"Apakah aku boleh masuk?" tanya Adler sambil menatap Genevive dalam-dalam.
Sang gadis mengangguk malu-malu. "Tapi, maaf, keadaan di dalam ala kadarnya saja."
Adler memindai sekeliling. Benar. Apartemen ini tak hanya sempit, tetapi juga minim perabotan. Hanya ada meja makan sederhana dengan cat yang sudah memudar dengan empat kursi. Dindingnya pun tampak dihiasi dengan bekas rembesan air hujan.
"Kalau kau mau, kalian bisa pindah ke apartemenku kapan saja." Adler kembali mengajukan permohonan.
Genevieve agak terkejut mendengar ucapan Adler.
'Kalian? Apa itu berarti bahwa Adler sudah menerima Liesel?' ia bertanya dalam hati.
"Bisakah kita mengobrol berdua di mobil?" Adler tak jadi duduk.
Ia butuh waktu untuk membahas masalah penting di antara mereka. Terlebih mengenai masa depan bersama Liesel. Agar tidak ada hal yang mengganjal dan menjadi sandungan kelak.
"Tentu saja. Tapi aku harus menghubungi Bee terlebih dahulu."