Sesampainya, Syifa menundukkan kepala lalu untuk pertama kalinya ia menatap mata suaminya. Mata Syifa berkaca-kaca, ia mengangkat tangannya dengan ragu namun akhirnya ia melakukannya, ia menyentuh dahi Zayn kemudian kedua pipinya yang terasa dingin.
Kemudian ia menyentuh kemeja Zayn sambil menahan air mata. Zayn hanya terdiam melihat tingkah istrinya itu untuk pertama kali hingga membutnya tertegun saat Syifa memeluknya dan ia tersenyum lalu membalas pelukannya itu.
"Apa kakak baik baik saja? Apa meeting-nya lancar? Sidangnya lancar? Maaf kak, hingga hari ini Syifa pun masih membuat Kak Zayn khawatir dan sedih. Terimakasih untuk semuanya."
"Kak Zayn baik-baik saja. Alhamdulillah semuanya lancar. Jangan menangis, jangan meminta maaf, ataupun berterimakasih. Itu sudah tugas seorang suami pada istrinya. Apa kamu baik baik saja?"
"Alhamdulillah terimakasih kak, maaf kak"
Syifa masih menangis dipelukan Zayn untuk pertama kalinya setelah pernikahannya hampir jalan tiga bulan. Zayn justru menggodanya dengan mengatakan kalau Syifa apakah tidak malu dilihat banyak orang dan mengingatkan bahwa ini dikampus Zayn yang dirinya sangat terkenal.
Syifa tersadar lalu melepaskan pelukan dan menundukan kepala sambil menghapus air matanya. Zayn tertawa kecil sembari memegang kepala istrinya lalu menggandeng berjalan ke parkiran mobil dan mengajaknya pergi. Syifa kembali seperti biasa, ia terdiam dan menjawab singkat pada Zayn.
Saat di mall usai makan dan sholat mereka berbelanja. Zayn menanyakan bolehkan ia menggandeng tangan Syifa dan ternyata Syifa mengulurkan tangan tanpa menatap Zayn.
Akhirnya setelah membeli beberapa bahan makan mereka pulang. Zayn membawa bahan makan masuk namun dicegah Syifa. Ia mengambil alih belanjaan dan menyuruh Zayn cepat mandi dan istirahat karena ia tau Zayn terkena hujan cukup deras. Sementara dirinya akan membuat madu hangat dan membereskan belanjaan.
Tak lama dari itu, Syifa masuk ke kamar sambil membawa segelas air madu hangat penuh usai ia mandi di kamar mandi belakang setelah ia mengambil pakaian ganti saat suaminya mandi. Ia tak mau saat akan masuk ke kamar, suaminya menunggunya lagi. Ia meletakkan madu hangat di meja sembari menuggu Zayn selesai membaca Al-Qur'an.
Begitu selesai Zayn tersenyum tak seperti sebelumnya, kini ia lebih terlihat bahagia. Syifa menyodorkan madu hangat pada Zayn lalu ia meminumnya. Setelah habis setengah, Zayn menghampiri Syifa yang tengah duduk di kasur lalu memintanya minum setengah madu dari gelasnya. Syifa mengambil gelasnya dan hanya terdiam.
"Minumlah, kamu juga terkena hujan. Sangat bagus untuk menghangatkan tubuh. Habiskan. Jangan sakit, Kak Zayn tidak mau kamu sakit. Syifa, kalau kamu sakit siapa yang akan jadi Asyifanya Kak Zayn"
Syifa langsung menghabiskan minumnya sementara Zayn sudah memejamkan matanya dikasur. Ia meletakkan gelas lalu berbalik melihat Zayn yang terlelap tidur dibalik selimut.
Syifa sangat menyesal telah memperlakukan suaminya sedemikian rupa, meski suaminya tak bercerita pada keluarga lainnya atau mencecar dirinya. Ia sadar, Zayn sangat sabar dan memiliki hati mulia yang kuat.