"Kau tidak bisa menyembunyikan kebenaran itu selamanya, Ve," kata Beatrice dengan sabar. "Kelak dia akan tahu, dan kau harus mengatakan kebenaran walaupun sangat menyakitkan. Liesel berhak tahu tentang latar belakangnya."
Genevieve merinding membayangkan kelak ketika Liesel mencecarnya dengan berbagai pertanyaan dan harus mengorek lagi luka lama itu.
"Aku tidak rela, Bee," keluh gadis itu.
"Hidup punya jalan takdirnya sendiri, Ve. Kita hanya bisa menjalani dengan lapang dada. Kau jangan takut. Ada aku di sini," kata Beatrice menenangkan.
Genevieve mengangguk. Benar. Masa depan mereka masih panjang. Di kota baru ini, ada impian yang hendak diwujudkannya satu persatu. Memiliki toko kue adalah mimpi yang pernah diucapkan Genevieve kepada Adler. Siapa yang menyangka jalannya malah seperti ini?