Adler hanya memandang datar. Seandainya menuruti perasaan, Adler pasti akan kehilangan semangat hidup sejak ditinggal pergi Genevieve. Namun, tanggung jawab yang ia pikul, membuat Adler harus tegar walau ada kerinduan yang mendalam.
Terapi yang Adler lakukan ialah merancang sendiri resor hadiah pernikahan itu. Semua rasa yang terpendam Adler salurkan di tempat itu. Setiap detail keinginan dan kerinduan ditumpahkan dalam bayangan, kelak akan ada kebahagiaan sejati sebagai jawaban semua doa yang Adler punya.
"Addie, terima kasih." Nyonya Ross tersenyum dengan dua buket bunga yang sudah berpindah ke tangannya itu.
"Maafkan aku, Nenek. Hanya ini yang aku bisa untuk menghibur hati Nenek." Adler duduk di tepi ranjang.
Wajah tua itu tersenyum getir. "Sepertinya aku belum bisa pergi dengan tenang sebelum melihat keturunan Wirtz menemukan kebahagiaan."
Adler menggeleng cepat. "Jangan jadikan hal itu sebagai patokan, Nek. Aku bahagia dengan apa yang sedang terjadi."