Emre merasa apa yang terjadi sekarang adalah balasan atas sikapnya di masa lalu. Sehingga ia tidak ingin mengeluh. Ia hanya ingin menjalani semuanya dengan harapan yang semakin menebal. Mengingat kebersamaan istrinya dengan Genevieve membuahkan hasil walau lambat.
"Genevieve," panggil Adrianne, tampak gelisah.
"Ah, maaf, Sayangku. Aku akan membawanya ke sini. Tapi tidak hari ini. Dia sedang ada urusan penting." Emre merapikan rambut Adrianne.
Wajah cantik itu tampak bersedih. Walau belum ingin buka mulut seutuhnya, tetapi sesekali Adrianne sudah merespon Genevieve. Tidak melulu hanya menyebut nama Aubriana seharian lagi.
Emre mengecup kening Adrianne. "Kau di sini saja, ya. Aku pergi sebentar."
Emre keluar dari kamar dan menghampiri suster jaga yang duduk di meja dekat pintu kamar. "Nona, tolong jaga istriku. Aku ada urusan sebentar."
"Baik, Tuan."