Adrianne menatap ke wajah Emre. Sorot matanya hangat. Emre sempat tertegun sejenak melihat tatapan yang sudah lama hilang itu. Jantungnya berdegup mesra, seperti pertama kali jatuh cinta kepada Adrianne puluhan tahun silam.
"Ayo, buka mulutnya. Ini adalah menu kesukaanmu. Falscher hase." Emre mulai menggunakan pisau untuk mengiris menu itu.
Menu daging cincang yang dicampur dengan telur, tepung dan bawang. Disajikan dengan cara diiris pipih lalu diberi bumbu saus di atasnya. Makanan kesukaan Adrianne itu biasanya disajikan dengan kentang juga.
Adrianne menerima suapan itu dengan hati yang bahagia. Sudah lama sekali mereka tidak sedekat itu. Apalagi sejak Aubriana menghilang, di saat Adrianne butuh dekapan dan semangat, Emre justru menyalahkan sambil membentaknya.
Ada setetes air mata yang luruh di pipi sehalus pualam itu. Emre tertegun. Pasti ada lagi kesalahannya di masa lalu yang masuk ke memori Adrianne sehingga ada air mata kembali.