Adler menepuk-nepuk lembut punggung tangan Nenek. "Doakan saja dia kembali, Nek. Seperti yang selalu aku percaya. Dia hanya butuh waktu untuk menyadari betapa besar cinta yang aku punya. Hanya untuk Genna."
Nyonya Ross mengerjap berkali-kali agar tak terbawa perasaan. "Ayo, kita ke apartemenmu saja. Aku lelah."
"Oke." Adler berbalik arah. "Vic, kau ikut atau masih ingin memantau di sini?"
"Aku di sini saja. Masih perlu koordinasi dengan pihak party organizernya." Victor menepuk bahu Adler lalu mencium pipi Nenek.
Ketika sudah hampir sampai ke lobby utama hotel, sebuah pertanyaan muncul di benak Nyonya Ross. "Addie, apa Victor sama belum punya kekasih?"
"Untuk yang satu itu, aku tidak berani ikut campur, Nenek. Dia cukup tertutup." Adler cari aman. Tentu tidak mungkin membongkar semua aib playboy ala Victor yang terbiasa menghabiskan malam dengan perempuan berbeda-beda.