Beatrice mencoba menetralkan perasaan sebelum melanjutkan ucapannya. "Paman Emre sedang ada di sini, Ve. Belum pergi, masih mengobrol dengan Tuan Michael."
"Iya. Kunci itu? Apa Papa menyewa toko sebelah untuk kita mengembangkan usaha?" Genevieve mencoba menebak.
"Bukan. Beliau membelinya. Membeli, Genevieve." Beatrice berbisik-bisik, menahan diri agar tidak menangis lagi.
Genevieve menelan ludah. "Membeli? Serius?"
"Ya. Tentang jual belinya aku tidak tahu pasti tapi kunci sudah langsung diberikan kepadaku." Beatrice masih merasa kalau semua ini seperti mimpi yang terlalu cepat jadi nyata.
"Apa aku harus ke sana? Eh, tapi belum bisa. Mama sedang belajar baking. Mungkin setelah Mama selesai kelas." Genevieve bingung sendiri.
Di satu sisi, dia sangat antusias dengan ide-ide yang sudah mulai muncul di kepalanya. Namun, mendadak Genevieve menyadari sesuatu.
"Bee, sepertinya tidak seindah itu."