Rael merasakan sapuan tangan besar pada dadanya yang semakin mengeras ujungnya. Dave meremas pelan serta memainkan puting mungil menggunakan ibu jarinya.
"Ahh…" erang Rael dengan mata terpejam seraya menikmati sensasi panas pagi itu.
Tak butuh waktu lama Rael mulai terpacu gairah karena pilinan Dave yang makin lama makin liar. Rael mulai kehilangan konsentrasinya pada ereksi Dave karena terlalu sibuk dengan gairahnya yang semakin akan memucak.
Rael merasakan dagunya terangkat dan sebuah bibir sexy mendarat di bibirnya. Karena tak ingin melewatkan kesempatan ingin membuktikan betapa bergairahnya, Rael melahap liar bibir Dave tanpa ampun dan brutal. Dan Dave pun mengimbangi permainan bibir Rael dengan tak kalah brutalnya.
Lidah mereka saling tertaut, saling menghisap,membelai setiap sudut mulut dan saling menyalurkan gairah masing-masing. Dave merebahlan tubuh Rael di ranjang tersebut dan memerangkap tubuh Rael tanpa melepaskan tautan bibir mereka berdua.
Dave melepaskan ciumannya dan mulai menaikkan kaos yang dikenakan Rael pagi itu. Dave menggoda dada polos Rael dengan sapuan lidah yang lihai pada ujung puting dan mencumbunya,
"Dave..ahh.." erang Rael tak kuasa akan gairahnya yang semakin tak tertahankan.
"Kakak, Rael"
Rael reflek membuka matanya dengan lebar dan menatap Dave yang sedang menyeringai. Dengan kesal Rael membuang muka dari pria itu.
"ah.. "
Ringis Rael ketika Dave mengencangkan talu yang mengikat kedua tangan Rael menggunakan kaos miliknya yang sedari tadi tanpa dia sadari sudah melingkar di tangannya. Entah sejak kapan Dave melakukan hal licik itu padanya. Karena Rael hanya focus pada gairah membara pada mereka. Tapi ternyata semua sentuhan yang pria itu berikan padanya hanyalah penipuan. Menyebalkan!