"Satu hal, Nona Genevieve. Seandainya ... seandainya kau berada di posisi seperti putriku. Apa yang akan kau lakukan jika bertemu denganku?"
"Jika aku adalah putri Anda, bagaimana bisa sampai terpisahkan? Keteledoran seperti apa yang sudah kalian lakukan sampai aku harus dibesarkan oleh orang lain?" Genevieve menegakkan kepala dan menatap Emre dengan sungguh-sungguh.
"Tapi aku tidak akan sanggup untuk marah karena mengetahui kalau ayah dan ibuku juga sama-sama tersiksa."
Emre berdeham. Hanya untuk mengusir rasa gugup karena menganggap pertanyaan itu ditujukan untuk dirinya.
"Aku tak mungkin bisa membenci orang yang sudah mengalirkan darahnya di tubuh ini, kan, Tuan? Semua yang terjadi sudah atas kehendak Tuhan. Manusia bisa apa? Tidak ada." Genevieve menghela napas panjang.
Ada ketentuan Tuhan yang tak bisa dia ubah. Seperti hubungannya bersama Adler yang berat untuk diteruskan. Walau menjauh pun, tetap saja ada bagian dari Wirtz yang dia bawa kabur. Serba salah.
