Beginilah pesan SMS dari Emre:
[Maaf karena memaksamu mengikuti semua keinginanku, Nak. Tapi kami sungguh menantikan hari-hari seperti ini setelah sekian lama. Cepat sembuh, ya.]
Ada rasa hangat yang dirasakan oleh Genevieve ketika membaca pesan itu. Kecemasan seorang ayah.
Air mata Genevieve menetes. Dia terkenang akan Daddy yang semasa hidupnya selalu memanjakan Genevieve dan Melysa dengan cara yang beliau bisa.
Keinginan untuk mengunjungi makam ketiga orang terkasih itu semakin menggebu-gebu. Namun, entah kapan bisa terealisasi. Mengingat saat ini dia tidak bisa egois dan pergi begitu saja. Ada tanggung jawab yang besar, tak hanya sebagai mommy, pemilik usaha toko kue, juga anak tunggal dari Emre, jika benar hasil tes itu menyatakan kecocokan.
"Mommy, Daddy, Kakak, maaf, aku belum bisa mengunjungi kalian." Genevieve menghapus air mata.