Genevieve jengah tetapi penasaran. Ponsel yang menampilkan klarifikasi itu berpindah ke arahnya. Senyum semringah terukir di wajah Genevieve setelah membaca artikel klarifikasi.
Beatrice tersenyum melihat mendung yang tadinya bergelayut di wajah Genevieve berangsur-angsur sirna. Mereka berpisah bukan karena tak saling cinta, tetapi memang keadaan yang tak berpihak. Jadi wajar saja jika ada bumbu cemburu yang masih tersisa.
"Hanya salah paham, kan?" Beatrice memastikan. "Si mantan kebetulan ada di sana dan mereka hanya bertukar kabar. Ada bukti lengkapnya juga."
Genevieve mengangguk. "Ya. Aku terlalu cepat berburuk sangka."
"Jika cinta itu masih terlalu besar, wajar saja ada ruang untuk cemburu buta."
"Kau juga ikut terpengaruh, bukan? Akui saja!" Genevieve mendengkus.
Beatrice mengedikkan bahu. "Aku tidak mengatakan apa-apa. Aku yakin ini fitnah."
"Kenapa malah kau yang yakin? Aku istrinya."