Daniel mengembuskan napas, pura-pura lelah dengan sikap mereka.
"Tolonglah, Daniel. Pikirkan tentang Liesel. Dia bisa jatuh sakit hanya karena stres. Tidak baik untuk kesehatan mentalnya." Adler masih terus mencoba membujuk. Ia sangat berharap Daniel akan mengerti sudut pandangnya sebagai seorang laki-laki dan bersedia membantunya.
Daniel semakin menunjukkan sikap tertekan. Diraupnya wajah secara kasar. "Aku juga kehilangan kekasih, Adler. Bukan hanya kau. Tak ada gunanya kau memojokkan aku dengan membahas tentang Liesel."
"Sudah, Addie. Kita pulang saja. Sepertinya dia memang tidak tahu apa-apa." Victor mencoba meredam situasi.
Adler sedang lelah, Victor pun sama. Victor takut mereka sama-sama tersulut emosi dan semuanya malah berakhir tidak baik.
Adler mengembuskan napas panjang berkali-kali. "Baiklah. Aku minta maaf. Permintaan Liesel tadi benar-benar membuatku merasa tidak berguna sebagai Daddy-nya."