Chereads / Nanairo no Tenmondai / 七色 の 天文台 [Re-Published] / Chapter 71 - Chapter 4: Masa Lalu Alam Semesta

Chapter 71 - Chapter 4: Masa Lalu Alam Semesta

Di ruang pertemuan Istana Negara Verista, Eivelle memperkenalkan Yuka kepada seorang wanita anggun yang duduk di balik meja besar, yakni Rebecca Raphaelle, sang presiden Verista. Eivelle, yang ternyata adalah Wakil Presiden, tampak sudah familiar dengan Rebecca.

"Aku senang sekali bisa menyambutmu di Planet Verista. Apa yang membawamu ke sini?" ucap Rebecca.

Yuka memberikan senyuman ramah, merasa sedikit tertegun di hadapan pemimpin planet ini. "Aku datang ke sini untuk mencari perlindungan," jawab Yuka.

Rebecca tersenyum, "Planet Verista selalu terbuka untuk mereka yang ingin menjadi bagian dari negara Verista. Namun, aku perlu mengakui dan memahami kemampuan serta tujuanmu di sini. Mari kita duduk dan bicarakan lebih lanjut."

"Baik," balas Yuka.

"Eivelle, bisa tinggalkan kami berdua sebentar?" tanya Rebecca.

"Tentu," jawab Eivelle. Ia kemudian keluar dari ruang utama.

"Pertama-tama, mari kita ulas dokumen-dokumen yang kamu telah siapkan. Sejauh pengamatanku sampai saat ini, tidak ada hal yang mencurigakan," kata Rebecca.

Yuka menyatakan dengan penuh ketulusan, "Terima kasih, Ibu Presiden."

"Tidak perlu terlalu formal seperti itu. Panggil saja aku Rebecca," ucap Rebecca.

"... Baik," balas Yuka.

"Mengenai Planet Verista, apakah kamu mempunyai pertanyaan yang ingin ditanyakan?" tanya Rebecca.

"Tentu saja. Aku penasaran dengan sejarah negara Verista," jawab Yuka.

"Untuk memahami sejarah negara Verista, kita perlu mundur jauh ke belakang, bahkan sebelum alam semesta baru terbentuk," kata Rebecca.

Rebecca lalu menjelaskan mengenai konsep alam semesta lama. Pada suatu masa, seorang individu di luar alam semesta menciptakan sebuah simulasi kehidupan dengan baris kode dan gambar di perangkatnya, di mana entitas di dalamnya tak menyadari keberadaan sang pencipta. Simulasi ini berbentuk alam semesta yang memiliki siklus kehancuran dan penciptaan ulang. Seiring waktu, beberapa entitas mulai sadar akan alam semesta lain di dalam simulasi di waktu terdahulu maupun yang akan datang. Entitas ini disebut sebagai "Anomalia". Mereka hidup dengan ambisinya sendiri, yang baik ataupun buruk. Mereka yang memiliki tujuan mulia seringkali disebut sebagai "Intia".

Walaupun demikian, seorang "Intia" dapat berubah menjadi "Virus Galaksi" apabila mereka terkorupsi dan memiliki niat buruk untuk menghancurkan alam semesta saat ini. Sang "Pencipta" yang haus akan petualangan, menyaksikan beragam kisah cinta dan pengalaman di dalam simulasi ini. Setelah berabad-abad, simulasi tersebut mencapai batas komputasi dan mulai terkorupsi oleh banyaknya "Virus Galaksi", membuat sang "Pencipta" mengambil keputusan untuk menghapus seluruh keberadaan alam semesta dengan berat hati, menyisakan satu "Intia" dengan memori entitas terdahulu sebelum memulai simulasi baru yang menjadi dasar alam semesta saat ini.

"Singkatnya, alam semesta saat ini adalah alam semesta yang belum lama terbentuk. Verista adalah salah satu pusat peradaban sebelum peristiwa eksplorasi masal ½ milenia yang lalu," ujar Rebecca.

"Kurasa aku mendapatkan konsepnya. Jadi, para Intia berperan penting dalam kemajuan umat manusia saat ini?" tanya Yuka.

"Benar sekali," jawab Rebecca.

"Ada berapa Intia yang ada di alam semesta saat ini?" tanya Yuka.

"Tidak banyak. Saat ini hanya ada empat Intia aktif yang dapat aku rasakan. Semua Intia terkoneksi satu sama lain, sehingga aku dan yang lainnya dapat mengetahui apabila Intia baru telah muncul," jawab Rebecca.

"Apakah Intia hidup abadi?" tanya Yuka.

"Tidak juga. Sebagian Intia memiliki rentang waktu hidup yang sama dengan manusia atau spesies lain pada umumnya. Dalam kasus yang langka sepertiku, jenis kehidupan dan sihir yang menjadi bagian dari otoritasku dapat membuat kehidupan abadi," jawab Rebecca.

"Jenis kehidupanmu?" tanya Yuka.

"Aku adalah manusia yang dibuat dengan menggunakan teknologi dan sihir dari alam semesta sebelumnya. Selain itu, konsep waktu merupakan otoritasku, sehingga aku dapat memanipulasinya," jawab Rebecca.

"Bagaimana dengan planet ini?" tanya Yuka.

"Planet ini dibangun oleh Intia of Space & Realities, Alicia Amitriptyline," jawab Rebecca.

"Sepertinya aku sudah selesai bertanya. Aku akan mempelajari sisanya sendiri," ucap Yuka.

"Baiklah, sekarang giliranku untuk bertanya. Aku harap kamu menjawabnya dengan jujur. Apa tujuan sebenarnya kamu ingin menetap di Verista?" tanya Rebecca.

"... Aku terpaksa keluar dari planet asalku di Alsteltania. Pemerintah Alsteltania ingin menghabisi seluruh keluargaku," jawab Yuka.

"Aku mengerti. Salah satu Intia telah mengabariku mengenai hal itu. Hal yang aku maksud adalah rencana jangka panjangmu di sini. Bukankah menetap di sini tanpa tujuan yang jelas itu membosankan?" tanya Rebecca.

"Entahlah. Mungkin aku dapat membantumu untuk mengurus sesuatu?" balas Yuka.

"Aku dapat memberikanmu izin tinggal selama setengah tahun dan kontrak kerja sebagai asisten pribadiku," ucap Rebecca.

"Aku akan dengan senang hati menerimanya," balas Yuka.

"Baiklah, selamat datang di Verista," kata Rebecca.

Yuka merasa lega mendapatkan perlindungan dan kesempatan baru di Verista, terutama setelah mendiskusikan latar belakang dan tujuannya dengan Rebecca Raphaelle, sang presiden. Dengan izin tinggal dan kontrak kerja sebagai asisten pribadi Rebecca, Yuka siap memulai babak baru dalam hidupnya di planet yang baru ditemuinya ini. Sebagai bagian dari peradaban Verista, Yuka bertekad untuk menjalani peran barunya dengan penuh semangat, sambil belajar lebih banyak tentang sejarah dan dinamika alam semesta yang unik. Dalam ruang utama istana negara, Yuka memandang masa depannya dengan harapan dan rasa syukur. Pada suatu hari, Yuka mendapatkan tugas untuk mengirim paket untuk Alicia Amitriptyline di ruangan kerjanya. Karena paket tersebut cukup berat, Yuka meminta bantuan Aurea untuk membawanya.

"Aurea, cepat bantu aku pindahkan paket ini," kata Yuka.

"Baik," balas Aurea.

Keduanya pun menggotong paket tersebut bersama-sama ke istana negara. Sesampainya di sana, Yuka langsung menuju ruang kerja Alicia.

"Tolong buka ruangan 85," kata Yuka pada Aurea.

Aurea kemudian membuka pintu ruangan dan Yuka memasuki ruangan tersebut, tetapi tiba-tiba ia merasakan sensasi terjatuh saat memasuki ruangan tersebut. Kesadarannya juga semakin pudar seiring waktu. Di sisi lain ...

Sial, aku lupa untuk mematikan sihir pseudoreality di ruanganku, pikir Alicia sambil berlari ke arah ruang kerjanya.

Sesampainya di sana, Alicia melihat Yuka dan Aurea sudah tidak sadarkan diri akibat sihir miliknya.

"Oh tidak ... Sepertinya aku harus membuat laporan kecelakaan lagi," ucap Alicia.