Merasa ada yang tidak beres dengan Phoebe, Travis pun beranjak dari ranjang. Dia terburu-buru berjalan menuju kamar mandi, melintasi ruang walk in closet yang bernuansa putih monokrom dan melihat kekasihnya itu duduk di kursi dekat pintu kamar mandi sambil menangis.
"Ya Tuhan, Sayang. Kamu kenapa?" tanyanya sambil menghampiri Phoebe.
Phoebe menoleh pada Travis, segera mengusap air matanya. "Aku tidak apa-apa."
"Tapi kenapa kamu menangis?" tanya Travis yang kini berjongkok di hadapan Phoebe, memegang kedua pahanya dan mendongak menatap wajahnya dengan khawatir. "apa aku menyakitimu? Apa kamu masih menyesali kejadian semalam?"
Phoebe hanya menggeleng.
"Lalu kenapa?" tanya Travis dengan sendu. "Apa ini karena aku membahas tentang klien ku yang akan melahirkan hari ini?" lanjutnya penasaran.
Phoebe menghela napas, perlahan mengangguk. Dia menelan salivanya, mencoba menahan tangis namun tak mampu karena bayang-bayang momen keguguran itu kembali menghantuinya.