"Haaaahh! Kau ini benar-benar Suda-kun!" Keluh Aida setelah dirinya mendengarkan penjelasan yang di berikan oleh Minato.
Kini Aida tengah duduk di kursi penonton bersebelahan dengan Minato, sedangkan itu Tori, Suda dan Eita kini sedang berdiri dihadapannya.
Aida langsung melayangkan tatapan tajam kepada Suda yang berada tepat di hadapannya.
"Suda-kun! Kenapa kau tidak menghubungi aku atau Yu-kun secara langsung? Jika kau memang ingin bertemu dengan Yu-kun kau kan bisa datang berkunjung kerumah nya."
Suda yang di layangkan tatapan tajam oleh Aida hanya menatapnya dengan tatapan malas.
"Aku malas memakai ponsel. Jadi lebih baik aku memilih untuk datang langsung kesekolah ini."
Aida berdecak sebal mendengar jawaban Suda yang selalu terdengar seperti orang yang tidak serius dengan perkataannya.
"Baiklah, aku sudah menghubungi Hanami-senpai untuk mengatakan kepada Yu-kun jika kau sedang berada disekolah ini. Kau tahu bukan apa yang akan di lakukan Yu-kun kepada dirimu atas apa yang sudah kau lakukan hari ini?" Tanya Aida masih tetap melayangkan tatapan tajam kepada kepada Suda.
Suda hanya mengankat bahunya acuh merespon perkataan Aida. Karena yang terpenting bagi dirinya saat ini adalah dirinya akan segera bertemu dengan Yuki dan akan segera memekan masakan milik sahabatnya itu yang sudah amat sangat dirinya tunggu-tunggu.
Sedangkan itu Eita yang memperhatikan interaksi antara Aida dan Suda pun terkekeh kecil. Dirinya jadi kembali teringat akan memori saat masa sekolah menengah pertama. Dirinya mengingat jika kejadian mirip seperti ini pernah terjadi saat dulu.
"Kalau begitu, sambil menunggu Yuki-kun datang kesini, mau kah kalian berlatih bermain basket bersama kami? Bukankah kalian hari ini sedang membolos pelatihan basket disekolah kalian?" Tanya Eita yang kini membuat Suda, Minato, Aida dan Tori menolehkan kepala kearah dirinya.
"Apa tidak apa-apa jika kami ikut berlatih dengan club mu Eita-san? Bisa dikatakan kami ini adalah anggota club basket musuh kalian." Tanya Minato dengan sebelah alis yang terangkat keatas.
Eita yang mendengar pertanyaan Minato pun mengulaskan senyum diwajahnya, sedangkan itu Suda mengulaskan seringai diwajahnya.
"Rupanya senpai masih belum berubah juga. Baiklah kami menerima tawaran senpai untuk berlatih disini." Ujar Suda santai membuat Minato langsung membulatkan kedua matanya terkejut.
"T-tapi Suda-kun, bukankah SMA Natsu adalah lawan dari SMA Haru?" Tanya Minato yang langsung di respon dengan gelak tawa geli oleh Eita.
"Hahaha kau memang benar Minato-kun. SMA Natsu dan SMA Haru adalah lawan, tapi itu jika kami sedang berada diarena pertandingan. Jika kami sedang tidak berada di arena pertandingan maka kami adalah kawan yang solid. Bahkan kami sering melakukan pelatihan bersama sebelum jadwal pertandingan di mulai. Bukan begitu Tori-kun?"
Tori pun langsung menganggukan kepalanya membernarkan apa yang dikatakan oleh Eita. Membuat Minato membulatkan kedua matanya, namun tidak dengan Suda dan Aida.
"Ya apa yang dikatakan oleh kapten kami itu benar. Jadi kau tidak perlu merasa ragu untuk berlatih bersama kami." Sahut Tori sambil menepuk sebelah bahu Minato.
Minato yang sebelah bahunya ditepuk oleh Tori pun terdiam sesaat mempertimbangkan apa yang akan dirinya pilih.
Aida yang melihat Minato masih terdiam dengan raut wajah bimbang pun menghela nafas panjang.
"Minato-san, apa kau baru kali pertama ini mengikuti kegiatan club di sekolah?" Tanya Aida yang membuat Minato kini menolehkan kepala kearah dirinya.
"Tidak, saat sekolah menengah pertama aku masuk kedalam club bulu tangkis. Namun kami sama sekali tidak pernah melakukan pelatihan bersama dengan sekolah lain. Karena bagi pelatih dan ketua kami, sekolah lain adalah musuh kami."
Aida, Eita dan Tori menaikan sebelah alisnya menatap kearah Minato, sedangkan itu Suda hanya melayangkan tatapan mata biasa kearah teman sekelasnya itu.
"Benarkah pelatih dan kapten club mu masih memiliki pemikiran tua seperti itu? Yaampun aku benar-benar tidak menyangka." Sahut Tori sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis fikir.
Minato menganggukan kepalanya dan kini menolehkan kepalanya kearah Tori. "Ya, seperti itulah pemikiran pelatih dan kapten kami, sehingga kami hanya berlatih sendiri saja."
Eita mengulaskan senyum diwajahnya. "Mulai saat ini kau harus mengubah pemikiran yang sudah di tanamkan oleh pelatih dan kapten club mu di sekolah yang kemarin. Karena kami SMA Natsu dan SMA Haru tidak memiliki pemikiran seperti itu. Bahkan setiap liburan musim panas kami akan selalu mengadakan camp pelatihan, untuk memperbaiki kekurangan masing-masing tim."
Kini Minato menolehkan kepalanya kearah Eita, Minato masih sedikit merasa ragu karena pemikiran yang masih dirinya tanam dari sekolah lamanya.
Eita yang melihat Minato masih merasa sedikit ragu pun kembali membuka suara untuk mengusulkan sebuah ide yang mungkin saja akan membuat Minato merubah pemikirannya.
"Jika kau masih merasa ragu, apa perlu aku menghubungi kapten club basket kalian untuk mengizinkan kalian berlatih bersama disini?" Tanya Eita yang langsung di jawab dengan gelengan kepala oleh Minato.
"Jangan! Kami tidak ingin kapten kami mengetahui keberadaan kami disini."
Eita menaikan sebelah alisnya heran, namun dirinya memilih menganggukan kepala untuk mengikuti permintaan Minato.
"Baiklah, aku tidak akan menghubungi kapten kalian. Tapi apa kalian bersedia untuk berlatih bersama kami?" Tanya Eita lagi meminta persetujuan kepada Minato.
Minato yang kembali diberikan pertanyaan oleh Eita, kembali terdiam sesaat di tempatnya. Namun, meski dirinya masih sedikit merasa ragu, kali ini Minato memilih untuk menganggukan kepalanya dan menyetujui ajakan yang diberikan oleh Eita kepada dirinya dan Suda.
"Baiklah. Aku akan ikut latihan bersama kalian. Tapi kalian jangan memberitahukan keberadaan kami saat ini kepada kapten kami."
Dengan cepat Eita langsung menganggukan kepalanya. "Baik, aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada kapten kalian."
***
Ceklek..
Hanami yang baru saja selesai membaca pesan masuk dari Aida pun kembali masuk kedalam ruang kelas club memasak. Dimana dirinya dapat melihat para anggota club memasaknya kini tengah melakukan praktik memasak setelah melihat secara langsung bagaimana Yuki melakukan tutorial dihadapan mereka tadi.
Tatapan mata Hanami kini mencari dimana keberadaan Yuki saat ini.
Setelah Hanami menemukan dimana keberadaan Yuki, helaan nafas panjang dirinya hembuskan. Lalu dirinya pun melangkahkan kakinya untuk menghampiri sang adik kesayangan.
Sedangkan itu Yuki yang sedari tadi fokus memperhatikan para aggota club memasak yang tengah mempraktikan secara langsung menu bento yang sudah dirinya tutorialkan tadi, langsung menolehkan kepalanya saat melihat sosok Hanami yang kini sedang berjalan menghampiri dirinya.
"Yuki-kun." Panggil Hanami yang di balas dengan seulas senyum terpatri diwajah Yuki.
"Ya, Hanami-senpai, ada apa?" Tanya Yuki yang membuat Hanami terdiam sesaat, lalu mengarahkan kedua tangannya kebelakang tubuhnya untuk menggenggam erat ponsel miliknya.
Yuki yang melihat Hanami terdiam setelah dirinya bertanya pun merasa sedikit heran, belum lagi saat dirinya melihat ekspresi yang saat ini tertampak diwajah Hanami.
"Senpai?" Panggil Yuki saat melihat sang kakak masih terdiam belum menjawab pertanyaan dirinya.
Hanami yang mendengar Yuki kembali memanggil dirinya pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya.
"Ah, maaf Yuki-kun. Aku ingin mengatakan, jika Aida meminta tolong pada ku untuk menyampaikan jika Suda-kun dan temannya saat ini sedang berada di gedung olahraga indoor bersama dengan club basket Eita-kun." Ucap Hanami yang langsung membuat Yuki mengerutkan dahinya heran.
"Suda-kun?" Tanya Yuki memastikan lagi pada Hanami. Dengan sedikit ragu Hanami balas menganggukan kepalanya.
Melihat Hanami yang menganggukan kepala, Helaan nafas panjang pun Yuki hembuskan. Seolah Yuki mengetahui apa yang sedang dilakukan sahabatnya itu di sekolahnya saat ini.
"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi kesana. Aku izin untuk pulang lebih cepat ya senpai." Ucap Yuki sambil mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil dua kotak bento yang sudah dirinya buat tadi.
Dalam diam Hanami menganggukan kepalanya. "Ya, tidak apa-apa. Sampai bertemu dirumah nanti Yuki-kun."
Yuki balas menganggukan kepalanya, lalu melangkahkan kakinya berjalan keluar dari ruangan club memasak. Meninggalkan Hanami yang kini tengah menghela nafas panjang.