Chereads / The Adventures of Akbar / Chapter 28 - Sebelum kericuhan

Chapter 28 - Sebelum kericuhan

Melihat si Akbar yang mendatanginya dengann wajah yang sangat tidak Family friendly, sang dokter yang tahu kalau orang di depannya itu benar-benar akan membunuhnya itupun langsung panik dibuatnya.

"Eh, tu..tunggu, a…aku cuma bercanda, a..aku mohon jangan bunuh aku tuan, a..aku akan beritahu kau semuannya yang aku tahu, a..aku mohon maafkan aku, huhuhu."

"Heee, tapi bukannya kau yang menyarankannya sendiri ya? Tapi kenapa tiba-tiba kau jadi ketakutan begitu? Seorang lelaki sejati tidak boleh mengingkari janjinya semudah itu dong," kata Akbar yang memberikan emotional damage yang sangat efektif.

"A..AKAN AKU LAKUKAN APAPUN! A..AKU MOHON AMPUNI AKU! A…AKU BENAR-BENAR MINTA MA …"

"Obat ini, apakah untuk diminum atau dioleskan ha?"

"Ah o..obat itu, obat itu untuk dioleskan ke luka, setelah dioleskan ke luka maka na..nanti luka tersebut akan mulai mereda setelah 1 jam."

"Dimana obat ini dibuat?"

"Di…di kerajaan, kami para bawahan hanya disuruh pergi membawanya ke daerah yang sudah diperintahakan, me..mengenai cara membuatnya dan bahan dasarnya kami benar-benar tidak tahu, sa..saya mohon jangan pukul saya lagi."

"(Ok, tidak mungkin ada obat normal yang bisa secepat itu menyembuhkan penyakit, jadi sudah jelas kalau penyakit ini beneran kutukan dan obat itu pasti obat sihir atau sejenisnya, dan juga sudah pasti orang kerajaanlah jadi dalang semua masalah ini) Hehehe, terima kasih ya atas info gratisnya barusan, aku benar-benar tertolong deh."

"Ah, a..apa artinya tuan melepaskan say…."

DUAAKKK NAMEX!!

!!!

Akbar memberikan sebuah tendangan keras kearah kepala dokter itu sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, setelah itu Akbar pun memegang zirah dokter yang teler itu dan bertany a…

"Siapa orang kerajaan yang menyuruh kalian menjual obat ini didesa-desa yang terkena wabah kulit hitam ini ha?, cepat JA-WAB," kata Akbar dengan tatapan S

seram.

"Nyo…nyonya Saraswa....ti"

Setelah mengucapkan sebuah nama, sang dokter itupun akhirnya pingsan setelah mendapatkan tendangan telak dari Akbar barusan, dan karena merasa dokter itu sudah tidak berguna lagi, Akbar pun melepaskannya bersamaan dengan 2 orang prajurit yang menancap ditembok itu.

"Nyonya Marian."

"I…iya tuan?" kata nyonya Marian yang masih agak ketakutan bicara dengan si Akbar.

"Apapun yang anda dengar, aku harap nyonya pura-pura tidak mendengarkannya."

"Ba..baik tuan Akbar, ta..tapi apa yang tuan lakukan kepada 3 orang itu, a..apakah anda akan…".

"Sttt, sebaiknya anda menunggu diluar saja," kata Akbar sambil tersenyum kearah nyonya Marian.

"Ah, ba..baik tuan.*

Tanpa banyak Tanya lagi, nyonya Marian yang mengira kalau apa yang akan terjadi selanjutnya adalah hal yang tidak boleh dilihat oleh seorang wanita itu segera pergi keluar rumah menunggu Akbar menyelesaikan urusannya, dan setelah yakin nyonya Marian sudah berada diluar, Akbar pun berniat untuk mencoba kekuatan Good Handnya kepada 3 orang itu.

"Nah, sekarang adalah kesempatan yang bagus untuk mencoba kekuatan ini, karena sudah sangat lama banget aku menggunakan Good Hands ini, mungkin sudah 2000 tahun yang lalu deh, tapi paling tidak ayo kita coba apa aku masih bisa menggunakannya dengan baik seperti dulu atau tidak."

...

"Wahai Good Hands yang mulia, demi kebaikan nyonya Marian dan penduduk disini, aku mohon jadikanlah mereka menjadi orang yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain."

...

...

Namun, setelah menunggu beberapa detik dan tidak ada sesuatu yang terjadi, maka Akbar bisa menyimpulkan sesuatu.

"Cuih, mereka terlalu banyak dosa sampai-sampai Good Hand tidak mau merubah mereka menjadi orang baik, itu artinya hati mereka benar-benar menjijikan, kalau begini mungkin lebih baik aku pakai hal lain saja."

!!!

Disaat Akbar kepikiran mengenai apa yang harus dia lakukan saat rencana pertamanya itu gagal, tiba-tiba ide yang luar biasa muncul dari otak superior si Akbar, yang dimana ide tersebut bisa membuat Akbar menjadi sangat terkenal.

"Oh, ohohohoho, benar juga, kenapa aku tidak kepikiran hal itu dari awal sih, dengan beginikan aku bisa menyelamatkan desa sekaligus, bersyukurlah kalian bertiga karena otak cerdasku ini memberiku ide ini, karena kalau tidak, kalian pasti sedang perjalanan ke akhirat, sampai bertemu besok lagi tuan-tuan, semoga kalian mimpi buruk," kata Akbar sambil berjalan keluar rumah meninggalkan 3 orang yang pingsan dan babak belur itu.

Setelah dirinya keluar, Akbar pun segera saja menghampiri nyonya Marian yang sudah menunggu dari tadi diluar, dan disaat dirinya tidak melihat ada darah sama sekali dipakaian si Akbar, nyonya Marian pun sempat bertanya…

"Ah, Tu..tuan Akbar, a..apakah tuan tidak membun.."

"Tidak, mereka bahkan tidak pantas untuk mendapat hukuman semacam itu, karena itu aku abaikan saja mereka," jawab Akbar simple.

"Ta..tapi bagaimana kalau mereka membuat masalah lagi saat mereka sadar?"

"(Memang rencananya tadi mau aku buat mereka lupa ingatan sih, tapi.... ) Tenang nyonya Marian, aku punya rencana tertentu yang memerlukan kesaksian mereka untuk besok hari."

"Eh, re..rencana besok hari?"

"Akan kuberitahu nanti, yang penting sekarang adalah kita sudah mendapatkan apa yang nyonya butuhkan, jadi ayo kita segera kembali ke penginapan dan menolong anak anda," kata Akbar kemudian sambil berjalan menuju penginapan.

"Ah, ba..baik tuan Akbar."

Akhirnya, kedua orang itupun segera berjalan kembali menuju arah penginapan tempat mereka tinggal, tanpa menyadari kalau dibawah sinar bulan tengah malam, ada sesosok bayangan orang mengamati mereka dari atas rumah tempat Akbar ricuh tadi.

"Ara-ara, sepertinya besok hari akan jadi hari yang sangat ricuh deh, aku harus mempersiapkan semua kemungkinan terburuk nih."