"Liesel? Siapa itu?" Emre sebenarnya sudah tahu kalau Liesel adalah nama putrinya Genevieve. Namun, ia sengaja bertanya agar bisa mengorek informasi.
"Putrinya Genevieve," jawab Daniel. "Dia gadis kecil yang pintar. Anda bisa saja berkenalan dengannya sebentar lagi."
Emre mengangguk. "Lalu di mana suaminya?"
Tangan Daniel yang hendak meraih roti panggang mendadak berhenti. Wajahnya mendadak berubah datar. "Mereka sudah berpisah. Karena itu Ve pindah ke kota ini."
Melihat raut wajah Daniel yang tampak enggan menyinggung tentang suami Genevieve, Emre merasa perlu berhenti bertanya.
"Maaf. Aku tak tahu." Emre memasang wajah bersalah.
"Tidak apa-apa, Tuan. Ve adalah gadis yang tangguh. Dia membesarkan Liesel tanpa pernah mengeluh. Dia pejuang kehidupan." Daniel kembali tersenyum.
Emre diam-diam merasa lega karena melihat perubahan sikap Daniel. Emre berpikir harus hati-hati jika hendak menyinggung tentang masa lalu Genevieve.