Keesokan paginya, Genevieve membuka mata lebih dan mendapati dirinya sudah berada dalam dekapan Adler. Aroma tubuh Adler membuatnya merasa nyaman, Genevieve semakin merapatkan tubuh.
"Selamat pagi, Cantik." Adler menyapa, serak, tanpa membuka mata.
Genevieve tertawa. "Kau ternyata sudah bangun."
"Ya. Aku harus menahan diri agar tidak meminta jatah sepagi ini."
Genevieve menarik diri. Merasa salah tingkah karena menyadari tubuh mereka hanya berbalut selimut saja.
Tanpa menunggu jawaban, Adler kembali menuntut haknya. Walau Genevieve merasa tubuhnya sungguh sakit juga lelah, tetapi sentuhan Adler membuatnya lupa dan kembali terseret arus gairah.
Keduanya sibuk mengatur napas yang memburu usai memadu kasih. Adler merebahkan diri dan membentangkan tangan. Genevieve menjadikan tangan Adler sebagai bantalnya.
"Ayo, mandi," ajak Adler.
Genevieve menggeleng. "Kau saja. Aku masih capek."
"Kau yakin tidak mau ikut?" Adler tersenyum menggoda.