Puluhan tahun setelah peristiwa Mystia, sebuah peristiwa yang melenyapkan separuh populasi manusia terjadi, seorang ilmuwan bernama Elvina bersama dengan dua orang muridnya, yakni Estella dan Sylviane, memulai sebuah proyek untuk mencari tahu asal usul kejadian tersebut. Ketiganya sampai pada suatu kesimpulan bahwa peristiwa Mystia disebabkan oleh sebuah komet yang datang dari dunia lain melalui sebuah gerbang bernama Dimension Gate. Satu pertanyaan besar pun muncul, yakni apa yang ada di balik Dimension Gate. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata di sekitar Dimension Gate sudah sering terjadi fenomena aneh yang tak bisa dijelaskan oleh para peneliti. Mereka pun berniat untuk melintasi Dimension Gate sebagai usaha mencari tahu keberadaan kehidupan di luar semesta mereka, Termiverse. Namun, rencana mereka tak seindah kenyataan. Saat ini perang galaksi antara beberapa pemerintahan sedang berlangsung. Beberapa artefak yang digunakan untuk membuka Dimension Gate telah dirampas dan disembunyikan di beberapa tempat yang sangat jauh.
Elvina, Estella, dan Sylviane lalu memulai misi untuk mencari artefak untuk membuka Dimension Gate. Setelah beberapa artefak telah terkumpul, Estella dan Sylviane dikejutkan dengan kabar bahwa Elvina menghilang saat mencari salah satu artefak di tempat yang tidak diketahui. Keduanya pun menelusuri daerah tempat Elvina menghilang, tetapi mereka malah diserang oleh pasukan tak dikenal. Spaceship miliknya, Spectator, dikejar saat akan melarikan diri setelah mendapatkan artefak yang mereka cari.
"Cepat nyalakan akseleratornya! Pelindung Spectator sudah tak bisa menahan serangan lebih dari ini," ujar Estella.
"Tahan dulu, akseleratornya baru bisa digunakan 30 detik lagi," balas Sylviane.
Estella mengarahkan meriam foton ke arah spaceship musuh. Namun, perisai musuh dapat menangkal serangan Estella.
"Sial, kita kehabisan daya! Sylviane, bisa isi ulang meriam foton?" tanya Estella.
"Ya, sebentar," jawab Sylviane. Ia kemudian menekan tombol hitam pada layar monitor yang ada di hadapannya. Meriam foton pun dapat digunakan kembali.
"Apakah akseleratornya sudah siap?" tanya Estella.
"Ya, sekarang aku akan menyalakan akseleratornya. Bersiaplah," ujar Sylviane.
"Baiklah," balas Estella.
Sylviane kemudian menekan sebuah tuas yang merupakan akselerator yang dimiliki oleh spaceship Spectator. Namun saat akan meluncur ke koordinat yang telah ditentukan, sebuah tembakan berhasil mengenai mesin utama Spectator. Di sisi lain, Spectator dapat kembali ke Galaksi Bimasakti. Beberapa waktu kemudian ...
"Hampir saja kita terpanggang di sana," kata Sylviane.
"Ya, berkat orang-orang aneh yang mengejar kita. Tetapi, untunglah kita berhasil melarikan diri," balas Estella.
"Jangan senang terlebih dahulu, kita masih harus mencari beberapa artefak lagi. Selain itu, kita juga harus memikirkan cara kembali ke bumi. Mesin utama spaceship ini sudah dirusak oleh mereka, jadi kita tak bisa melakukan banyak hal," ucap Sylviane.
"Di mana lokasi kita sekarang?" tanya Estella.
"Tata surya, tepatnya di planet Uranus," jawab Sylviane.
"Oh bagus, sekarang kita terjebak. Tata surya adalah daerah netral dan tidak terlibat dengan perang galaksi, jadi kita tidak bisa mengharapkan bantuan di sini," kata Estella.
"Lalu, apa yang kita akan lakukan sekarang?" tanya Sylviane.
"Apakah mini spaceship kita masih berfungsi?" balas Estella.
"Hanya satu dari tiga yang berfungsi," jawab Sylviane.
"Kalau begitu kamu ke Akademi Cryllis sekarang, bawa artefaknya. Aku akan menyusul," balas Estella.
"Aku tak akan pergi jika tak bersamamu. Lebih baik kamu saja yang pergi," kata Sylviane.
"Ya ampun, aku benci sifat keras kepalanya," pikir Estella.
Estella dan Sylviane lalu diam untuk beberapa saat, tak ada sepatah kata pun yang terucap. Di menit-menit berikutnya, Estella dengan cepat mengambil senjata kejut dan menggunakanya pada Sylviane, membuatnya pingsan seketika.
"Maaf ya, aku tak mau bertele-tele dalam misi ini," kata Estella perlahan.
Estella kemudian memasukkan Sylviane ke dalam mini spaceship dan kemudian mengatur koordinat tujuannya ke bumi, tepatnya ke Akademi Cryllis. Ia lalu meluncurkan mini spaceship tersebut. Setelahnya, Estella mencoba untuk menyusul Sylviane. Ia mencoba untuk menghubungi semua frekuensi darurat yang tersedia di spaceship miliknya, namun tak ada satu pun yang dijawab. Setelah berdiam diri selama hampir dua jam, akhirnya ada sebuah kapal induk yang kebetulan melintas. Estella pun langsung mengontak kapal induk tersebut dan akhirnya berhasil membawa spaceship miliknya masuk ke dalam kapal induk tersebut. Saat keluar dari spaceship miliknya, Estella melihat seorang perempuan sudah menunggunya.
"Terima kasih telah menolongku," ucap Estella.
"Sama-sama. Ada masalah apa dengan spaceship mu?" balas perempuan tersebut.
"Emm ... Menabrak asteroid," ucap Estella.
"Kamu yakin? Kerusakannya lebih terlihat seperti bekas tembakan lho," balasnya.
"Panjang ceritanya," kata Estella.
"Boleh kulihat catatan galaksimu? Aku tidak mau berurusan dengan tindakan kriminal," ucapnya.
"Tentu," balas Estella sambil menyerahkan sebuah kartu.
Himeka melihatnya dan berkata," Baiklah, tidak ada masalah. Tetapi di sisi lain, ini sangat menarik."
"Maksudmu?" tanya Estella.
"Nama belakangmu sama denganku. Oh ya, perkenalkan namaku Himeka Seisshara," jawab Himeka.
"Wah kebetulan macam apa ini? Apa mungkin kita saudara?" kata Estella.
"Entahlah, tetapi kurasa tidak," balas Himeka.
"Yah benar juga ya," ujar Estella.
"Baiklah. jadi apa yang kamu perlukan?" tanya Himeka.
"Aku perlu menuju ke Akademi Cryllis. Ada sesuatu yang harus kulakukan di sana," jawab Estella.
"Akademi Cryllis? Baiklah, aku akan antarkan kamu ke sana. Kebetulan aku dulu bersekolah di akademi yang sama, jadi kurasa aku akan sekalian mengunjungi kembali tempat itu," balas Himeka.
"Kamu pernah bersekolah di Akademi Cryllis? Aku juga dahulu bersekolah di sana. Tetapi, aku belum pernah bertemu denganmu sebelumnya," ujar Estella.
"Hmm ... Mungkin itu karena kita mengambil jurusan yang berbeda. Kurasa kau tahu Akademi Cryllis adalah tempat yang sangat besar, kan?" balas Himeka.
"Ya, mungkin kau benar," kata Estella.
Di sisi lain, Sylviane yang telah berada di Akademi Cryllis sedang berusaha untuk mencoba membujuk Kirania, pimpinan akademi tersebut untuk mengirimkan bantuan.
"Kan sudah kubilang spaceship itu jangan sampai rusak. Aku harus menghubungi seseorang yang lokasinya jauh dari sini untuk mereparasinya," ucap Kirania.
"Ya maafkan aku soal hal itu, lagipula ibumu juga sering merusaknya," balas Sylviane.
"Sepertinya sifat ibuku diwariskan ke kamu dan Estella. Tetapi ya sudahlah, yang penting artefaknya berhasil kalian temukan," keluh Kirania.
"Kalau begitu aku akan memberikan koordinat Estella padamu ya," kata Sylviane.
"Sebentar," balas Kirania.
Sesaat mengatakan hal tersebut, terdengar bunyi alarm darurat di ruangan tersebut yang menandakan bahwa seseorang telah mendarat di Akademi Cryllis.
"Sepertinya ada seseorang yang datang ke sini. Ayo kita lihat mereka terlebih dahulu," ajak Kirania.
Sylviane dan Kirania kemudian melihat siapa yang baru saja mendarat di Akademi Cryllis pada saat itu. keduanya sedikit terkejut saat melihat Himeka dan Estella yang baru saja turun dari sebuah kapal induk.
"Wah panjang umur, baru saja aku akan mengirimkan bantuan," ujar Kirania.
"Semua ini berkat Himeka. Dia yang menolongku," balas Estella.
"Ah pas sekali. Himeka, bisa tolong reparasi spaceship milik Estella? Dia memerlukannya untuk sebuah penelitian," kata Kirania.
"Penelitian?" tanya Himeka.
"Ya, penelitian Dimension Gate. Kurasa kamu sudah pernah mendengarnya karena kamu pernah bertanya tentang itu," jawab Kirania.
"Ah sekarang aku ingat. Ya, benar. Dulu aku pernah berniat untuk bergabung dengan penelitian itu, tetapi tidak bisa karena aku belum menemukan asisten untuk menjaga seluruh armada dagang milikku," ujar Himeka.
"Bagaimana kalau sekarang kamu bergabung dengan mereka?" tanya Kirania.
"Boleh saja. Urusanku dengan persatuan dagang juga sudah selesai," jawab Himeka.
"Kamu memiliki afiliasi dengan persatuan dagang?" tanya Sylviane.
"Ya, benar. Memangnya ada apa?" jawab Himeka.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya kurang percaya dengan persatuan dagang. Mereka biasanya suka mengambil keputusan aneh saat situasi darurat," ucap Sylviane.
"Hahaha, bisa saja kamu. Tetapi sayangnya, aku hanya membeli tempat tinggal dan mendirikan usaha di sana, bukan menjadi bagian dari pemerintahannya, jadi aku tidak terikat dengan pengambilan keputusan pemerintahan. Lagipula, aku memiliki afiliasi yang lebih kuat dengan republik kok," balas Himeka.
"Baiklah, kesampingkan itu semua. Aku telah menemukan lokasi baru tempat artefak yang kalian cari berada," ucap Kirania.
"Wah cepat sekali. Di mana lokasinya?" tanya Estella.
"Lokasinya ada di Kerajaan Tryx, sebuah daerah kerajaan yang tak terlalu jauh dari sini. Kabar terakhir yang aku bisa berikan adalah artefak itu berada di tangan sang ratu, Florel. Aku tidak bisa memberikan detail lebih banyak lagi," jawab Kirania.
"Hmm ... Sepertinya akan sangat sulit untuk mendapatkannya," kata Sylviane.
"Yang pasti, utamakan keselamatan kalian dan jangan sampai merusak spaceship kalian lagi. Suku cadangnya sudah semakin sulit untuk ditemukan. Aku tidak mau sampai harus membuatnya sendiri hanya untuk dirusak oleh kalian," ujar Kirania.
"Ya. Kalau begitu kami akan berangkat besok. Lebih cepat lebih baik," kata Estella.
"Mau menginap di Akademi Cryllis?" tanya Kirania.
"Tidak perlu. Spaceship di sana sudah seperti hotel bagi kami," jawab Estella sambil menunjuk ke arah kapal induk.
"Oh sekarang aku menyesal telah menghabiskan uang untuk meningkatkan fasilitas spaceship itu," ucap Kirania.