Chereads / Last Shelter Online (Bahasa Indonesia) / Chapter 7 - Player Cantik

Chapter 7 - Player Cantik

Setelah melewati jalanan yang sangat sepi selama lebih dari lima menit, Hiro tiba di titik koordinat tujuannya.

NPC Ron adalah seorang pria dengan pakaian petualang yang terlihat lusuh dan kotor. Ia berdiri dengan bantuan sebuah tongkat untuk menggantikan kaki kirinya yang terluka dan sedang diperban. Berdiri tepat di depan sebuah hutan yang terlihat sangat gelap dan mengerikan.

Hiro berjalan menghampiri NPC Ron yang langsung menyambutnya dengan sebuah senyuman ramah.

"Ini," Hiro menyerahkan sebuah surat yang lengkap dengan amplopnya ke NPC Ron.

"Quest [Gadis yang hilang], player harus membentuk sebuah party minimal dua orang untuk bisa masuk [Dungeon: The Dark Forest]."

"Apa'an?!"

"Astaga!"

Hiro melihat sekitar, mencoba menemukan player lain yang sedang berada di dekat lokasi itu. Namun, sejauh mata memandang, ia hanya melihat hutan belantara, ia bahkan tak sadar telah sampai di ujung hutan, sangat gelap.

Tidak ada siapapun di sana.

Hiro menghela napas kecewa. But,

Suddenly, ia mendengar sebuah teriakan dari belakang NPC Ron.

"KYAAAAA!"

Sesuatu melayang keluar dari dalam kegelapan yang pekat di belakang NPC Ron, melesat dengan cepat. NPC Ron menggeser posisinya berdiri setelah mendengar teriakan itu dan —

WOOOSH!

Brakkk!!!

Hiro tak sempat menghindar saat NPC Ron tiba-tiba menggeser kakinya. Sesuatu yang keluar dari kegelapan di belakang NPC Ron itu adalah seorang player. Seorang gadis.

"Sakittt!"

Gadis itu baru saja dimuntahkan oleh dungeon [Dark Forest] karena memaksa masuk tanpa memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sistem. Tubuhnya terpental, terdorong ke belakang kuat-kuat dan menghantam Hiro yang tak tahu apa-apa.

"Aduh." Hiro mengerang, ia tak bisa bergerak karena tubuh gadis itu masih menimpanya.

[-80]

Di LSO, health point player bisa berkurang karena banyak hal terutama saat player menerima rasa sakit dari hal itu.

"..."

[Level 13. Liberty. Ranger. First-Year Student]

Gadis itu memiliki rambut white platinum color yang panjang dan wangi. Ia mengenakan seragam sekolah yang sama dengan milik Hiro, kecuali bawahannya yang berbentuk rok.

Hiro bisa merasakan sesuatu yang terasa lembut, berbulu dan hangat di atas telapak tangan kanannya. Refleks tangannya pun mencengkramnya. Tapi–

"KYAA!"

"Kau! Mesum!"

Bam!

[110]

Gadis itu meninju wajah Hiro sekuat tenaga hingga Hiro mimisan.

"Ahhh…" Hiro mengerang menahan sakit.

Butuh dua menit untuk Hiro bisa bangkit berdiri kembali dan mencerna apa yang baru saja menimpanya sejauh ini.

Dan ia nyaris tak percaya dengan apa yang ia temukan.

Gadis itu memiliki wajah malaikat. Jelas sekali kalau gadis itu bukanlah orang Jepang. Dia memiliki wajah, kulit, dan postur tubuh caucasian.

Dan wajah gadis itu telah berubah menjadi merah padam, dan ia sedang memegangi sesuatu yang panjang dan berbulu, terhubung ke bagian belakang tubuhnya.

"Sebuah ekor?!" Hiro memekik tak percaya.

Selain itu…

"Kuping serigala?!"

Gulp!

Ia menelan ludah, ia tak menyangka kalau physical appearance dari beast core akan sangat cocok untuk gadis itu.

Mata Hiro tak bisa berhenti menatap kedua telinga berbulu yang terlihat lembut itu, ia penasaran bagaimana rasanya memegang telinga itu.

"Apa yang kau lihat, Dasar Mesum?! Humph!"

Gadis itu berpaling dan pergi meninggalkan Hiro lalu berjalan menghampiri NPC Ron.

"Sudah ku sebutkan, player harus berada di dalam party untuk bisa masuk ke dalam dungeon itu." jelas NPC Ron sebelum Liberty mengucapkan apapun padanya.

"Hei! Aku hanya ingin menyelamatkan putrimu! Kenapa kau malah melarangku, Dasar Pak Tua Penakut?!"

"..."

Hiro tak menyangka kalau gadis itu akan berbicara pada NPC layaknya percakapan normal yang melibatkan emosi.

Namun, pertikaian player dan NPC di hadapannya itu membuat Hiro kembali teringat tujuannya datang ke tempat itu.

Dan kalau gadis itu juga memiliki quest yang sama, maka waktu yang tepat bagi Hiro untuk memaksa gadis itu masuk ke dalam party miliknya.

"Ehem." Hiro berdeham untuk mendapatkan perhatiannya.

"Apa kau masih mau menyelamatkan gadis itu?"

"..."

Tanpa basa-basi lagi, Hiro memanggil sistem HUDnya untuk menggunakan sistem undangan party kepada Liberty.

[Undangan Party: NightFall telah mengundangmu untuk bergabung dalam party miliknya. Terima? (30 detik auto menolak)]

"Apa ini? Sesuatu muncul di depan mataku–NightFall? Siapa NightFall?" ia tampak terkejut menerima undangan party itu.

"Username milikku, terimalah. Kalau kau masih ingin menyelamatkan gadis yang hilang itu, kau harus menerima undangan party dariku. Kita akan pergi bersama mencarinya." jelas Hiro.

Gadis itu tiba-tiba melotot kepadanya, "Bersamamu? Ke dalam hutan gelap itu?" ia tiba-tiba membuat gestur menutupi dadanya yang menonjol. Matanya berkilat tak senang.

Hiro mengakuinya, tubuh gadis itu sangat sempurna seperti hourglass. Meskipun sifatnya unik.

"Take it or leave it. Tidak ada kesempatan kedua, Princess."

Gadis itu menatap Hiro selama beberapa detik. Terlihat ragu.

Sebelum Hiro datang, gadis itu sudah berdebat dengan NPC Ron sejak sore hari. Ia masih ngotot untuk masuk ke dungeon sendirian meskipun peraturan mengharuskan ia pergi bersama player lain.

Sebenarnya, gadis itu juga sudah lelah menunggu player lain yang tak kunjung datang. Ia tak ingin kembali pulang dengan tangan kosong.

[Liberty telah bergabung dalam party]

"Liberty?"

"Ya, itu namaku!"

"Sekarang ngapain?" Liberty bertanya.

"Ikuti aku."

Hiro berbicara kembali dengan NPC Ron untuk bisa mendapatkan akses masuk ke dalam dungeon yang dimaksud. [Dungeon: The Dark Forest]. Dan akses pun diberikan. NPC Ron berpindah dari pijakannya, lalu membukakan jalan untuk Hiro dan Liberty.

Keduanya segera masuk ke dalam area dungeon. Cahaya yang ada pun semakin minim.

Meskipun dungeon [Dark Forest] sangatlah gelap, kedua mata mereka masih bisa berfungsi dengan baik seakan-akan keduanya memiliki mata binatang nokturnal.

Setelah 10 meter, jenis-jenis pepohonan hutan sudah berubah. Pepohonan yang terlihat sangat tua menjalar ke segala arah, tak beraturan. Rata-rata tinggi dari pohon itu mencapai 30 meter lebih dengan diameter batang yang sangat besar.

Hiro menghampiri satu pohon dan menyentuh batangnya yang lebar. Selanjutnya sebuah panel muncul di depan batang pohon itu.

[Oak Tree]

[HP 100,000]

Ia sudah ingin memeriksanya sejak kembali online.

Hiro telah menemukan informasi di guide LSO bahwa seluruh benda mati di dalam game memiliki durability dan bisa dihancurkan, contohnya adalah Oak Tree itu. Meskipun begitu, NPC tertentu memiliki sistem proteksi khusus yang membuatnya bisa diserang namun immortal atau tidak bisa dibunuh.

Setelah melihatnya sendiri, Hiro pun kembali berjalan.

Tak lama, kabut tipis berwarna putih pun seakan-akan bergerak menghampiri mereka, kabut itu membuat pandangannya dibatasi. Suasana berubah menjadi semakin mencekam.

"Sebaiknya kau tetap berada di dekatku, Libe." Hiro menarik keluar pedang besarnya untuk bersiap.

"Siapkan senjatamu, apa kau tidak punya senjata?"

Sejak awal melihat gadis itu, Hiro memang belum tahu jenis senjata apa yang dimiliki olehnya. Gadis itu terlihat tidak membawa apa-apa. Untuk Ranger, seharusnya ia memiliki sebuah busur panah atau senapan.

Namun, Tiba-tiba…

Kedua tangan Liberty mengeluarkan cahaya yang menyilaukan, memaksa Hiro yang sedang menatap ke arahnya pun harus memicingkan kedua matanya. Cahaya putih terang itu tak lama memudar. Tapi, masih menyisakan sedikit cahaya kekuningan.

[Lantern Master Staff]

Sebuah tongkat kayu dengan panjang 150 cm telah muncul di atas kedua telapak tangan Liberty. Di bagian atas tongkat memiliki bentuk seperti akar tanaman yang sedang melilit beberapa bola bercahaya dengan ukuran yang beragam. Cahaya dalam bola-bola itu tampak berpendar dan lalu meredup, seakan-akan kunang-kunang yang hidup sedang terjebak di dalamnya.

"..."

"Apa yang kau lakukan dengan benda itu?" Hiro mengernyit tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia semakin meragukan kemampuan gadis itu.

"Eh? Bukankah kau menyuruhku mengeluarkan senjataku?" tanyanya dengan lugu. Matanya membulat seperti anak anjing. Hiro jadi tak tega untuk mencercanya.

"Baiklah, setidaknya cahaya dari tongkat itu masih berguna. Kemarilah, jangan jauh-jauh."

Kabut putih itu semakin menebal. Dan tiba-tiba… sebuah bayangan hitam melesat melewatinya.

WOOSH!

Langkah kaki Hiro seketika terhenti karena melihat bayangan hitam itu. Ia tak memberikan aba-aba pada orang yang sedang berjalan di belakangnya. Liberty yang tak bisa fokus dalam satu hal pun menabrak punggung Hiro dengan keras.

Bammm!

Hiro bisa merasakan punggungnya membentur sesuatu yang kenyal.

"Apa yang kau lakukan?!" protes Liberty kesal dengan perbuatan Hiro. Gadis itu segera mengelus dadanya yang sakit karena benturan itu.

"Sssst!"

Bayangan hitam itu tiba-tiba berhenti melesat. Menghentikan permainannya.

Berpasang-pasang mata kuning pekat berbentuk almond menyerupai mata serigala tiba-tiba keluar dari dalam kabut.

Ding!

[Informasi monster baru telah dibuka]

[Dark Wolf (Level 15)]

[Race: Beast]

"Tetap di belakangku, Libe."

"Apa yang harus ku lakukan?"

Tidak ada yang bisa Hiro harapkan dari seorang ranger yang memakai senjata tongkat sihir.

"Yang bisa kau lakukan? Bertahan dan pukul mereka yang mendekat dengan tongkat sihirmu itu."