Genevieve menggeleng berkali-kali saat mendengar ucapan Beatrice. "Tidak. Kau yang terbaik untuk kami, Bee. Apa jadinya kami kalau kau dan Daniel tak ada di sini?"
"Tante, kenapa menangis?" Liesel tiba-tiba muncul di hadapan mereka. "Mommy... ada apa?"
"Schatz, sudah bangun?" Genevieve mendekati Liesel seraya mencoba untuk tersenyum.
Liesel langsung mengulurkan tangan, meminta Genevieve untuk merunduk. Ketika Genevieve melakukannya, Liesel memeluk tubuhnya, erat sekali.
"Schatz, hei, mommy tidak apa-apa, kok." Genevieve mengelus punggung gadis kecilnya.
"Jangan menangis, Mommy. Ada Lily di sini juga. Lily sayang Mommy."
Padahal sedari tadi, Genevieve berusaha keras untuk tegar. Namun, ucapan Liesel justru membuatnya harus semakin tangguh. Benar. Siapa saja bisa datang dan pergi walau tanpa permisi, tetapi Liesel akan tetap ada bersamanya sampai nanti. Bukankah mereka berdua saling memiliki?
Liesel melepaskan pelukannya. Lengan kecil itu mengusap lembut pipi Genevieve.