Liesel melirik ke arah Daniel yang mendekat. Laki-laki itu sudah melihat kehadiran Tuan Emre.
"Hai, Ve, Tuan Emre," sapa Daniel. "Maaf, aku tak minta izin membawa Liesel makan burger, Ve."
Genevieve mengangguk. "Kalau hanya makan burger, tak mungkin aku sampai marah, Paman Dannie." Dia mencoba bercanda.
Daniel pun hanya mengiyakan. Liesel menoleh ke arah Emre dan disambut dengan wajah ramah laki-laki paruh baya itu.
"Apa kau tidak mau menyapa Kakek?" Emre tertawa kecil.
Liesel hanya mengangguk. "Hai, Kakek."
Sungguh terasa canggung. Emre bermaksud untuk mendekati gadis itu dan mengakrabkan diri. Mungkin saja ada ikatan yang bisa dijalin secara pelan-pelan.
Bagi Genevieve dan Liesel, Emre adalah orang asing. Seorang laki-laki paruh baya yang tiba-tiba datang dan mencoba masuk ke dalam keluarga mereka.
"Liesel suka pelajaran apa?" Emre kembali mencari bahan obrolan.
"Berhitung dan menggambar."