"Kita saling memiliki satu sama lain, Ve. Sebagai yatim piatu, siapa lagi yang bisa kita andalkan?" kata Beatrice sambil tersenyum manis.
"Ya, kau benar." Genevieve balas tersenyum. Wajahnya terlihat lega.
"Sudah. Ayo, lanjut lagi. Biar bisa segera istirahat." Beatrice menepuk-nepuk lembut punggung tangan Genevieve.
Sebagai perempuan yang dipaksa harus berdiri tegak di atas kaki sendiri, kebersamaan ini memang sangat berarti bagi keduanya. Ketika muncul masalah, mereka saling menguatkan. Beatrice yang selalu ada untuk menopang agar Genevieve tak terpuruk sendirian seperti dahulu lagi.
Usai merampungkan semua yang bisa diselesaikan malam itu, Genevieve dan Beatrice pun bergegas menuju kamar. Istirahat sejenak untuk pekerjaan yang menanti besok.
Karena acaranya diadakan di jam sembilan pagi, Genevieve sudah menempel pengumuman di depan kaca toko kue, kalau mereka akan buka setelah jam makan siang.