Mereka sudah sampai. Emre pun membawa sendiri koper berisi mainan, beberapa pakaian dan oleh-oleh cokelat khas Munchen. Dengan Liesel yang dipindahkan ke gendongan, mereka langsung ke ruang bermain.
Liesel menatap sendu ke sekeliling ruangan. Ada karpet berbahan bulu lembut di tengah ruangan. Liesel duduk di sana dan Emre pun mendekat.
Emre ikut duduk lalu membongkar kopernya. Liesel memekik kegirangan.
"Kuda poni? Kakek ini lembut sekali." Liesel langsung memeluknya.
Tak hanya itu, Emre juga mengeluarkan beberapa potong piyama, jepit rambut, kotak pensil dan aneka mainan untuk Liesel. Ketika memilih benda-benda ikonik itu, hati Emre berkecamuk. Dahulu, kesempatan seperti itu hilang bersama kepergian Aubriana. Tuhan malah memberikan kesempatan kedua yang jauh lebih membahagiakan.
Mata Liesel berkaca-kaca. "Kakek, kemarin temanku bercerita kalau dia mendapatkan banyak sekali hadiah. Ternyata hari ini aku juga mendapatkannya."