"Tidak perlu," kata Emre. "Kau hanya perlu datang ke Stutgart."
Emre merasa perlu memperpanjang kebohongan lagi.
Adler tertawa kecil. "Apa Anda pikir aku akan kembali percaya dengan bodohnya, Tuan?"
Sebenarnya Adler merasa sangat penasaran. Firasatnya benar kalau Genevieve memang ada di kota yang hendak dituju itu.
"Terserah kau saja. Tidak ada untungnya juga bagiku." Emre pun tak mau kalah. "Jadi, karena kau tak percaya, sebaiknya obrolan omong kosong ini kita akhiri saja, bukan?"
"Tunggu sebentar!" Adler langsung mengumpat dalam hati karena tak bisa menutupi rasa penasaran.
Emre merasa di atas angin. "Berhentilah berpura-pura tidak tertarik, Tuan Wirtz."
"Baiklah. Aku punya waktu lima belas menit untuk mendengar penawaran Anda." Adler mengalah.
Adler masuk ke area lounge bandara lalu memilih tempat duduk.
"Entah apa yang terjadi di antara kalian. Tapi yang aku tahu kau pernah datang ke kota ini, kan?" Emre memancing.