Tiap ada bunyi lonceng kecil itu, Genevieve langsung menoleh ke arah pintu. Ada rasa kecewa tiap kali yang masuk bukanlah orang yang diharapkan.
"Apa kau masih menunggu beliau?" Beatrice tiba-tiba muncul dari arah dapur.
Genevieve tersentak. Ia memukul bahu Beatrice pelan sambil mengomel. "Astaga, Beatrice! Kau mengejutkan aku."
"Maaf. Aku tak sengaja," kata Beatrice meminta maaf. Melihat kecemasan yang muncul di wajah Genevieve, Beatrice merasa bersalah.
"Aku hanya terpikir tentang Nyonya Adrianne. Apakah beliau sudah ada kemajuan lain lagi atau hanya menyebut nama Aubriana berulang kali."
Jika ada yang mengatakan kalau Genevieve berlebihan, dia tidak akan peduli. Karena malam tadi, dia bermimpi aneh. Tangan Nyonya Adrianne menggapai-gapai sembari berteriak memanggil minta tolong. Ketika Genevieve berusaha menjangkaunya, ada pusaran air yang menghanyutkan wanita paruh baya itu.