Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Love is Blind (Cinta itu Buta)

🇮🇩Missecha
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3k
Views
Synopsis
Kehilangan orang yang sangat dia cintai membuat Ramon berniat membalas dendam pada orang yang menabrak tunangannya, Miranda. Ramon pun ikut serta menyelidiki kasus tabrak lari yang di alami Tunangannya. Balas dendam menjadi tujuan hidup Ramon saat ini, begitu juga dengan Jonathan lawan bisnisnya yang bersukacita dengan kesedihan rival abadinya itu. Sementara tanpa kedua pria itu sadari ada satu Wanita yang menderita dari semua masalah yang terjadi, dia adalah Joana, seseorang yang diketahui Ramon sebagai pemilik mobil yang menyebabkan Miranda meninggal. Namun karena sebuah kesalahan besar justru membuat Ramon juga Joana harus berada dalam sebuah pernikahan. Ramon semakin membenci Joana dan terus membuat hidup Joana menderita dengan menghadirkan Wanita Wanita lain di pernikahan mereka. Akankah kebenaran akan terungkap tentang siapa yang menabrak Miranda? Ataukah ketulusan hati dan kesabaran Joana berhasil meluluhkan kekerasan hati sang CEO muda Ramon?
VIEW MORE

Chapter 1 - I do it for you

Ramon bersama sahabatnya Bob sedang bersantai di salah satu restoran milik Ramon.

"Wah, wajahmu tampak sumringah sekali Bro," seru Bob mengejek sahabatnya itu.

Senyum merekah tidak luntur dari wajah Ramon, justru dia semakin mengembangan senyumnya mendengar ocehan sang sahabat. "Pastilah….."

"Wah, kayaknya gak akan lama lagi nih mau ada pesta besar," Kembali seru Bob berusaha mengulik dari Ramon.

"Hmm….." Menghela nafas sesaat. "Lusa Miranda akan Kembali Bro, dan aku udah siapin kejutan buatnya,"jawab Ramon.

"Kejutan? Wahhh….. emang seorang Ramon Oliver ini orang yang paling romantics

sedunia,"ucap Bob menggoda sahabatnya itu.

Lalu tiba tiba Ramon mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya dan menunjukkannya pada Bob sang sahabat.

"Bro, apan tuh?" Bob sedikit bingung melihat bentuk kotak kecil di hadapannya saat ini.

Lalu Ramon membuka kotak tersebut dan memancarkan keindahan dari benda yang berada di dalamn

"Wowww..."

Bob berhasil dibuat takjub dengan pemandangan benda kecil yang cantik di hadapannya tersebut.

Ramon hanya tersenyum melihat wajah takjub sang sahabat.

"Bro, ini Blue Diamond kan?" tanya Bob.

Ramon pun hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai jawabannya.

Kali ini tidak hanya wajah yang terkejut yang Bob berikan namun tepukan tangan darinya dia berikan pada sang sahabat.

"Aku akan melamarnya nanti Bob…" Ucap Ramon

"What?"

"Aku akan melamar Miranda ketika dia balik, aku ingin segera menikah dengannya,"Kembali seru Ramon dengan mantap.

Mendengar itu jelas sebagai sahabat Bob sangat senang dan terharu, dia lantas memeluk sahabatanya itu seraya memberikan selamat padanya. "Bro, selamat…. Aku senang banget dengernya," ucap Bob dengan tulus.

"Thanks."

Sementara itu Joana baru saja kembali dari rumah sakit Jiwa mengurus sang Ibu yang terpaksa harus mendapatkan perawatan disana, setelah itu Joana bergegas menuju kedai kopi yang dirintisnya sudah 3 tahun bersama sang Ibu dulu.

Di tengah maraknya café dan restoran mewah lainnya namun kedai kopi milik Joana masih memiliki pelanggan tetap yang memang jatuh cinta dengan rasa kopi juga roti kukus buatan Joana.

Satu jam setelah Joana membuka kedainya, Jonathan pun datang.

"Hai sayang…." Sapa Jonathan

"Kamu ngapain disini?" tanya Joana pada sang kekasih.

Jonathan segera menghampiri dan memeluk Joana. "Kamu ini gak boleh galak galak sama calon suami kamu ini,"seru Jonathan.

Joana yang mendengar itu pun merasa risih.

Pertemuan Joana dan Jonathan terjadi karena Jonathan pertama kali jatuh cinta dengan roti kukus buatan Joana, dia lalu sering datang ke kedai milik Joana menyuruh Joana untuk membuatkannya roti kukus.

"Apa kamu gak ke Resto kamu?" tanya Joana sambal membersihkan meja yang akan segera di tempati oleh pengunjung kedainya nanti.

"Biarkan aja, kan ada anak anak buahku yang kerja…" Jawab Jonatan santai

Joana hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban sang kekasih.

"Sayang…. Terimalah tawaranku, aku gak mau kamu capek capek kerja di kedai yang kecil ini, lebih baik kamu ikut denganku, kamu bantu usahaku, kamu bisa memasukan menu roti kukus ini ke daftar menu restoran nanti, aku yakin kamu akan lebih berhasil,"ucap Jonatan. "Kalau disini, apa yang kamu dapatkan? Keuntungan kamu juga gak besar kan?" Kembali seru Jonathan seolah memandang rendah kedai kopi milik Joana.

"Dengar sayang.." Jonatan mencoba merengkuh tubuh Joana. "Kita berdua bisa membangun restoran yang besar dan tentunya akan banyak pembeli, restoran kita akan mengalahkan restoran milik si arogan Ramon."

"Jo, lepas!"

Joana tidak senang mendengar semua ucapan sang kekasih Jonatan. "Aku sudah bilang jangan pernah membahas soal ini lagi, sampai kapanpun aku gak mau meninggalkan kedai ini,"tolak Joana dengan tegas.

"Aku tau kedai ini kecil tapi lewat kedai ini aku bisa menghidupi diriku juga Ibuku,"Kembali jawab Joana. "Sudahlah Jo, kamu boleh bermimpi atau bahkan mempunyai tekad untuk memajukan restoran kamu tapi jangan menggunakan emosi dan hatimu, memiliki siangan bisnis harusnya kamu tanggapi dengan positif bukannya kamu malah berambisi dengan berbagai cara untuk menyaingi Tuan Ramon."

Joana berusaha memberikan nasihat kepada sang kekasih.

"Sayang…. Kenapa kamu gak pernah mau nurut dan dengarkan kata kataku?" Jonatan jelas tidak terima dengan nasihat Joana.

"Kamu gak usah sibuk sibuk memikirkan Ibu kamu itu, lagi pula untuk apa tiap bulan kamu membayar dokter dan Rumah sakit? Ibu kamu itu gak akan sembuh, kamu sadar itu kan? Sakit badan bisa di obati separah apapun tapi sakit jiwa, sakit mental? Apa kamu yakin akan sembuh?"

Joana mengepalkan kedua tangannya menahan rasa sakit hati yang tidak tertahan rasanya, bagaimana mungkin kekasihnya sendiri menghina Ibu kandungnya.

"Jo, aku tau Ibuku mungkin gak akan sembuh…." Lirih Joana.

"Tapi tolong, jangan larang aku untuk berbakti sebagai orangtuaku, kepada Ibuku. "

Joana pun berlalu menuju dapur meninggalkan Jonathan.

"Shit!"

"Dasar gadis miskin… dikasih enak malah gak mau," maki Jonathan sambal meninggalkan kedai milik Joana.

Joana hanya bisa menahan emosi dan sakit hatinya sendiri pasca ucapan sang kekasih Jonathan.

"Joan?" Lily tiba tiba datang menghampiri sahabatnya. "Ada apa saying? Kamu abis nangis?"

Lily pun memeluk Joana seraya memberikan support dan ketenangan pada Joana.

"Are you okay?" tanya Lily Kembali.

"Hmm… aku baik baik aja kok Li,"jawab Joana sambal menghapus sisa sisa air mata yang sudah terjatuh di pipinya.

"Aku baru lihat mobil Jonathan pergi, apa… kamu menangis karena dia?" tanya Lily semakin penasaran.

"Ohh.. enggak kok Li, aku baik baik aja," jawab Joana berbohong.

Aku gak mungkin bilang ke Lily kalau kata kata Jonathan lah yang buat aku menangis, bisa bisa Lily ke kantor Jonathan, ahh… gak.. aku gak mau melibatkan sahabatku dalam masalahku~batin Joana.

"Oh.. ya sudah, kalua kamu bilang kamu baik baik aja, aku percaya… aku gak akan memaksa kamu untuk bercerita,"ucap Lily. Lily memegang jemari tangan sang sahabat. "Tapi aku mohon, jangan simpan semuanya sendiri, jika memang perlu kamu berbagi kesedihanmu, aku siap menerimanya Joan,"Kembali ucap Lily tulus.

Keduanya pun saling berpelukan.

Aku yakin pasti lelaki kaya dan sombong itu yang sudah membuat Joan menangis, aku udah duga dari awal lelaki itu gak baik buat Joan~batin Lily.

Hari yang di tunggu tunggu Ramon tiba, sang kekasih hati yang sudah dia nantikan akhirnya mendarat di negara Inggris.

Ramon pun sudah menyiapkan semua persiapan untuk menyambut sang kekasih hati Miranda.

"Wahhh kirain mau ada acara pernikahan," guyon sang sahabat Bob begitu terpaku melihat persiapan yang sudah di siapkan sang sahabat.

Ramon pun hanya tertawa mendengarnya.

"Kapan Miranda akan sampai bro?" tanya Bob

"Sebentar lagi, dia sudah di jalan mengarah kesini Bob,"jawab Ramon sumringah.

Dan tidak berselang lama, munculah satu sosok Wanita cantik berambut pirang memasuki restoran mewah milik Ramon, Miranda datang mengenakan dress warna putih bersih.

"Welcome, selamat datang Kembali sayang,"ucap Ramon sambil membawa bunga mawar merah di tangannya.

"Sayang….."

Miranda begitu terkejut sekaligus senang dengan sapaan dan surprise dari Ramon, dia pun segera berlari menghampiri Ramon dan memeluknya.

"Sayang…. Terima kasih,"ucap Miranda.

"I really miss you," bisik Ramon.

Miranda melepaskan pelukannya dan segera mencium pipi Ramon lalu mengambil bunga yang diberikan Ramon.

"Terima kasih…" ucapnya Bahagia.

"Ya sudah, duduklah… kamu pasti lelah, kita pesan makan yah?" ajak Ramon. Miranda dengan senang hati mengikuti arahan Ramon sang kekasih.

Throwback on

Di sebuah kedai kecil, Joana sedang sibuk mengurus pembeli yang datang ke kedainya dan menikmati roti kukus buatannya, sampai datanglah seorang tamu seorang Wanita cantik.

"Selamat siang…."

"Oh, selamat siang Nyonya," jawab Joana ramah. "Ada yang bisa saya bantu Nyonya?"

Wanita itu melihat sekeliling isi kedai Joana yang kecil namun begitu nyaman dan matanya tertuju pada deretan roti kukus yang masih hangat dan aromanya begitu menggodanya.

"Tentu… kamu harus membantuku untuk memberiku roti kukus yang enak itu,"jawab sang Wanita.

Joana pun tersenyum mendengarnya dan segera mengambil roti kukus yang masih hangat itu.

"Ini Nyonya untuk anda," ucap Joana.

"Panggil aku Miranda,"balas sang Wanita seraya mengambil roti kukusnya dari tangan Joana.

"A-paaa? Miranda?"

"Iyah panggil aku Miranda, aku bukan Nyonya,"ucap Miranda sambil tersenyum, lalu keduanya pun tertawa bersama. Miranda terus memakan roti kukus buatan Joana. "Wahh ini benar benar nikmat dan enak, aku gak pernah menemukan roti kukus seenak ini," puji Miranda tulus.

"Nyonya bisa aja," jawab Joana.

"Miranda.. Mi-ran-da,"sebut Miranda penuh penekanan.

"Well, tapi ini enak banget.. ingin rasanya aku habiskan semuanya tapi aku harus segera pergi menemui kekasihku,"seru Miranda.

Dering ponsel Miranda Kembali berbunyi.

"See… kamu liat kan? Dia cerewet sekali,"ucap Miranda sambil menunjuk ponselnya.

"Itu artinya dia begitu mencintai anda," balas Joana.

Tiba tiba wajah Miranda menjadi murung, "Entahlah.. aku merasa kalau kebahagiaan ini hanya sementara,"ucap Miranda.