"Sampai ketemu lagi, Tampan." Elma tertawa kecil saat melihat lelaki itu keluar dari dalam kamarnya. Lelaki itu menoleh ke arahnya dan tersenyum simpul. Ia mengedip, lalu keluar.
Franka hanya menatap jijik kepada Elma. "Kenapa kau melakukan ini, Elma? Kau merusak perjuangan kita selama dua tahun ini, Bodoh!"
Elma balas menatap marah. "Apa kau lupa, Nyonya Franka? Selama dua tahun ini, aku sudah melakukan yang terbaik untuk membuat Adler menikahiku... Tapi apa balasannya? Dia menyia-nyiakanku dan sekarang ia bahkan menyatakan hendak menikah dengan perempuan lain? Lalu menurutmu apakah aku harus tinggal diam dan menangis saja??"
Elma meradang. Hatinya dipenuhi rasa marah. Akal sehatnya sudah benar-benar terganti dengan emosi. Elma bahkan tidak peduli jika kehilangan segala yang dijanjikan Franka.