Di sebuah altar yang berada di taman hotel yang berhiaskan bunga-bunga putih disertai daun-daun hijau yang ditata dengan rapi di lengkuhan besi, Travis berdiri di sana bersama pendeta dan juga Taylor. Pria yang memakai setelan jas hitam dengan dasi kupu-kupu itu menatap lurus ke depan di mana ada banyak kerabat beserta tamu-tamu yang duduk berjajar di kursi putih sementara di tengah-tengah ada karpet berwarna putih yang terpasang lurus sampai teras hotel.
Travis menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskan dengan perlahan. Dia mencoba untuk rileks karena saat ini dia sangat nervous.