Chereads / Nanairo no Tenmondai / 七色 の 天文台 [Re-Published] / Chapter 70 - Chapter 3: Republik di Ujung Galaksi

Chapter 70 - Chapter 3: Republik di Ujung Galaksi

Di tengah perjalanan menuju Verista, Yuka dan Eivelle harus menghadapi badai antariksa yang sangat kuat dan berbahaya. Kabut tebal dan radiasi energi yang tidak terduga membuat perjalanan mereka semakin sulit dan membuat warship yang dikendalikan oleh Eivelle mengalami sedikit gangguan pada sistem manuver. Dalam usahanya untuk tetap selamat, Yuka mengaktifkan semua sistem pertahanan dan perisai pada warship milik Eivelle, sedangkan Eivelle memfokuskan perhatiannya pada navigasi dan manuver pesawat.

"Sepertinya badai di sini cukup berbahaya, membuat cloaking modem kita terpaksa dimatikan untuk menghindari kerusakan," kata Yuka sambil memantau layar kontrol.

Eivelle mengangguk setuju, "Kita harus berhati-hati. Tingkat intensitas badai antariksa di area ini berada pada level tertingginya sejak beberapa waktu yang lalu. Seharusnya warship ini dapat bertahan dalam kondisi ekstrem, namun ada baiknya kita mengambil langkah tambahan. Kita dapat terdeteksi oleh pesawat antariksa lain karena saat ini cloaking modem dalam keadaan nonaktif."

Ketika mereka terus menerjang badai, Yuka memutuskan untuk mencoba melewati bagian badai yang tampaknya lebih tenang. Namun, tiba-tiba, pesawat mereka terhantam oleh petir antariksa yang sangat besar. Listrik yang membelah langit, menghasilkan kilatan cahaya yang menyilaukan di dalam kabin.

"Kita terkena sambaran petir antariksa! Sistem pertahanan dalam keadaan kritis!" seru Aurea.

Eivelle berusaha untuk merespon dengan cepat, "Yuka, kita perlu mencari tempat yang lebih aman untuk melakukan perbaikan sistem. Jangan biarkan badai ini sampai merusak warshipnya."

"Aku akan menggunakan shuttle pribadiku untuk membuka jalan. Kalian tunggu di sini sambil terus berusaha untuk memperbaiki sistemnya," kata Yuka yang kemudian berlari menuju shuttle yang terparkir di hanggar dan menerbangkannya ke arah badai antariksa.

"Koneksi dengan shuttle telah berhasil. Komunikasi sudah dapat dilakukan," kata Aurea.

"Bagus," balas Eivelle. Ia kemudian berkata melalui sistem komunikasi, "Yuka, tolong carikan rute yang aman selagi aku berusaha untuk memperbaiki warship ini."

Yuka mengangguk dan mencoba memandu warship menuju area yang sedikit lebih tenang. Namun, badai antariksa yang tidak terduga terus menggempur mereka, membuat perjalanan semakin sulit. Dengan mengendarai shuttle miliknya, Yuka melakukan manuver pembuka jalur.

"Belokkan warship 35° ke kiri. Setelah 15 menit, belokkan 45° kembali ke kanan," kata Yuka.

Eivelle lalu mengarahkan warship ke arah yang relatif lebih aman sesuai dengan arahan Yuka dan meminta Aurea untuk memulai proses perbaikan sistem. Sementara itu, Yuka memantau kondisi sekeliling mereka dan berusaha menghindari serangan petir antariksa yang masih terus mengancam. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya berhasil memulihkan sistem pertahanan dan perisai pesawat. Badai antariksa yang intens pun mulai mereda, memberikan mereka kesempatan untuk bernapas lega. Yuka pun mengarahkan kembali shuttle miliknya kembali ke dalam hanggar warship.

"Syukurlah kita berhasil melewati badai ini. Sistem pertahanan dan perisai sudah pulih," ucap Eivelle.

Eivelle menyalakan kembali cloaking modem dan memeriksa kondisi warship, "Kerja bagus! Sekarang kita bisa melanjutkan perjalanan menuju Verista dengan aman."

Mereka kembali melanjutkan perjalanan melalui ruang angkasa yang penuh misteri dan berbahaya. Badai antariksa hanya salah satu dari banyak ujian yang harus mereka hadapi di dalam perjalanan menuju Verista, planet yang tampaknya menyimpan rahasia dan tantangan yang tak terduga. Setelah melewati rute angkasa yang mematikan, Yuka dan Eivelle akhirnya mendekati jalur utama sistem planet Verista. Mereka memutuskan untuk melakukan pendaratan di lapangan terbuka yang relatif aman di pusat kota Verista.

"Aku akan memproses pendaratan kita. Aurea, pastikan cloaking modem nonaktif selama proses ini, atau warship ini berpotensi hancur karena tabrakan," ucap Yuka sambil mempersiapkan shuttle.

Aurea menanggapi, " cloaking modem telah dinonaktifkan."

"Kalau begitu sekarang ikutlah denganku. Aku akan mendaratkan shuttle milikku di hanggar lain," ajak Yuka.

Yuka dan Aurea kemudian membawa Shuttle mereka keluar dari hanggar warship. Saat shuttle mendekati permukaan Verista, Yuka memantau dengan cermat melalui layar kontrol. Eivelle, yang masih duduk di ruang kendali warship, tetap fokus pada koordinasi pendaratan.

Shuttle milik Yuka menyentuh tanah dengan lembut, meskipun di dalamnya Yuka masih merasakan getaran kecil akibat sedikit kerusakan yang belum sempat diperbaiki. Setelah mendarat, Yuka segera mematikan mesin shuttle.

"Aurea, pantau segala aktivitas di sekitar kita. Carikan rute menuju ke hanggar warship milik Eivelle," perintah Yuka.

"Dimengerti," jawab Aurea.

Sementara itu, Eivelle yang sudah sekian lama berusaha mendaratkan warship miliknya akhirnya selesai melakukan pendaratan. Ia membuka pintu warship dan melihat sekeliling. Udara di Verista terasa berbeda, atmosfer di sana masih sejuk dan asri. Di hanggar tempat warship mendarat, Yuka dan Aurea sudah menunggu Eivelle.

"Selamat datang di Verista," ucap Eivelle.

"Indahnya ... Aku tak pernah melihat sebuah planet yang masih sehijau ini," balas Yuka.

"Planet ini ... Republik ini ... Adalah satu-satunya yang masih mempertahankan cara hidup alam semesta lama," kata Eivelle.

"Republik? Kukira standar pemerintahan di galaksi ini adalah kerajaan," balas Yuka.

"Tak semua planet mengikuti standar tersebut," ujar Eivelle.

"Planet ini sepertinya tidak begitu modern jika aku melihatnya dari sini," kata Yuka.

Eivelle dengan santainya menjawab,"Tentu saja. Semua fasilitas dan bangunan utama Planet Verista dibangun di bawah tanah. Wajar jika di sekitar sini hanya ada padang rumput dan hutan saja."

"Aku jadi penasaran dengan planet ini," balas Yuka.

"Ikutlah denganku. Aku akan mengajakmu berkeliling Verista," ajak Eivelle.

Setelah keluar dari hanggar pesawat antariksa, Eivelle, Yuka, dan Aurea berjalan ke arah stasiun.

"Ternyata di Verista masih ada kereta ya ... Menarik juga," kata Yuka.

"Kota Verista memiliki beberapa lapisan wilayah. Transportasi yang akan kita gunakan adalah kereta vertikal. Hanggar pesawat antariksa berada di tingkat 50. Aku ingin mengajak kalian ke pusat pemerintahan di tingkat -50," balas Eivelle.

"Hmm ... Di bawah tanah ya ... Kuharap tidak panas di sana," kata Yuka.

"Tentu saja tidak. Semua tingkat wilayah di Planet Verista sudah dilengkapi teknologi pengatur suhu," ujar Eivelle.

"Semuanya diatur dari satu sistem saja? Apakah tidak berisiko untuk menggunakan satu sistem seperti itu? Bagaimana jika terjadi pembajakan ataupun kerusakan?" tanya Yuka.

"Untuk sistem konfigurasi di Verista, kami menggunakan pengamanan ganda. Jika ada yang ingin melakukan konfigurasi teknologi planet, maka harus mengaktifkan subsistem teknologinya di waktu yang bersamaan. Subsistem tersebut berada di tingkat 50, 0, dan -50," jelas Eivelle.

"Jadi maksudmu jika aku ingin melakukan perbaikan sistem cuaca, aku harus mengaktifkan subsistemnya di ketiga tingkat tersebut?" tanya Yuka.

"Tepat sekali. Walaupun bukan solusi untuk tindakan kriminal, setidaknya itu dapat menghambat mereka," jawab Eivelle.

"Memangnya seberapa sering ada aksi kriminal di sini?" tanya Yuka.

"Sangat jarang. Karena populasi di Verista tidak banyak, maka program pemerintah dapat secara efektif diterapkan di seluruh penjuru planet sehingga masyarakat di sini bisa dibilang cukup sejahtera. Bahkan, hanya ada satu wilayah administratif pemerintahan di planet ini, yakni Kota Verista itu sendiri," jawab Eivelle.

"Menarik. Kalau begitu, apakah Verista dipimpin oleh seorang presiden?" tanya Yuka.

"Bisa dibilang begitu," jawab Eivelle.

"Dipilih langsung oleh rakyat?" tanya Yuka.

"Ya. Presiden di Verista langsung dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum setiap beberapa dekade," jawab Eivelle.

"Sudah berapa presiden yang menjabat sejak negara ini berdiri?" tanya Yuka lagi.

"Satu," jawab Eivelle.

"Satu? Maksudmu?" tanya Yuka.

"Hanya ada satu presiden semenjak Verista pertama kali berdiri lebih dari satu milenia yang lalu," jawab Eivelle.

"Bagaimana bisa ada makhluk biologis yang hidup lebih dari 1000 tahun?" tanya Yuka.

"Dia bukanlah manusia pada umumnya. Kamu akan mengerti jika kamu berbicara dengan orangnya secara langsung. Seharusnya ia sedang berada di istana negara saat ini. Ia juga menerima semua orang yang datang untuk menemuinya," jawab Eivelle. Ia kemudian berkata,"Bagaimana kalau aku mengantarmu ke pusat pemerintahan Verista terlebih dahulu?"

"Aku setuju," kata Yuka.

"Ikutlah denganku. Kereta nya sudah sampai," balas Eivelle.

Mereka lalu melangkah ke peron, siap memulai perjalanan luar biasa mengelilingi Planet Verista. Yuka dan Eivelle memasuki gerbong yang dipenuhi dengan cahaya futuristik dan teknologi canggih. Perjalanan menuju pusat pemerintahan Verista bukan sekadar perjalanan biasa. Kereta meluncur dengan kecepatan tinggi melalui jalur turunan melingkar, merangkul planet dengan gemuruh dinamis. Ketika mencapai tingkat satu tingkat wilayah di bawahnya, Yuka merasa terkejut oleh pengalaman baru yang tak terduga. Ternyata, setiap tingkat di Planet Verista memiliki troposfer tersendiri, menciptakan sensasi seolah semua penduduk berada di atas permukaan tanah. Yuka terpesona oleh pemandangan luar biasa yang terungkap di balik jendela kereta.

"Bagaimana bisa ada langit di bawah tanah seperti ini?" tanya Yuka.

"Rekayasa Planet. Proyeknya sudah dimulai semenjak beberapa abad yang lalu," jawab Eivelle.

"Pasti perlu sumber daya yang sangat banyak untuk menyelesaikan megaproyek seperti ini," balas Yuka.

"Tidak juga. Kami menemukan cara yang lebih efisien," ujar Eivelle.

"Efisien?" tanya Yuka.

"Ya, dengan menggunakan gabungan teknologi dan sihir," jawab Eivelle.

"Sihir? Maksudmu manipulasi elemen? Setahuku cukup mustahil mengubah bentuk planet dengan sihir saja," kata Yuka.

"Tentunya bukan dengan sihir konvensional. Hmm ... Sepertinya kamu memang akan lebih paham jika bicara langsung dengan pembuatnya. Lihat ini," balas Eivelle yang kemudian mengambil sebuah brosur dari sisi samping kursi penumpang.

"Brosur apa ini?" tanya Yuka.

"Ini adalah salinan rencana pengembangan Planet Verista oleh pemerintah. Tingkat 49 sampai -50 planet ini dimodifikasi dengan mengikuti konsep Agartha, sebuah peradaban yang dipercaya sebagai mitos," jawab Eivelle.

"Agartha? Aku tidak pernah mendengarnya. Apa di planet ini ada suatu tempat untuk mempelajari mengenai seluruh konsep Planet Verista?" tanya Yuka.

"Tentu, kamu bisa datang ke Museum Sejarah Planet Verista," jawab Eivelle.

"Aku akan mampir ke sana jika ada waktu," kata Yuka.

"Kita hampir sampai di pusat kota. Itu dia Istana Negara Verista," balas Eivelle sambil menunjuk ke arah sebuah gedung yang sangat besar.

"Kita berada di tingkat berapa sekarang?" tanya Yuka.

"-50," jawab Eivelle.

"Jadi pusat pemerintahan berada di tingkat paling bawah ya," kata Yuka.

"Benar," balas Eivelle.

Beberapa saat kemudian, Yuka dan Eivelle sampai di stasiun akhir. Setelah keluar dari stasiun, Eivelle langsung mengajak Yuka ke kantor imigrasi untuk mendapatkan izin tinggal sementara di Planet Verista.

"Apakah kamu tahu cara untuk mendapatkan izin tinggal tetap di sini?" tanya Yuka.

"Izin tinggal tetap? Apakah kamu tidak ingin kembali ke Athoron? Seingatku, kamu sedang mencari suaka karena sindikat kriminal, kan? Kurasa mereka tidak akan mencarimu lebih dari satu tahun," balas Eivelle dengan sebuah pertanyaan.

"Tidak. Aku sedang mencari tempat untuk menetap dan sepertinya planet ini sangat nyaman," kata Yuka.

"Apakah kamu memiliki kemampuan khusus?" tanya Eivelle.

"Tidak banyak yang bisa aku tawarkan. Tetapi jika kamu memerlukan ahli hukum atau pilot, aku rasa kemampuanku diatas rata-rata," jawab Yuka.

"Kamu bisa mengurus pendaftaran kependudukan di sini, tetapi setelah mendapatkan pengakuan kemampuan oleh presiden," kata Eivelle.

"Menarik," balas Yuka.

"Aku akan mengantarkanmu ke sana," ucap Eivelle.

"Terima kasih," balas Yuka.