"Jangan menghindar!" Victor mendengkus sebelum meletakkan kembali MacBook itu di sisi kosong sebelah tempatnya duduk.
"Hanya menjernihkan pikiran saja." Adler meraih cangkir kopi yang entah sudah keberapa kalinya dalam hari ini.
"Aku bukannya ingin ikut campur. Tapi, aku hanya mau kau tegas. Jika menginginkan Genna, bicaralah baik-baik ke Elma. Begitu pun sebaliknya." Victor ikut meraih cangkir kopinya. Dihirupnya dalam-dalam aroma kopi itu sebelum menyesap penuh perasaan.
Baik Victor mau pun Adler adalah penggila kopi. Apalagi jika pekerjaan sedang banyak, maka semakin tinggi asupan kafein yang mereka konsumsi.
"Ada hal yang membuatku harus berpikir ulang, Vic. Jangan sok menggurui di sini." Adler mendengkus.
"Aku kenal kau bukan satu dua hari, Addie. Baru kali ini, ada gadis yang sanggup membuatmu kacau seperti ini. Apalagi kalau bukan cinta sejati namanya?"