Dalam perjalanan, Daniel tak henti memutar otak; berpikir, menduga-duga, dan membayangkan, siapa dibalik kekacauan dan berani mengganggu stabilitas keamanan dan kenyamanan bisnis yang dijalankan oleh dia.
"Lebih cepat pak," kata Daniel pada sopirnya
"Baik! Pak" dengan wajah cemas dan agak menunduk. Sopir itu memperhatikan raut wajah bosnya di kaca mobil.
Setibanya di rumah Samuel beberapa orang membuka pintu mobil untuk Daniel. Dengan pandangan kosong dan serius Daniel tak menyapa satupun diantara anak buah-buah nya yang berjaga di rumah samuel.
"Daniel, welcome back to my home" sambut Samuel dengan senyuman hangat khas nya.
"Gimana hasil laporan anak-anak?" Tanya langsung tanpa basa basi
" Tenang... bos gue udah tau siapa dibalik serangan ini" nadanya berusaha menyakinkan Daniel.
"Siapa?" Tanya Daniel lagi
"Kita omongin di ruangan,sambil minum wine, biar pikiran lebih lancar berpikir bos" kata Samuel berusaha agar boss lebih rileks. Sembari mengajak bosnya tuk berjalan keruangan tempat mereka menyiasati hal-hal penting kalau mereka berdua berada di rumah Samuel.
Samuel menuangkan wine buat Daniel. Sembari menyampaikan "ini ulah anak buah Alex...bos" Samuel menjelaskan.
"Lo, yakin?" Daniel udah agak santai.
"Fuck, mereka mengibarkan bendera perang." lanjutnya.
"Santai,bos...jangan kepancing, ini yang ingin mereka inginkan, mancing Lo," jelas Samuel dengan situasi dan taktik yang Alex bangun.
"Gue, gak bisa biarkan mereka menginjak-injak harga diri gue seperti ini." Daniel mulai kesal.
"Oke kita beri mereka balasan, tapi besok setelah acara Lo malam ini kelar." Dan Samuel memberikan sebuah kertas, yang dalam kertas itu ada skema yang akan anak buah mereka jalankan untuk menghancurkan salah satu pabrik Alex.
Samuel hanya berusaha menjelaskan untuk santai, jangan bertindak gegabah, harus dengan taktik yang jelas. Dalam situasi apapun sebenarnya Daniel termasuk orang yang kalem, tidak pernah terbawa emosi, namun kali ini berbeda ketika mengetahui Alex yang menyerang nya. Ini bukan yang pertama kali Alex mengganggu stabilitas bisnis Daniel. Dan perkaranya ini adalah tentang siapa yang menyerang Daniel. Alex dahulu adalah anak buah kepercayaan Daniel sebelum Daniel menemukan Samuel, peranya tidak sepenting Samuel sekarang namun ia memberikan beberapa kepercayaan tinggi mengatur anak buahnya, dan cukup besar.
Namun kepercayaan nya dibalas dengan pengkhianatan. Dan membentuk sindikat baru yang berpusat di Jamaika, dia menguasai daerah itu, dan penjualan narkotika dan senjata api disana. Perlahan bisnisnya mulai menjajaki beberapa daerah kekuasan Daniel di sekitar New York.
Daniel pantang menyerang musuhnya terlebih dahulu. Karena bisnis adalah urusan bisnis yang akan bisa membuat Daniel akan membutuhkan orang untuk menggerakkan bisnis tersebut. Namun Alex berbeda pendekatan bisnis Alex; penetrasi, ekspansi dan membunuh siapa yang tak tunduk dengannya.
Selesai Daniel meeting dengan Samuel, Daniel langsung beranjak dari rumah Samuel untuk pulang, untuk memastikan persiapan night party yang diselenggarakan persiapannya seratus persen.
" Gue tunggu Lo di sana" Daniel beranjak keluar dari rumah Samuel
"Oke, jangan kepancing" Samuel mengingatkan Daniel untuk sesuai rencana.
Daniel berjalan menuju mobilnya, yang dibukakan beberapa anak buah yang berjaga di rumah Samuel.
Dimalam yang penuh gemerlap kota New York, para pejabat tinggi, orang-orang penting itu berkumpul di satu acara besar yang diselenggarakan Daniel. Dekorasi yang begitu mewah dengan penjagaan ketat dari anak buah Daniel yang menjaga keamanan stabilitas keamanan jalannya acara itu.
Gemerlap para penari yang memanjakan mata setiap lelaki pun menghiasi meriahnya pesta itu. Di Tengah-tengah pesta Daniel memberikan sambutan untuk menyambut tamu-tamu penting dan maksud Daniel mengadakan pesta mewah itu
"Malam ini, semua penguasa kota New York berkumpul dan berpesta bersama dengan keluarga besar Nicolas corporation. Nicolas corporation akan menjadi tulang punggung pemasukan negara ini yang akan menjaga stabilitas keamanan dan ekonomi negeri ini.
Dan malam ini saya sangat bahagia, kedua orang tua saya hadir ditengah kita..."
Tiba-tiba peluru entah dari arah mana, menembus jantung kedua orang tua Daniel.
"Cari mereka! Panggil kontak darurat." Teriaknya garang kepada anak buahnya. Untuk segera bergerak mencari penembak kedua orang tuanya. Pesta malam itu benar-benar kacau semua tamu undangan yang hadir lepas kendali ketakutan, dengan keadaan yang mereka lihat. Sebab semua mata sedang tertuju pada Daniel yang sedang berpidato dan didampingi kedua orang tua nya.
"Kalian bertahan!" Daniel sambil menyeka air matanya
"Kalian harus!" Daniel tak tahan melihat dua malaikat nya tergeletak tak berdaya
"Semua kekacauan malam ini harus terbayarkan!" Tegas Daniel sebelum memasuki ambulans.
"Cepat bantu! Dan panggil dokter!" Kata suster dan petugas yang menyambut kedatangan Daniel dan kedua orang tuanya.
Sejam berlalu namun tidak ada tanda-tanda dokter keluar dari ruangan pemeriksaan. Dan tak lama dari itu dokter keluar.
"Ini patal pak Daniel, peluru itu menembus kedua jantung mereka. Jadi kami sudah melakukan cara semaksimal mungkin. Dan kami mohon maaf, pak Daniel" dokter itu dengan muka bersalah dan lesu. Dokter itu tak mampu menyelamatkan kedua orang tuanya.
Namun Daniel berusaha tenang. Karena masih di berada di rumah sakit. Dia tak ingin bertindak konyol dan kegaduhan yang akan membuat dia seperti seorang aktor. Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, Daniel melihat jenazah kedua orang tuanya.
"Mereka harus hancur" Daniel bersumpah di antara kedua jenazah orang tuanya dan memeluk mereka secara bergantian.
Ia hanya menitipkan jenazah kedua orang tuanya pada dokter dan perawat agar diurus sebaik mungkin. Dan setelah itu. Daniel membawa jenazah kedua orang tuanya, sembari menunggu esok untuk pemakaman kedua orang tuanya.
Daniel langsung mengumpulkan semua anak buahnya.
"Kenapa bisa terjadi!" Daniel memarahi semua anak buahnya. Daniel menganggap semua anak buahnya telah lalai menjaga keamanan dan kenyamanan berlangsungnya pesta malam itu. Patalnya memakan korban dan mengakibatkan kedua orang tua Daniel sebagai korban.
"Gimana, perintahku untuk menangkap pelaku penembakan kedua orang tua sudah ditangkap?" Tanya Daniel dengan nada marah.
Marko langsung maju membawa kedua pelaku penembakan itu. "Bawa mereka ke ruang interogasi di ruangan bawah tanah, dan sebagian kalian kembali ke pos jaga dan jangan sampai ada yg tertidur!." kata Daniel tegas dengan nada marah.
Tanpa basa basi Marko langsung menyeret kedua pelaku itu, sesuai dengan perintah Daniel. Daniel langsung menyuruh mereka berjaga agar tak terjadi yang tidak diinginkan kembali terjadi. Dan Daniel mengikuti Marko dari belakang setelah anak buahnya kembali ke posisi jaga mereka masing-masing.
"Marko!" Panggil Daniel.
"Iya, bos" saut Marko seraya mendekat ke Daniel.
"Gue...ingin tau semua motif dari pelaku. Buat mereka buka suara baru Lo habisin."
"Maaf bos, lebih baik bos sendiri yang habisi mereka" Marko mencoba menyarankan kepada Daniel.
"Gua kagak mau mengotori tangan gue, dengan cecunguk-cecunguk kotor ini. Lo yang eksekusi" jelas Daniel kepada Marko.
"Baik, bos!" Marko mulai mendampingi Daniel masuk ke ruangan interogasi.