecelakaan. Walaupun demikian, aku yakin bahwa ada kebenaran yang mereka sembunyikan," ujar Citrine.

"Aku sempat bertemu dengan Shiyaka di Athoron saat akan mencairkan asuransi pesawat antariksa. Kurasa saat itu dia mencuri kartu identitasku. Tetapi aku tidak bisa menyalahkannya, karena aku sendiri yang pada saat itu berkomitmen bahwa aku tidak akan kembali ke Alsteltania," balas Yuka.

"Tetapi kamu masih peduli dengan rakyatmu, kan?" tanya Citrine.

"Tentu. Namun, saat ini aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu mereka," jawab Yuka.

"Kamu masih memiliki jiwa seorang pemimpin. Walaupun konsep idealismemu tidak sempurna, namun masih memiliki poin penting yang dapat diaplikasikan," kata Citrine.

"Aku penasaran, bagaimana bisa Alsteltania hancur di masa depan?" tanya Yuka.

"Aku tidak bisa memberikan detail secara rinci, namun secara garis besar, Alsteltania akan hancur akibat perang. Kebijakan politik luar planet dan juga korupsi di dalam negeri cepat atau lambat akan memperburuk situasi," jawab Citrine.

"Oh ... Semuanya kembali ke masalah dasar setiap negara ... Korupsi," balas Yuka.

"Sejauh ini, keluargamu dapat menjamin perkembangan Alsteltania dan membuatnya menjadi pusat peradaban galaksi. Namun jika kekuasaan tersebut diserahkan kepada pihak kolektif, maka masa depan Alsteltania akan menjadi taruhannya. Mereka semua memiliki cara, pandangan, dan tindakannya masing-masing untuk mengelola Alsteltania menjadi lebih baik atau buruk," ujar Citrine.

"Sepertinya hanya ada sedikit kesempatan untuk menyelamatkan Alsteltania," kata Yuka.

"Jadi, apakah kamu memiliki rencana khusus?" tanya Citrine.

"Mungkin. Kita lihat saja nanti," jawab Yuka.

Beberapa bulan kemudian ...

"Apakah semuanya sudah selesai dicetak?" tanya Yuka.

"Sudah. Semua dokumen yang Anda minta sudah saya cetak," jawab Aurea.

"Aku harap proposal ini disetujui oleh yang lainnya," kata Yuka.

"Proposal? Apakah tidak terlalu cepat bagi Anda untuk mengajukan sebuah proposal proyek besar sejak Anda resmi menjadi seorang Intia?" tanya Aurea.

"Aku tidak bisa menunda-nunda proyek ini. Ada banyak nyawa yang jadi taruhannya," jawab Yuka.

"Proyek seperti apa yang akan Anda laksanakan?" tanya Aurea.

"Diplomasi," jawab Yuka.

Yuka kemudian beranjak dari rumahnya menuju ke Istana Negara Verista. Di sana, ia bertemu dengan Rebecca yang sudah menunggunya.

"Selamat pagi Yuka. Apakah semua prasyarat nya sudah kamu penuhi?" tanya Rebecca.

"Ini dokumennya. Aku membutuhkan setidaknya 1 warship, 5 assault ship, 10 spaceship, 20 shuttle, dan 1000 droid untuk fase awal pengembangan planet," jawab Yuka.

"Berdasarkan laporan terakhir yang kamu berikan, sumber daya yang akan kamu manfaatkan adalah yang berhubungan dengan pangan dan pertambangan. Apakah itu sudah benar?" tanya Rebecca.

"Benar. Aku akan melakukan pembayaran atas semua aset tersebut dengan sumber daya yang aku dapatkan," jawab Yuka.

"Apa yang akan kamu lakukan setelahnya? Aku harap tidak ada aset dari Verista yang disalahgunakan," tanya Rebecca.

"Aku akan mendirikan serikat dagang dan mencoba berdiplomasi dengan planet-planet lain untuk mendapatkan sumber daya tambahan untuk Verista," jawab Yuka.

"Proposalmu cukup masuk akal. Aku akan memprosesnya," kata Rebecca.

"Aku akan berangkat bulan depan," kata Yuka.

"Baiklah. Aku akan memenuhi kuota aset sebelum keberangkatanmu. Semoga proyek ini dapat berjalan dengan lancar," balas Rebecca.

"Terima kasih," ucap Yuka.

Dengan proposal diplomasi yang telah disetujui, Yuka memulai langkah pertamanya menuju proyek besar pengembangan planet di luar sektor Verista. Keberaniannya untuk membawa perubahan di Verista dan mencoba menyelamatkan masa depan Alsteltania menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidupnya. Meskipun masih banyak rintangan yang harus dihadapi, Yuka yakin bahwa dengan tekad dan kepedulian terhadap rakyatnya, ia dapat membawa perubahan positif. Sebuah bab baru pun dimulai dalam kehidupan Yuka sebagai Intia, yang kini bukan hanya tentang dirinya sendiri, tetapi juga tentang nasib planet dan kehidupan banyak orang di alam semesta ini.