Rasanya Genevieve ingin menangis setiap ia mengenang kebersamaannya dengan Adler. Sehancur dan sesakit apa pun luka yang sudah ditorehkan Adler ke hati Genevieve, cinta tetaplah cinta.
Sebut saja bodoh dan naif, karena Genevieve pun mengutuk perasaannya yang sama sekali tidak bisa berubah itu. Sehingga Genevieve memang tidak pernah ingin menggali lubang yang sama lagi.
Cukuplah mencintai Adler saja lalu menyimpan nama itu di sudut paling gelap dalam hatinya dan membuang kuncinya jauh-jauh.
"Aubrie," panggil Adrianne.
"Ya, Mama. Mencintai hanya akan menimbulkan luka lagi dan aku sudah cukup lelah untuk mengulang fase yang sama. Aku hanya ingin hidup damai bersama keluarga saja. Itu sudah lebih dari sekadar cukup bagiku." Genevieve berujar yakin.
"Baiklah. Mama hargai keputusanmu. Yang paling penting kau dan aku akan selalu bersama. Aku juga tak ingin mengulang hari-hari sunyi tanpamu dan Liesel."