Adler menunggu kabar dari Victor. Namun, tidak ada pesan masuk sama sekali. Adler harus menahan sabar dan mengalihkan rasa penasaran tentang perkembangan nomor ponsel itu.
Ia lalu mengalihkan perhatian ke tumpukan dokumen yang harus diperiksa dan ditandatangani.
Sekretaris pribadi Victor datang mengetuk pintu ruangan kerja Adler. "Tuan Adler, ada rapat dengan supplier pengadaan barang proyek kebutuhan resor. Tuan Victor mengatakan semua harus atas persetujuan Anda."
"Oke. Tunggulah aku sebentar." Adler mengancingkan jasnya setelah menandatangani satu berkas penting.
Sambil berjalan menuju ruang meeting, Adler membuang semua pikiran yang berkecamuk. 'Tinggalkan masalah pribadi di luar ruangan. Saatnya menjadi Adler Wirtz yang punya banyak tanggung jawab.'
Ponsel pun sudah disetel Adler dalam posisi silent. Agar konsentrasinya tak terganggu. Pesan singkat yang masuk ke ponselnya pun menjadi terabaikan.
***