Adler segera menguasai diri. Dikecupnya jemari Genevieve. "Izinkan aku menjadi alasan utama bagimu untuk selalu bermimpi indah, Genna."
"Terima kasih, Adler." Hanya itu saja yang sanggup terucap dari bibir Genevieve.
Adler melepaskan tangannya lalu mulai mengemudi. Ia tak mau Genevieve kemalaman karena kondisinya masih butuh istirahat yang cukup. Ketika mereka sudah tiba di depan flat, Adler kembali mencondongkan tubuh. "Kapan kau mau tinggal bersamaku di apartemen?"
Tubuh Genevieve seperti disiram air es. Pertanyaan itu ibarat pisau bermata dua. Tinggal bersama berarti mereka akan selalu tidur satu ranjang. Tanpa ikatan pernikahan dan komitmen apa-apa. Adler bisa saja mencampakkannya seperti gadis berkaki jenjang yang sibuk mendesak minta dinikahi.
Di sisi lain, ada Liesel yang keberadaannya belum tentu diinginkan oleh laki-laki seperti Adler. Jika hubungan saja tanpa komitmen, bagaimana bisa ada anak di antara mereka?