Pada hari itu, Yuka berhasil melarikan diri dengan membawa shuttle milik Aisaka keluar dari Planet Alsteltania dengan dibantu oleh droid humanoid penjaga kerajaan pribadinya, Aurea Alsteltania. Karena bahan bakar yang terbatas, Yuka memutuskan untuk mendaratkan shuttle tersebut di sebuah planet yang relatif dekat dari Alsteltania, yakni Planet Athoron, setelah beberapa minggu menjelajahi luar angkasa. Planet ini dikenal sebagai planet yang netral dan mempunyai potensi perdagangan yang sangat tinggi di bidang barang dan jasa.
"Sebentar lagi Anda akan sampai di pos jaga planet Athoron," ucap Aurea.
"Arahkan shuttle ini melalui jalur sipil. Aku akan menggunakan identitas lamaku sebagai warga sipil," balas Yuka.
"Bukan sebagai anggota kerajaan?" tanya Aurea.
"Aku masih ingin melanjutkan perjalanan ke planet lain. Jika aku menggunakan identitas anggota kerajaanku, maka aku akan berakhir di Alsteltania lagi," jawab Yuka.
"Dimengerti. Memproses kode aksesnya sekarang," kata Aurea.
"Aku akan segera kembali," balas Yuka sambil meninggalkan ruang kendali shuttle.
Tak berselang lama, Yuka kembali ke ruangan tersebut dengan membawa sebuah kartu.
"Masukkan kartu ini sebagai kode aksesnya," kata Yuka yang kemudian melemparkan sebuah kartu identitas pada Aurea.
"Kartu identitas Athoron ... Anda pasti membuatnya secara ilegal," balas Aurea.
"Aku membuatnya tanpa sepengetahuan pihak kerajaan beberapa tahun lalu. Namun yang pasti, identitas itu diterbitkan secara legal," ujar Yuka.
"Ah ... Sama seperti ibu Anda, selalu melakukan semuanya sesuai dengan keinginan hatinya," balas Aurea.
"Diamlah, Aurea. Cepat proses kode aksesnya agar kita bisa segera mendarat," kata Yuka.
Aurea lalu memasukkan kartu identitas milik Yuka ke dalam sistem identifikasi shuttle. Tak lama kemudian, terdengar suara jawaban dari operator planet.
"Shuttle ALSE-B23, silakan mendarat di hangar 500," ucap si operator.
"Dimengerti," balas Aurea.
Komunikasi kemudian dimatikan oleh Aurea.
"Tunggu, bukankah jumlah hangar sipil hanya sampai 250 saja?" tanya Yuka.
"Informasi terkait hal tersebut tidak tersedia di dalam database milik saya," jawab Aurea.
"Arahkan shuttle nya ke sisi lain planet. Hangar 500 berada di sana," kata Yuka.
"Dimengerti," balas Aurea.
Setelah mendengar instruksi dari Yuka, Aurea mengendalikan shuttle ke sisi lain planet. Namun di luar dugaan, sebuah badai petir yang lebih hebat tengah melanda bagian planet tersebut.
"Luar biasa, mereka ingin membunuh kita ... Atau mengusir kita secara halus," kata Yuka.
"Pendaratan dapat dilakukan dengan probabilitas keselamatan sebesar 50%. Apakah Anda ingin melanjutkannya?" tanya Aurea.
"Periksa ketersediaan hangar via situs informasi Athoron. Matikan juga sistem pendingin ruangan untuk menghemat bahan bakar," jawab Yuka.
"Dimengerti," balas Aurea.
Aurea kemudian melakukan apa yang Yuka perintahkan. Sementara itu, Yuka pergi ke ruangan logistik dan mengemas semua barang bawaannya dan semua dokumen shuttle. Setelahnya, Yuka kembali ke dalam ruang kendali.
"Kabar buruk, ketersediaan hangar sipil sama sekali tidak ada. Semua pesawat antariksa yang datang ke planet ini dialihkan ke hangar militer," kata Aurea.
"Baiklah kalau begitu, tidak ada cara lain. Kita akan tetap mendarat. Matikan semua sistem perlindungan pesawat dan persenjataan. Fokuskan semua energi ke sistem manuver," balas Yuka.
"Saya menentang keputusan tersebut. Mematikan keduanya akan menurunkan kemungkinan selamat sebanyak 25%. Apakah Anda akan tetap melakukannya?" tanya Aurea.
"Lakukan saja dan biarkan aku yang mengemudikan shuttle ini," jawab Yuka yang kemudian duduk di kursi navigator shuttle.
Selain mengambil alih kendali sistem manuver, Yuka juga mematikan sistem Aurea agar ia dapat fokus untuk mengendalikan shuttle.
"Sekarang, waktunya bersenang-senang," kata Yuka.
Yuka mengendalikan shuttle tersebut dengan kecepatan penuh menembus atmosfer sambil terus menghindari sambaran petir. Saat akan sampai di hangar tujuan, tiba-tiba saja sistem pendaratan tidak berfungsi, membuat Yuka mengambil keputusan yang cukup berbahaya. Ia membuang semua bahan bakar yang tersisa agar shuttle tidak meledak saat mendarat secara darurat. Untungnya, shuttle tersebut berhasil mendarat walaupun dengan sedikit kerusakan dan tanpa bahan bakar. Saat pendaratan selesai, Yuka kembali mengaktifkan sistem Aurea.
"Apakah ada yang saya lewatkan?" tanya Aurea.
"Periksa harga suku cadang sistem pendaratan dan bahan bakar untuk unit yang satu ini. Pendaratannya tidak semulus yang aku harapkan," jawab Yuka.
"Artinya terjadi kerusakan pada sistem pendaratan yang menyebabkan Anda membunag semua bahan bakarnya," kata Aurea.
"Begitulah," balas Yuka.
"Total biaya yang harus dikeluarkan adalah 750.000 kredit galaksi," kata Aurea.
"Hmm ... Masih cukup terjangkau. Baiklah, mari kita cari penginapan terlebih dahulu. Hanggar ini tipe terbuka, aku tidak mau tidur dengan suara bising dari sambaran petir," balas Yuka.
Yuka dan Aurea kemudian membawa barang bawaan keluar dari shuttle. Saat akan keluar dari hanggar, tiba-tiba shuttle mereka meledak akibat sambaran petir yang sangat besar. Aurea dan Yuka kemudian melihat ke arah shuttle miliknya yang telah hancur berkeping-keping.
"Melihat apa yang baru saja terjadi, total biaya yang harus Anda keluarkan adalah 5.750.000 kredit galaksi, untuk membeli shuttle baru berikut dengan bahan bakarnya," kata Aurea.
"Sial," balas Yuka.
"Atau jika shuttle ini telah diasuransikan, Anda bisa mengurusnya di kantor transportasi antariksa terdekat," kata Aurea.
Yuka kemudian berjalan kembali ke sisa-sisa shuttle untuk melihat benda apa saja yang bisa diambil. Setelah sekitar 30 menit mencari, Yuka memutuskan untuk mengambil sebuah cloaking modem, autopilot device, dan communication device dari sisa-sisa shuttle tersebut. Tak lupa pula, ia mengambil bukti kerusakan untuk diproses di kantor transportasi antariksa.
"Ayo kita berangkat. Cuaca di sini akan semakin buruk," kata Yuka.
Mereka berdua kemudian langsung menuju ke kantor transportasi antariksa. Sesampainya di sana, Yuka langsung mengeluarkan semua dokumen untuk memproses asuransi shuttle miliknya yang hancur. Namun tak sesuai dugaan, ternyata asuransi yang didaftarkan tidak mencapai 5.000.000 kredit galaksi, sehingga tidak memungkinkan bagi Yuka untuk membeli pesawat antariksa baru.
"Mohon maaf atas keterlambatannya, kami telah melakukan transfer kredit pencairan asuransi ke rekening Anda. Mohon untuk menandatangani finalisasi kontraknya di sini," kata si pengurus asuransi.
"Tunggu sebentar, mengapa jumlah kredit yang dihasilkan hanya 1.000.000 saja? Bukankah seharusnya sebesar 5.000.000?" tanya Yuka.
"Pesawat antariksa bertipe shuttle hanya dapat mencairkan penggantian kerusakan senilai 20% dari harga beli," balas si pengurus asuransi.
"..." Yuka terdiam, lalu kembali melihat isi finalisasi asuransi yang ia akan tandatangani.
Tiba-tiba, seseorang menepuk bahu Yuka. Saat Yuka melihat ke arah orang tersebut, terlihat ia mengenakan seragam militer Alsteltania.
"Permisi nona, apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.
"Tidak ada. Aku hampir selesai mengurus asuransi shuttle milikku yang rusak. Aku hanya sedikit bingung dengan nominal dana yang dapat dicairkan," jawab Yuka dengan berusaha untuk tenang.
Orang tersebut lalu melihat ke arah dokumen finalisasi asuransi milik Yuka lalu berkata kepada si pengurus asuransi, "Sepertinya ada kekeliruan di sini. Saya yakin bahwa semua pesawat antariksa kelas militer berhak untuk mendapatkan 50% penggantian dana."
Orang tersebut kemudian sedikit beradu argumen dengan si pengurus asuransi. Pada akhirnya, jumlah dana yang berhasil dicairkan ke rekening milik Yuka adalah sebesar 2.500.000 kredit galaksi, sesuai dengan apa yang seharusnya ia dapatkan. Saat orang tersebut akan keluar dari kantor transportasi antariksa, Yuka memanggilnya untuk berterima kasih.
"Terima kasih atas bantuanmu," kata Yuka.
"Tak apa. Itu bukan sesuatu yang besar," balas orang tersebut.
"Tetapi, bagaimana kamu bisa tahu bahwa shuttle tersebut merupakan kelas militer?" tanya Yuka.
"Karena shuttle tersebut awalnya merupakan milikku, sebelum aku memberikannya pada salah satu temanku," jawab orang tersebut.
"Shuttle itu awalnya milikmu?" tanya Yuka.
"Ya. Setelah aku membeli shuttle baru, aku memberikannya pada temanku Aisaka Momonoka sebagai hadiah," jawab orang tersebut.
"Jadi kamu kenal dengan Aisaka?" tanya Yuka.
"Tentu saja, aku berada di unit militer yang sama dengannya," jawab orang tersebut. Ia kemudian bertanya, "Apakah kamu juga mengenalnya?"
"Ya, dia adalah sahabatku," ucap Yuka.
"Ternyata dunia ini sempit sekali ya. Perkenalkan, namaku Maruyama Shiyaka. Kamu bisa memanggilku Shiyaka," balas orang tersebut.
"Shiyaka ... Boleh aku bertanya mengenai kabar terbaru di Alsteltania?" tanya Yuka.
"Aku tidak banyak mengetahuinya, karena aku sudah lebih dari satu bulan berada di sini. Namun setahuku, sang raja telah tiada akibat suatu insiden. Aku turut berdukacita untuknya. Dia adalah pemimpin yang bijaksana," jawab Shiyaka.
Saat Yuka akan menanyakan sesuatu, tiba-tiba Aurea muncul dan berkata, "Yang Mulia, saya baru saja mendapatkan informasi tentang lelang pesawat antariksa di hanggar 500."
Shiyaka lalu melihat ke arah Aurea dan berkata, "Aurea? Bagaimana kamu bisa berada di sini? Tunggu, kamu memanggilnya Yang Mulia ... Artinya ..."
"..." Yuka terdiam.
"Ternyata benar dugaanku, kamu adalah Yuka Hanagia Alsteltania, putri kerajaan yang sempat dikabarkan menghilang sejak beberapa waktu yang lalu," ujar Shiyaka.
"Yang Mulia memutuskan untuk mengasingkan diri dari Alsteltania," kata Aurea dengan suara pelan.
Shiyaka kemudian tersenyum dan berkata, "Tidak perlu memasang wajah takut seperti itu. Aku tidak akan melaporkan bahwa aku menemukanmu di sini. Aku yakin kamu mengasingkan diri dengan suatu tujuan. Aisaka sudah menceritakan semuanya padaku."
Yuka kemudian bertanya, "Apa kamu menempuh pendidikan yang sama dengan Aisaka?"
"Benar sekali. Aku dan Aisaka menempuh pendidikan di Akademi Militer Alsteltania. Saat ini aku sedang menjalani tugas lapangan untuk mengurus dokumen hukum di planet ini," jawab Shiyaka.
"Kalau begitu, apakah aku boleh meminta bantuanmu?" tanya Yuka.
"Tentu saja. Apa yang bisa aku bantu?" balas Shiyaka.
"Aku ingin mendapatkan saran mengenai pesawat antariksa mana yang harus aku beli," ucap Yuka.
"Pertama-tama, aku perlu tahu ke mana tujuan akhirmu. Tidak semua pesawat antariksa dapat digunakan untuk perjalanan jarak jauh," balas Shiyaka.
"Aku tidak tahu. Jika memungkinkan, planet yang sangat jauh dan tidak terikat hubungan diplomatis dengan Alsteltania," kata Yuka.
"Aku pernah mendengar tentang suatu planet yang terletak di ujung galaksi. Planet tersebut bernama Verista. Namun, aku tidak yakin bahwa planet itu benar-benar ada, karena planet tersebut tidak terdapat di dalam peta galaksi," balas Shiyaka.
"Jika aku berniat untuk ke sana, pesawat antariksa apa yang kamu sarankan?" tanya Yuka.
"Aku sarankan kamu memiliki pesawat antariksa bertipe warship ... Atau setidaknya versi kecilnya, yakni frigate. Perjalanan jarak jauh melewati banyak planet dapat relatif berbahaya karena melintasi daerah kekuasaan sindikat kriminal," jawab Shiyaka.
"Terima kasih atas sarannya. Aku akan berangkat sekarang," kata Yuka.
"Jangan lupa untuk mengatur ulang droidmu, agar tidak membocorkan rahasia tentangmu," balas Shiyaka.
"Tentu," kata Yuka.
Shiyaka kemudian pergi keluar dari kantor transportasi antariksa. Di sisi lain, Yuka dan Aurea pergi ke hanggar 500 untuk melihat lelang pesawat antariksa. Tanpa mereka sadari, Shiyaka yang tadi sudah pergi ternyata berhasil mendapatkan kartu identitas kerajaan milik Yuka. Sesampainya di sana, ada seorang laki-laki tua yang memberikan informasi spesifikasi pesawat antariksa yang akan dilelang tersebut. Pesawat antariksa ini bertipe warship dan memiliki dua mini hanggar untuk membawa shuttle. Namun karena warship ini merupakan keluaran lama, tidak ada yang ingin membelinya.
"Nona, apakah Anda tertarik untuk membeli warship ini?" tanya si penjual.
"Apakah warship ini masih berfungsi dengan baik?" balas Yuka.
"Tentu saja. Namun, shuttle bawaan warship ini sudah tidak ada, sehingga hanya menyisakan warship nya saja. Selain itu, cukup sulit untuk menavigasi warship ini," jawab si penjual.
"Boleh aku lihat isi nya terlebih dahulu?" tanya Yuka.
"Tentu saja. Mari saya antar," jawab si penjual.
Yuka dan si penjual kemudian melihat isi dari warship tersebut. Walaupun warship ini merupakan keluaran lama, namun interior nya masih sangat bagus dan layak untuk digunakan. Setelah selesai melihat-lihat, Yuka kemudian pergi menghampiri Aurea yang saat itu menunggu di depan hanggar.
"Aurea, coba periksa kompabilitas suku cadang shuttle lama kita dengan warship ini," kata Yuka.
"Warship ini merupakan keluaran lama dan kode identifikasinya adalah VERS-CP2. Semua device yang Anda ambil kompatibel dengan warship ini," kata Aurea.
"Terima kasih atas infonya," balas Yuka.
Setelah itu, Yuka lalu pergi kembali menemui si penjual dan menanyakan harga terakhir dalam lelang tersebut. Si penjual mengatakan bahwa pembeli terakhir menawar dengan harga 7.500.000 kredit galaksi. Karena merasa tidak memiliki cukup kredit galaksi, Yuka pun mengurungkan niatnya untuk membeli warship tersebut untuk sementara waktu. Yuka lalu menemui Aurea dan bertanya, "Apakah di sini ada yang sedang membutuhkan jasa dan membayar dengan harga tinggi?"
Aurea kemudian menjawab, "Berdasarkan hasil analisis saya, pekerjaan dengan bayaran terbesar yang mungkin anda kerjakan saat ini adalah jasa mengantar suplai pangan ke Veridia. Misi ini diinisiasikan oleh Valyra Cherylisia melalui laman resmi transaksi Athoron."
"Menjadi kurir? Berapa bayarannya?" tanya Yuka.
"15.000.000 kredit galaksi," jawab Aurea.
"15.000.000 kredit hanya untuk pengiriman? Apakah tawaran ini benar adanya? Kalau begitu mari kita cek, siapa tahu kita bisa membantunya," kata Yuka.
Keduanya pun langsung menuju ke kantor transaksi Athoron untuk menanyakan detail dari misi pengantaran ini langsung ke inisiatornya. Sesampainya di sana, sang administrator mengatakan bahwa Valyra sedang menunggu di hanggar 499. Yuka dan Aurea kemudian pergi ke sana.
"Aku penasaran seberapa berbahaya misi pengantaran ini sampai Valyra berani membayar 15.000.000 kredit galaksi," kata Yuka.
"Veridia adalah negeri yang sering mengalami perang sipil, sehingga sangat berbahaya bagi siapapun yang akan masuk ke sana. Pasti saat ini sedang terjadi perang sipil sehingga akses masuk planet tersebut diblokir oleh pasukan separatis," balas Aurea.
"Lihat, itu dia orangnya. Sepertinya dia sedang berbicara dengan seseorang," kata Yuka sambil menunjuk ke arah hanggar 499.
Saat memasuki hanggar, Valyra dan satu orang lainnya menghampiri Yuka dan Aurea.
"Apa kalian datang ke sini untuk misi pengantaran suplai?" tanya Valyra.
"Benar. Kami datang untuk misi itu," jawab Yuka.
"Kalau begitu, perkenalkan, namaku Valyra Cherylisia. Orang disebelahku adalah Valeria Eivelle," balas Valyra.
"Namaku Yuka Hanagia dan dia Aurea, droid milikku," kata Yuka sembari memperkenalkan Aurea.
"Droid? Lumayan mirip dengan manusia. Apakah ini droid kelas militer?" tanya Eivelle.
"Ya," jawab Yuka.
"Kebetulan sekali, pasti dia mempunyai kemampuan untuk melakukan manuver pesawat antariksa," balas Eivelle.
"Jadi, apa tujuanmu menerima misi ini?" tanya Valyra.
"Aku ingin membeli warship di hanggar 500," jawab Yuka.
"Sepertinya kalian mempunyai tujuan yang sama," ujar Valyra pada Eivelle dan Yuka.
"Apa maksudmu?" tanya Yuka.
"Aku juga ingin membeli warship di hanggar 500. Aku menggadainya beberapa bulan yang lalu karena membutuhkan uang, sekarang aku ingin mendapatkannya kembali dan pulang ke planet asalku," jawab Eivelle.
"Planet asalmu?" tanya Yuka lagi.
"Planet Verista. Warship tersebut juga merupakan produksi Planet Verista," jawab Eivelle.
"Wah, kebetulan macam apa ini. Saat ini aku sedang mencari cara untuk datang ke planet itu," kata Yuka.
"Datang ke Verista? Mengapa kamu ingin ke sana?" tanya Eivelle.
"Aku ingin mencari suaka," jawab Yuka.
"Mengapa?" tanya Eivelle.
"Sedikit masalah klasik. Aku sedang ditarget oleh sindikat kriminal," jawab Yuka.
"Hmm ... Baiklah, aku akan mengantarmu. Tapi, aku ingin warship tersebut menjadi milikku," kata Eivelle.
"Tidak masalah, selama aku bisa sampai ke sana," balas Yuka.
"Jika kalian sudah memiliki kesepakatan, sekarang mari kita bahas untuk rencananya," ujar Valya.
Keempatnya lalu membahas bagaimana teknis pelaksanaan pengiriman suplai pangan ke Veridia. Dikarenakan adanya blokade oleh pihak separatis, Valyra telah menyiapkan satu assault ship dan empat spaceship untuk menerobos blokade tersebut. Setelah selesai menyusun strategi, keempatnya segera berangkat menuju Veridia. Di jalur masuk planet Veridia, spaceship yang dikemudikan oleh Yuka dan Eivelle keluar dari hanggar assault ship lalu meluncur menuju blokade yang dijaga ketat oleh pasukan separatis. Kedua spaceship itu bergerak dengan gesit, menghindari serangan pertahanan musuh.
"Aurea, aktifkan sistem pertahanan assault ship. Yuka, tembak meriam utama mereka," perintah Valyra melalui communication device.
Di dalam assault ship, Aurea dengan cepat mengaktifkan perisai dan sistem pertahanan, sementara Yuka membidik target musuh dengan senjata canggih yang dipasang pada spaceship miliknya.
Pesawat-pesawat separatis mulai menyerang, peluru energi melintas di antara kedua spaceship, namun Yuka dengan lihai menghindari setiap serangan dan membalasnya dengan tembakan presisi. Eivelle, di spaceship yang berbeda, juga menunjukkan keterampilannya dalam pertempuran antariksa dengan memanuver pesawatnya dengan keahlian tinggi.
"Ayo maju, kita akan membuka jalur ini sekarang!" seru Yuka, sambil terus memanuver pesawatnya.
Beberapa saat kemudian, kedua spaceship berhasil melewati blokade pertahanan musuh dan masuk ke atmosfer Veridia. Di saat yang bersamaan, Valyra memandu assault ship menuju tempat pendaratan yang telah ditentukan.
"Aurea, pastikan kondisi landasan aman untuk melepas kargo!" perintah Valyra.
Aurea mengonfirmasi keamanan di sekitar mereka, dan dengan cekatan, pintu kargo assault ship terbuka, melepaskan suplai pangan yang sangat dibutuhkan oleh penduduk Veridia. Sementara itu, Yuka dan Eivelle terus melibas musuh di angkasa, memberikan perlindungan bagi Valyra dan kargo mereka. Setelah menyelesaikan tugas mereka, Yuka dan Eivelle kembali masuk ke assault ship.
"Kami berhasil, Valyra. Kapan kita bisa kembali ke Athoron?" tanya Yuka.
Valyra menjawab, "Saat ini. Semua sistem telah berfungsi dengan baik. Kita kembali ke Athoron sekarang."
Assault ship bersama-sama dengan spaceship yang telah berada di hanggar kembali meluncur ke luar angkasa, meninggalkan Veridia yang kini telah mendapatkan suplai pangan yang sangat dibutuhkan. Keempatnya melihat ke arah planet tersebut, merasa lega telah berhasil menyelesaikan misi yang penuh tantangan ini. Setibanya di Athoron, Valyra langsung mentransfer 5.000.000 kredit galaksi pada Eivelle dan 10.000.000 kredit galaksi untuk Yuka. Saat itu juga, Eivelle langsung membeli warship di hanggar 500 dan melakukan persiapan untuk lepas landas.
Sementara itu, Yuka membeli sebuah shuttle kecil dan cloaking modem untuk dipasang ke shuttle baru miliknya. Yuka juga mengatakan pada Eivelle bahwa ia akan memberikan cloaking modem lama miliknya apabila ia diperbolehkan untuk membawa shuttle barunya di dalam warship milik Eivelle, yang langsung disetujui oleh Eivelle. Ketiganya pun berangkat menuju Verista, sebuah republik yang sangat jauh dari peradaban umat manusia.