"Kenapa? Apa kau memiliki kesulitan keuangan sekarang?" Emre mengernyit.
"Beberapa bulan yang lalu, seorang makelar tanah datang dan memintaku untuk menjualnya dengan harga di bawah pasar. Aku masih menimbang-nimbang saat itu karena tidak begitu butuh akan uang."
"Oke. Lalu kenapa sekarang kau berubah pikiran?"
"Istriku divonis kanker. Tentu butuh biaya yang tidak sedikit untuk menjaga agar mentalnya tetap stabil menghadapi hari-hari berat ke depannya."
Emre terkejut. "Kenapa kemarin di saat kita bertemu kau tidak mengatakan apa-apa?"
"Ah, kita baru bertemu setelah sekian lama berpisah, apa layak aku langsung bercerita tentang kesedihan?" Thompson mencoba untuk tersenyum.
Emre tak mampu menahan perasaan haru. Sejak dahulu, sikap Thompson memang seperti ini. Selalu berusaha menunjukkan keadaan baik dan normal walaupun kenyataan mengatakan sebaliknya.