Senyum semringah terukir di wajah Adler saat ia mendengar pertanyaan Daniel. "Ya. Aku sudah merencanakan ini sebagai hadiah pernikahan."
Daniel menatap Adler dengan pandangan tak tega. Posisinya menjadi serba salah.
"Apa rencanamu dengan video ini?"
"Akan ditayangkan di media sosial juga iklan televisi." Adler menyeruput kopinya. "Semoga Genna bisa menontonnya dan berubah pikiran."
"Semoga saja." Daniel ikut menyeruput kopi itu. "Apa kau merindukan Liesel?"
Daniel ingin sekali menyampaikan pesan kerinduan dari Liesel. Karena merasa ada ikatan batin dengan gadis kecil itu. Mereka sudah cukup lama dekat dan Daniel sangat sayang kepada Liesel.
"Tentu saja. Aku baru saja merasa menjadi seorang Daddy. Jatuh cinta lalu dalam sekejap, semuanya hampa." Adler menyandarkan punggung.
Daniel mengangguk. Seandainya berada di posisi Adler, entah bagaimana yang akan terjadi. Bisa saja Daniel tidak akan bisa bertahan dan menghabiskan waktu untuk mencari keberadaan orang-orang terkasihnya itu.