Chereads / My Beautiful Pregnant Maid / Chapter 29 - Tatapan mengimintidasi

Chapter 29 - Tatapan mengimintidasi

Sekitar jam 10.00 pagi, Matheo sudah sarapan kemudian sudah mendapatkan pesanannya yaitu mesin pencukur rambut dilengkapi dengan gunting, kaca, dan juga sisir. Pemuda itu duduk di kursi berhadapan dengan meja rias, tidak memakai pakaian atas dan hanya memakai celana boxer berwarna putih. Dia membiarkan Angelica mulai memangkas rambutnya dengan menggunakan mesin pencukur rambut yang terhubung pada listrik. 

"Kalau hasil ini bagus maka aku akan minta kamu untuk datang ke sini mencukur aku setiap rambutku gondrong," ucap Matheo dengan sedikit terkekeh melihat ke arah cermin yang memantulkan Angelica yang sedang fokus mencukur rambutnya.

"Itu tidak masalah asalkan kamu bayar aku. Dihitung dari banyaknya bahan bakar yang aku gunakan untuk motorku saat aku bawa ke sini, lalu biaya jasa waktu yang aku harus gunakan untuk mencukur kamu, lalu jasa tenaga untuk mencukur," sahut Angelica dengan santai. 

"Well ... Sepertinya lebih mahal daripada ke barbershop."

"Yeah, itu sesuai dengan perhitungan."

"Kalau begitu aku akan mencukur sampai tersisa 1 cm saja," ucap Matheo dengan tersenyum, merasa suka melihat Angelica yang fokus tapi masih bisa diajak ngobrol. Sesekali Gadis itu menatap ke arah kaca dan tersenyum seolah tersenyum padanya, senyum manis itu sungguh menggetarkan hatinya, membuat hari ini terasa lebih berwarna daripada hari-hari sebelumnya.

"Tadi aku hanya bercanda. Jika rambutmu sudah gondrong lagi aku pasti datang ke sini untuk mencukurmu tanpa harus dibayar," ucap Angelica kembali fokus mencukur bagian belakang rambut Matheo. Gadis Itu tampak sangat fokus hingga sesekali membungkukkan tubuhnya karena posisi duduk Matheo terlalu rendah. 

Hingga beberapa menit berlalu akhirnya Angelica beralih menggunakan gunting untuk mencukur bagian atas dan depan rambut Matheo, dengan menggunakan sisir juga.

"Kurasa hasilnya akan sangat keren, Kamu berbakat menjadi seorang pencukur rambut pria," ucap Matheo dengan tersenyum puas.

"Bakat jika tidak memiliki sesuatu yang mendukung itu akan sangat percuma. Aku tidak punya modal untuk membuka barbershop," sahut Angelica.

"Kalau begitu kamu bisa memulai dengan bekerja di barbershop lain sambil mencari pelanggan."

"Aku tidak suka bekerja di tempat orang lain karena aku lebih suka membuat tempat usaha untuk diriku sendiri. Aku menunggu modal dari ayahku ... Lagi pula sekarang aku juga masih kuliah," jelas Angelica.

"Aku akan membantu kamu jika aku sudah dapat pekerjaan dan gaji."

"Tapi sepertinya kamu akan kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kamu adalah orang yang sedang diburu. Kamu akan sangat pusing memiliki keterikatan dengan sebuah pekerjaan sedangkan kamu juga harus menjaga dirimu dari kejaran Kakak iparmu," ucap Angelica sambil menyisir rambut Matheo dengan style spiky, menatap ke arah cermin. "Kurasa kamu atau aku harus mencari pekerjaan secara online supaya kita tidak perlu sibuk berkeliaran di luar atau menjadi budak bos. Seperti menjadi content creator itu pasti sangat menyenangkan jika sudah banyak penggemar."

"Content creator?" 

"Iya ... Aku lihat banyak sekali pemuda yang sukses dengan menjadi konten kreator di tik tok, YouTube ataupun Instagram. Tapi yang pasti itu karena mereka punya bakat yang bisa ditampilkan lalu mereka juga sudah punya penggemar ... Itu semua pasti diawali dengan sulit karena awal mula pasti belum banyak penggemar," jelas Angelica kemudian berkata, "hasil cukur ini sangat bagus ... Jenis rambutmu sangat mudah diatur dan bentuk wajahmu sangat menarik. Kamu cocok jadi model remaja ... Atau mungkin jadi konten kreator karena pasti banyak gadis-gadis yang follow kamu lalu memberikan gift yang bisa jadi uang."

"Bagaimana jika kita membuat konten?" tanya Matheo dengan tatapan ambisius seolah sedang memikirkan sesuatu. 

"Kita membuat konten?" 

"Ya ...."

"Tapi kamu sedang menyembunyikan dirimu dari kakak iparmu dan orang-orangnya. Kamu akan ketahuan jika videomu bersama aku viral. Dia pasti bisa melacak kamu dan menemukan kamu di sini," ucap Angelica dengan gusar. 

"Aku akan memakai topeng," sahut Matheo.

"Topeng seperti anonymous atau spider-man?" 

Matheo langsung menggelengkan kepalanya. "Kalau aku pakai topeng seperti itu maka ketapamnanku tidak akan pernah terlihat sama sekali. Aku akan pakai topeng khusus untuk mata seperti Robin atau Batman. Kurasa dengan begitu Aku tidak akan dikenali."

Angelica tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi konten Apa yang akan kita buat?"

"Hmmm ... Aku akan pikirkan itu karena aku butuh inspirasi," ucap Matheo sambil mulai berpikir tentang apa yang harus dia lakukan untuk bersama Angelica sehingga menarik followers. 

Drett ... Drett ... 

Angelica melirik ke arah ranjang di mana ada ponsel Metheo yang berdering. "Sepertinya ada yang menelpon kamu."

"Mungkin kakakku."

Matheo beranjak dari kursi kemudian berjalan menuju ranjang dan mengambil ponselnya. Dia melihat ada panggilan video masuk dari Alicia, kemudian segera menjawabnya.

"Hi," sapa Matheo sambil mengarahkan kamera pada wajahnya sambil tersenyum melihat Phoebe yang mengerutkan kening.

"Matheo, kamu baru saja mencukur rambutmu?" tanya Phoebe yang terlihat seperti sedang istirahat di kamar. 

"Iya, Kak. Bukankah ini sangat keren?" tanya Matheo. 

"Iya, itu keren ... Tapi siapa yang ..." Phoebe tidak melanjutkan kalimatnya, namun seperti melihat sesuatu. "Kamu membawa gadis ke kamarmu? Apa yang kalian lakukan? Kenapa kamu berani bawa gadis ke kamarmu ... Bukankah dia Angelica?" Phoebe lanjut bertanya-tanya dengan tatapan marah. 

"Ehh ..." Matheo menoleh ke belakang, melirik Angelica yang sedang menyapu rambutnya yang sudah dipotong yang berjatuhan di lantai.

"Matheo, Apa yang kamu lakukan dengan dia? Apa kalian pacaran sehingga kalian ..."

"Kak, dia ada di kamarku karena dia mencukur rambutku," ucap Matheo sebelum Phoebe menyelesaikan kalimatnya. "Kami tidak pacaran dan kami tidak melakukan apa-apa selain ngobrol sebagai teman lalu dia membantu aku mencukur rambutku karena rambutku sudah gondrong ... Aku juga tidak mungkin ke barbershop karena sekarang ini aku harus bersembunyi!"

"Baiklah kalau begitu ... Tapi jangan berbuat tidak senonoh dengan sembarang gadis, bahkan jangan pernah melakukannya sebelum kamu menikah. No sex before marriage!" Phoebe menegaskan dengan tatapan horor.

"Kamu tidak perlu khawatir, aku dan dia hanya berteman dan mungkin kami akan punya proyek kerjasama supaya kami tidak perlu bekerja di luar," jelas Matheo, sesekali melirik Angelica yang menyimpan rambutnya ke dalam sebuah plastik. "Aku harus bantu dia beres-beres dulu. .. nanti aku akan telepon lagi."

"Ya ... Jangan sampai kamu melakukan hal tidak senonoh!" 

"Iya ... Iya, jangan khawatir!" seru Matheo kemudian memutuskan sambungan video call itu. Dia segera membantu Angelica membersihkan rambutnya dan membereskan peralatan cukur tadi.

___

Sudah tiba di Ohio, John tidak ke rumah melainkan langsung ke kantor karena sekretaris yang mengatakan bahwa ada hal urgen sehingga dia harus ke sana. Pria itu keluar dari lift, kemudian berjalan hingga akhirnya tiba di depan pintu ruangannya.

Ceklek ...

John membuka pintu, berjalan masuk dengan langkah santai hingga menyadari ada ibunya yang sedang duduk di sofa. 

"Mana Phoebe, kenapa dia tidak ikut pulang bersamamu?" tanya Jannet, ibu John yang berpenampilan glamor dalam balutan setelan hitam dan menggelung rambutnya, serta memakai make up agak tebal.

John bagian dengan perasaan campur aduk, membayangkan bagaimana ibunya itu akan marah ketika mengetahui bahwa Phoebe meninggalkannya karena dia sudah berkhianat.