"Sudah selesai?" Adler langsung menyusul Genevieve.
"Ya. Ayo, kita pulang."
"Sayang, kita tidak mungkin langsung ke bandara. Hari sudah mulai gelap."
Genevieve bimbang. "Apa kita harus menginap?"
"Hanya satu malam saja. Apa kau tidak ingin bertemu dengan Nenek?"
Rasa rindu pun menyeruak ketika Adler menyebut tentang Nenek. "Apa Nenek baik-baik saja?"
"Aku yakin keadaannya akan semakin baik jika kau datang berkunjung. Boleh?" Adler menatap penuh harap.
"Ya. Ayo."
Adler bersorak kegirangan dalam hati. Walau tertatih, tetapi hubungannya dengan Genevieve pelan-pelan bisa diperbaiki. Adler yakin masih ada cinta yang begitu besar untuknya dari istri dan anaknya itu.
Jika dalam perjalanan menuju makam tadi Adler merasa sunyi dan tegang, kali ini laki-laki itu berusaha keras untuk menyembunyikan senyuman.
Genevieve merasa lelah. Kebiasaannya setiap kali masuk mobil adalah menyandarkan punggung lalu memejamkan mata. Maka kali ini, dia pun melakukan hal yang sama.