Tegang, itulah suasana yangs langsung menyelimuti penduduk desa pagi ini, dan semua penduduk itu juga langsung menjadi ricuh ketika mendengarkan teriakan nyonya Marian barusan, karena apa yang barusan dia katakan itu bukanlah hal biasa yang bisa diabaikan begitu saja setelah keluar mulut dari seorang wanita yang masih bersuami dan memiliki anak. Sedangkan disisi lain, para tentara sendiri juga mulai risau melihat ekspresi para warga yang mulai terlihat tidak bersahabat kearah mereka. as ada asa
"KEMARIN SAAT AKU DAN SUAMIKU INGIN MENDAPATKAN OBAT DARI PIHAK KERAJAAN, KAMI KECEWA KARENA TERNYATA PIHAK KERAJAAN MENERAPKAN HARGA YANG MAHAL UNTUK OBAT PENYAKIT INI, DAN SEBELUM PERGI DOKTER ITU BERBISIK PADAKU BAHWA AKU BISA MENDAPATKAN OBATNYA JIKA AKU BISA MEMUASKAN NAFSU BIRAHINYA SEMALAMAN!!"
!!!!!
"HAAAA??!! APAAAAAAAAAAAAAAA?!!"
"DAN PUJI TUHAN, JIKA TUAN AKBAR TIDAK MENOLONGKU TADI MALAM, AKU PASTI SUDAH JADI PELACUR YANG TIDAK PUNYA MUKA UNTUK MELIHAT SUAMINYA PADA HARI INI!!!"
…
…
Setelah mendengar pernyataan yang benar-benar tidak terduga dari istrinya, kesabaran dan batas kewarasan tuan Grail-pun hilang seketika, lalu dengan lantang diapun berlari menuju arah dokter Aldeon sambil berteriak…
"BAJINGAAAANNNN!! KUBUNUH KALIAN SEMUA ORANG-ORANG KERAJAAANNN!!!" kata tuan Grail yang benar-benar marah itu.
"Ahahaha, jangan marah dulu sekarang tuan Grail, jangan sekarang," kata Akbar yang berhasil memegang si tuan Grail sehingga dirinya tidak bisa mendekati dokter Aldeon.
"LEPASKAN!! LEPASKAN AKU TUAN AKBAR!! BAJINGAN ITU HARUS AKU BUNUH SEKARANG JUGA DENGAN TANGANKU SENDIRI!!!!" kata tuan Grail yang tangannya sudah sangat gatal sekali untuk meremukan kepada dokter Aldeon.
"CUKUPPP!! HENTIKAN SEMUA SANDIWARA TIDAK BERGUNA INI!!!"
!!!
Mendengar teriakan dari tuan Aldeon barusan, tuan Grail sempat berhenti berulah, karena dokter yang tidak memasang muka malu atuapun takut itu terlihat seperti ingin menyampaikan sesuatu yang penting.
"Aku tahu kalian membutuhkan uang yang banyak untuk membeli obat yang disediakan oleh kerajaan, tapi asal kalian tahu itu adalah harga yang wajar dikarenakan ramuan itu adalah ramuan yang yang sangat sulit dibuat tahu!! Dan demi mendapatkan uang untuk membeli obat, apa kalian sebegitu hinanya sampai membantu pemberontak untuk menghancurkan kerajaan dengan bersandiwara seperti itu haaaaa?!" kata dokter Aldeon menjelaskan panjang lebar kalau sebenarnya apa yang sedang Akbar lakukan itu hanyalah sebuah sandiwara agar penduduk desa membenci pihak kerajaan.
…
...
Kali ini, para penduduk menjadi diam kembali, karena penjelasan dari dokter Aldeon memang bisa diterima dengan akal sehat, tapi berbeda dengan Akbar yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi sehingga bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan karena dia sudah menduga kalau akan ada pihak kerajaan yang akan menuduhnya seperti itu, diapun segera mengeluarkan kartu AS nya.
"Ah, kesaksian tunggal memang tidak bisa dijadikan pembelaan sih, lalu karena kita memang tidak tahu bahan apa saja yang digunakan untuk membuat obat itu, maka hal itu bisa dijadikan alasan kalau memang obat itu pantas dihargai dengan harga setinggi itu, cerdas, cerdas sekali kau dokter BPJS, tapi sayangnya, kau kelupaan beberapa hal."
"(Me..mengertak, o..orang sialan ini pati Cuma mengertak saja!) Be…beberapa hal? Apa yang sedang kau bicarakan ha?"
"Yang pertama, jika obat itu memang sangat mahal namun tetap terpaksa dijual ke suatu daerah YANG KEBETULAN TERKENA WABAH, bukannya pihak kerajaan bisa menebak kalau orang didesa ini mustahil membayarnya? Tapi kenapa mereka tetap menjualnya atau paling tidak kenapa mereka tidak memberikan saja resep obatnya kepada dokter local sehingga obat itu bisa dibuat secara massal yaa? Ooooooh, aku tahu! Itu karena kalian mengingkan bayaran selain uang, yang mungkin seperti info mengenai para pemberontak yang menyatu dengan masyarakat, perempuan, atau sejenisnyakan?" kata Akbar dengan wajah psikopat, yang senang sekali karena dirinya bisa membalas semua omong kosong dokter Aldeon barusan
!!!
!!!
"Be..benar juga, ke..kenapa kita tidak terpikirkan soal itu?" kata para warga yang mulai menyadari kesalahan dipihak kerajaan.
"(Di..dia sudah sampai tahu sejauh itu!! Si..siapa dia sebenarnya?!)" kata tuan Palkos yang tidak mengira kalau si Akbar bisa tahu semuanya sampai sejauh itu.
"Lalu yang ke 2, ini bukan hari pertama kalian disini dan aku sudah menemukan ada kasus pemerkosaan, itu artinya....pada hari-hari sebelumnya, sudah ada wanita yang jadi korban pemerkosaan kaliankan?!" kata Akbar yang kali ini berhenti tersenyum psikopat, melainkan langsung memandang dengan tatapan sinis yang menakutkan.
!!!
Baru 2 detik Akbar menyelesaikan kata-katanya barusan yang membuat kemarahan para warga muncul kembali, diapun berulah lagi dengan menepuk ke 2 tangannya dan berteriak dengan sangat lantang.
"WAHAI WANITA-WANITA DESA YANG TERHORMAT, APA ADA DIANTARA KALIAN YANG SUDAH MENJADI KORBAN KEBEJATAN ORANG-ORANG YANG BERKEDOK KERAJAAN INI??!! JIKA ADA!! CEPAT ANGKAT TANGAN KALIAN!!" teriak Akbar dengan lantangnya.
…
…
…
…
…
...
1
14
34
40
51
Itulah jumlah wanita yang mengancungkan tanganya 6 detik setelah Akbar berteriak seperti itu, tentu saja hal ini membuat batas kesabaran dan kewarasan para warga menjadi sirna, bahkan Akbar yang merencanakan semua inipun juga merasa amat kesal dibuatnya.
"(Sialan, a..aku memang menyuruh 30 orang yang datang pertama kali ke penginapan untuk menyuruh keluarga perempuannya yang berumur 25 tahun keatas datang kesini dan mengajungkan tangannya saat aku bertepuk tangan tadi, ta..tapi aku tidak menduga kalau ternyata ada orang lain yang benar-benar mengalaminya, ba..bahkan lebih dari 10 juga dong, or.. orang-orang kerajaan ini benar-benar sudah tidak waras!)"
"BERHENTIII!! KAU SUDAH TIDAK PUNYA HAK UNTUK BICARA APA-APA LAGI!! PASUKAN!! CEPAT TANGKAP DI.."
DUAAKKK!!
!!!
"SUDAH CUKUP!!, HABISI ORANG-ORANG KERAJAAN SIALAN INI!!"
"YA! SAMPAI KAPAN SEMUA KEBODOHAN INI BERAKHIR, APA KALIAN HANYA MENUNGGU SAJA SAMPAI ANAK ATAU ISTRI KALIAN YANG JADI KORBANNYA?!!"
"HANCURKAAN ORANG-ORANG SIALAN ITUUU!!"
Yang diingkan si Akbar pun terjadi, semua warga yang sudah tidak bisa menahan emosi dan kesabarannya lagi itupun mulai saja menghajar pasukan kerajaan yang memiliki perlengkapan tempur yang lengkap dengan tangan kosong. Dan dalam hal ini, pasukan kerajaanlah yang kewalahan, karena mereka bingung apakah mereka harus menghadapi para warga yang mengamuk atau tidak.
Sedangkan itu, tuan Palkos yang merasa geram melihat kericuhan yang dibuat oleh Akbar barusan itu segera saja turun dari kudanya dan mulai berjalan kearah Akbar untuk menangainya secara pribadi.
"Akbar Abadeir, sudah tidak diragukan lagi kalau kau adalah anggota pemberontak pangeran, jadi mau tidak mau kau harus ikut denganku ke istana, baik dengan cara mudah atau dengan cara yang sulit," kata tuan Palkos kepada Akbar.
"Bukannya hidup jadi membosankan kalau terlalu mudah tuan Palkos?" kata Akbar sambil memasang kuda-kuda petinjunya.
"Baiklah kalau itu maumu, akan kubawa kau dengan kekerasan," kata tuan Palkos.
"APAA?! DASAR BODOH!! KENAPA KAU TIDAK MEMBUNUHNYA DISINI SEKARANG JUGA HA?!" kata dokter Aldeon yang kesal dengan ucapan tuan Palkos.
"Keberadaan pangeran lebih penting daripada membunuh semua anggotanya, dan ada kemungkinan kalau orang yang "seperti" dia ini punya hubungan yang sangat dekat dengan pangeran."
"TAPI BUKANNYA INI HANYA BUANG-BUANG…"
"Jika kau tidak bisa diam, akan kubunuh kau saat ini juga, mengerti kau bajingan sinting," kata tuan Palkos dengan tatapan geram.
Dokter Aldeon hanya memasang muka masam mendengar jawaban dari tuang Palkos barusan, dan dia hanya kesal saja karena dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan kaburpun tidak bisa dikarekanakan para penduduk yang sedang diurus oleh para prajurit itu mengelilingnya.
"Tuan Grail, tolong masuklah bersama nyonya Marian dan jaga putriku, dan pastikan agar dia tidak melihat semua kericuhan ini, bisa gawat kalau sampai anak kecil seperti dia melihat sesuatu yang berdarah-darah sebelum cukup umur," kata Akbar memberikan perintah pada tuan Grail.
"Maaf tuan Akbar, saya tidak bisa menuruti permintaan anda yang satu ini, karena ada orang yang harus saya…"
"Tenang saja, setelah aku menghajar komandan ini, aku akan menyerahkan dokter lembek itu kepadamu, setelahnya terserah kau dan para penduduk mau apakan dia itu," kata Akbar dengan santainya berkata seperti itu didepan komandan prajurit kerajaan itu.
"Ta..tapi, a..apakah anda bisa…"
"Sudahlah masuk saja, kalian hanya jadi penganggu kalau ada disini, syu syuuu."
"(Tuan Akbar pasti tahu apa yang sedang dia lakukan, jadi tidak ada alasan aku ragu dengan apa yang dia lakukan) Ba..baik tuan Akbar, se..semoga anda berhasil."
Kemudian tuan Grail yang tidak berani membantah ucapan Akbar itupun mengajak masuk istrinya kembali kedalam penginapan dimana didalamnya terdapat Syty yang daritadi mengamati ayahnya dari balik pintu masuk dengan perasaan kagum.
"(Aku harus tumbuh menjadi perawan sehingga bisa menjadi hebat seperti ayah!)" kata Syty dengan mata berbinar-binar.
"Hei Syty, ini bukan pemandangan yang boleh dilihat oleh anak-anak! Ayo cepat kemari!" kata tuan Grail yang menutup mata si Syty dan menariknya kedalam rumah.
"Ah tunggu tuan Grail, aku ingin melihat sedikit lagi, aku mohon! AHHH!" kata Syty yang memaksa dan agak kesal karena tidak bisa melihat kelanjutan aksi ayahnya lagi.
Setelah tidak ada orang yang menghalangi lagi, tuan Palkos yang sempat merasa kesal karena ejekan Akbar tadi yang menganggap remeh dirinya itupun mulai memasang kuda-kuda bertarung.
"Hei tuan Akbar, sombong sekali nada bicaramu tadi, apa kau pikir bisa mengalahkanku dengan tangan kosong seperti itu? Aku tidak yakin bisa membawamu dalam keadaan tidak terluka lho," kata tuan Palkos memberikan peringatan.
"Tidak ada yang tahu sebelum mencobakan? Dan juga itu berlaku untukmu tuan Palkos, apa kau bisa menyentuh wajah tampanku dengan pisau dapur raksasamu itu?" sindir si Akbar dengan nada santai.
"Haaaa, seorang komandan 100 prajurit melawan pemberontak yang jago ceramah, aku tahu ini akan mencoreng nama baikku, tapi sepertinya aku tidak punya pilihan lain."
"(Yaelah bacotnyaaa, bisa tidak kau berhenti pamer-pamer seperti itu? Aku ini sendiri adalah mantan pemimpin 1 Triliyun milyar malaikat lebih di surga tahu)"
"BERSIAPLAH AKBAARR!! HIAAAATT!!"
PRANGGG!!!
...
…
!
"Ara-ara, bertarung melawan orang yang tidak memiliki senjata, apa komandan pasukan kerajaan sudah tidak punya harga diri lagi?"
!!!
Langsung saja tuan Palkos menjaga jarak ketika tiba-tiba ada seorang yang mengunakan jubah datang menangkis serangannya menggunakan pedangnya, dan lagi tuan Palkos merasa tidak asing dengan suara orang itu.
"Suara itu, jangan-jangan kau…"
"Maaf menganggu pertarungan yang tidak adil ini, tapi aku ingin membawa pergi orang ini bersamaku, jadi apa kau bisa membiarkan kami pergi?" tanya orang yang mukanya tertutup jubah itu.
"(Akhirnya datang juga utusan pemberontak yang bersembunyi di desa ini seperti perkiraanku, tapi dari semua anggota pemberontak yang lain, kenapa harus perempuan yang datang sih?)" kata Akbar yang agak kecewa itu yang menebak orang berjubah itu adalah seorang perempuan didengar dari suara dan siluet tubuhnya.
"Hahahaha, lucu sekali, kenapa kau pikir aku akan membiarkan kalian berdua pergi dengan mudahnya ha?" kata tuan Palkos yang mulai memasang kuda-kudanya lagi.
"Ya, mungkin saja anda ingin membantu pasukan anda yang kewalahan mengurus para warga dan pasukan ku yang menyamar diantara mereka?" kata wanita itu dengan mudahnya.
"(Ulalala, ternyata para pemberontak memang ingin mencari pasukan tambahan ya, tidak salah kalau tuan Esa tetap menyuruh datang kesini walaupun ini daerah terkutu….eh tunggu, tapi kenapa juga ada pemberontak di daerah yang terkena wabah penyakit ini ya? )" tanya Akbar yang menyadari sesuatu yang salah itu.
"Hei, apa kau pikir pasukan kerajaan selemah itu melawan penduduk yang tidak bersenjata dan pemberontak yang lembek ha?"
"Hahaha, memang tidak mungkin semudah itu memancing orang ya?"
"AKAN KUBAWA KALIAN BERDUA SEKALIGUS DASAR SIALAN!! HIAAATT!!"
"Jangan hanya banyak bicara, DASAR ORANG TUAA!!"
…
….
DUAAKKK!!
!!!
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKHH!!!"
Langsung saja tuan Palkos terpental sangat jauh ketika tiba-tiba Akbar yang muncul dari arah belakang orang berjubah itu memukulnya tepat dimukannya dengan sangat keras (+ Efek Strength 76), bahkan saking kerasnya gigi tuan Palkos pun sampai terlepas 6 buah, tentu saja hal itu membuat wanita berjubah itu terdiam.
"(Wow, tidak rugi aku menambahkan 1 poin yang aku dapatkan dari kedatanganku di didesa ini ke Streng-ku, kalau begini sih mungkin aku sudah kebal dengan pedang dan senjata sejenisnya ya?)" kata Akbar yang juga tercengah sendiri dengan kemampuannya.