Ponsel Genevieve bergetar. Dia merogoh kantong kemeja. Dari Beatrice.
"Ya, Bee."
"Mommy, ini Lily. Apa nanti sore kita bisa makan cokelat di taman depan?"
"Boleh, Schatz. Mommy akan pulang tepat waktu." Genevieve tersenyum sendiri pada ponselnya.
"Oke, Mommy. Dadaahh."
'Setidaknya, aku masih punya Lily dan Bee. Aku tak boleh berhenti dan menangisi kepergian Adler. Masih ada Liesel yang butuh sosok mommy.' Genevieve berusaha memotivasi diri.
Genevieve sadar, melupakan Adler tidak mudah. Terlebih karena lelaki itu adalah cinta pertamanya. Namun, terpuruk dan menangis bukanlah jalan keluar yang terbaik.
***
Adler berjalan menuju lokasi pembangunan hotel. Dihirupnya dalam-dalam udara segar dan sejuk pagi hari.
"Ah, besok aku bisa memulai hari dengan joging. Sudah lama tidak berolahraga karena ...." Adler urung melanjutkan ucapan itu.
Ada rindu yang menggebu ketika ia hampir menyebut nama Genevieve.