Jam 7 malam, Travis berada di rumah sakit yang dikelola oleh ayah dan ibunya. Dia berjalan menyusuri koridor menuju ke arah ruangan ayahnya, tatapannya datar bahkan dia tidak menanggapi dokter ataupun suster yang menyapanya.
'Jika dia tidak mau mendengarkan aku lagi, jika dia tetap tidak ingin menerima Phoebe, mungkin ini terakhir kali aku memohon padanya,' batin Travis dipenuhi oleh rasa benci kepada ayahnya. Dia tidak bisa memungkiri bahwa hari ini saya tidak bisa konsentrasi pada pasien karena terus-menerus teringat pada Phoebe yang mulai murung lagi hari ini.
"Travis."
Travis menoleh ke arah, melihat ibunya datang menghampirinya dari arah lain.
"Ma," sapanya.
"Kamu ke sini sendiri?" tanya Daniela.