Chereads / farm system to novel word / Chapter 296 - Bab 199

Chapter 296 - Bab 199

setelah gran dan yg lainnya menyelamatkan Dewi laut laviatan, kami akhirnya memulia perjalanan kami.

serta anggota kru kapal bertambah satu orang pria tua.

di bawah sinar bulan aku dan iren saling berpelukan dengan erat di atas dek kapal.

semua kru memandang kami dengan tatapan aneh, karena melihat iren yg jarang bicara sedang menunjukan expresi sedih sambil mengeluarkan air mata.

"peluk iren lebih erat lagi sayang ku, iren benar benar kedinginan" kata iren dengan sedih.

"jangan terlalu sedih, bukankah kamu akan selalu bersama ku, walaupun aku hanya tertidur" jawabku dengan santai sambil mengelus kepala iren.

"Nero apa yg terjadi, apa kamu akan segera pergi" kata katalina dengan ragu ragu.

"ya kami berdua akan pergi, jadi ini terakhirnya kalian akan melihatku, semoga perjalanan kalian berjalan lancar" kataku dengan santai sambil menganggukkan kepala ku.

"apa secepat itu Nero, tidak bisakah kamu tinggal lebih lama lagi, setidaknya satu hari saja, bisakah kamu memberiku satu hari saja, tolong satu hari saja" kata katalina dengan sedih dan wajah memohon.

"apa kamu mulai tertarik dengan ku, jangan lakukan itu katalina, kamu terikat dengan lyria dan itu akan membuat mu semakin sakit saat aku pergi nanti, semakin lama aku tinggal semakin kuat rasa sakit yg akan kamu derita" kata ku dengan serius sambil menatap katalina.

"salah siap semua ini, semua karena mu, kamu bajingan, aku tidak bisa tidur karena mu, bahkan di dalam mimpi kamu selalu menggoda ku, sialan kamu, dasar bajingan" teriak katalina dengan marah sambil menunjuk ku dengan jarinya.

tapi setelah itu dia bersimpuh di tanah lalu mulai menangis lagi, hal ini membuat semua orang semakin bingung.

"kenapa kamu harus pergi, tidak bisa kah kamu tetap di sini, aku tidak meminta mu lebih, selama aku bisa melihat mu itu sudah cukup bagi ku, aku tahu kamu sudah memiliki iren sebagai istrimu, tapi semua karena kamu bajingan, ini salah mu, semua salah mu" tangis katalina sambil mengutuk ku dengan kesal.

"maaf katalina, ini yg terbaik, kami harus segera pergi"

"kemana kamu pergi, tidak bisa kah kamu menundanya sehari saja, kita masih di atas langit, dimana kamu akan turun, tidak ada pulau di sini" teriak katalina dengan marah dengan wajah yg penuh air mata.

"kemana pun kalian pergi, kalian masih akan bersama, sedang kan aku, kamu meninggalkanku setelah setiap hari menggoda ku" tambah katalina dengan kesal.

tapi saat itu iren menatap katalina dengan mata merah nya yg sudah penuh dengan air mata.

"kamu tidak tahu apa yg sedang terjadi, hal itu lebih baik untuk mu, jangan terlalu terikat dengan Nero" kata iren dengan tegas

"apa yg akan terjadi, aku bahkan tidak tahu siapa kalian sebenarnya" bentak katalina.

"dan pria ini" tambah katalina sambil menunjukku dengan wajah kesalnya.

"suami bajingan mu ini, dia selalu menggoda ku, mencium ku seenaknya dan sekarang dia ingin meninggalkanku, hanya ini yg aku tahu, aku bahkan tidak tahu kenapa dia selalu mencium ku dan menggoda ku, aku tidak meminta sesuatu yg susah, aku hanya ingin melihat nya saja, apa ini terlalu susah baginya"

saat itu mereka berdua saling menatap dengan wajah ganas.

"kami berdua adalah dewa, bukan dewa atau Dewi yg kalian selamatkan itu, kami adalah dewa yg dapat menghancurkan dunia ini hanya dengan jentikan jari saja, apa kamu puas sekarang" kata iren dengan kesal yg membuat semua orang lain tercengang.

"dan aku bukan istrinya, aku hanya pelayannya saja, Nero memiliki banyak istri dan semuanya sangat cantik"

"aku hanya pelayan yg sangat mencintainya, Nero ke dunia ini hanya untuk mengabulkan keinginanku agar mau menemaniku sebagai kekasihnya"

"dan saat kami kembali" saat itu iren mulai menunjukan expresi sedihnya lagi.

"saat kami kembali, Nero akan melakukan tidur panjang yg tidak tahu berapa lama, apa kamu paham sekarang" saat itu iren mula meneteskan air matanya lagi.

"saat kami kembali, aku hanya bisa melihat Nero yg tertidur, entah untuk berapa tahun, bahkan sehari pun aku tidak kuat"

"Nero tidak ingin kamu menjadi seperti ku, dia tidak ingin kamu terlalu terikat dengannya seperti ku, karena kamu akan menderita saat melihatnya hanya tertidur"

"Nero pergi semua karena kamu, dia tahu kamu semakin mencintainya, untuk menghentikan ini dia harus pergi agar kamu tidak terluka lebih banyak lagi"

"apa kamu tidak paham, Nero juga mencintai mu, jika tidak dia tidak akan mencium mu, tapi kamu masih terikat dengan lyria dan harus tinggal bersama nya, jadi ini lah keputusan yg terbaik yg bisa di ambil oleh Nero"

"kecuali kamu mau meninggalkan mereka semua dan ikut bersama kami" saat itu katalina menatap kami berdua dengan termenung, karena tidak tahu harus berkata apa.

"katalina, lakukan saja tugas mu dulu, saat semua selesai kamu bisa ke tempat ku dengan benda ini" kata ku dengan santai sambil menunjuk ke arah katalina dan saat itu sebuah cahaya putih masuk ke tubuh katalina dan simbul perisai kebebasan muncul di punggung tangannya.

"ini.."

"itu adalah simbul bahwa kamu adalah istriku, tidak ada yg laki laki yg akan bisa menyentuh mu, dan saat kamu sudah selesai dengan tugas mu, kamu bisa kembali ke rumah kami dengannya"

"kapan kita menikah" kata katalina dengan wajah bingung.

"jika tidak mau, aku akan mengambilnya lagi" kataku dengan nada main main.

"jangan jangan, tidak apa apa, pernikahan bisa menyusul" jawab katalina dengan panik.

"baiklah kalo begitu kami berdua akan pergi dulu, kamu jangan melirik pria lain" kataku sambil menatap katalina.

"aku bukan wanita bajingan seperti mu" kata katalina dengan kesal.

"ya ya ya, toh tidak ada pria yg akan bisa menyentuh mu"

"Nero, setelah semua selesai aku akan menemui mu, bahkan jika kamu tertidur" kata katalina dengan serius.

"mm aku akan menunggu mu, kalian semua juga hati hati, setelah ini perjalanan kalian akan lebih berat lagi, terutama kamu lyria, aku harap kamu menguatkan hati mu, jika sesuatu yg sulit terjadi, ingat lah rasa indah saat berciuman dengan gran" kataku dengan serius sambil menatap lyria dan saat itu lyria langsung tercengang sesaat lalu menunduk malu.

"mesum" gumam lyria dengan lembut sambil memegang sudut pakaian gran yg ada di sebelahnya.

"dan kamu gran, jadi lah pria sejati, bahkan jika belum menikah, tidak apa apa untuk menancapkan senjata mu pada lyria untuk memperkuat ikatan kalian" kataku dengan nada main main.

"pergi kamu, cepat..., jangan bicara lagi" teriak katalina dengan kesal.

"ok ok" saat itu aku melambaikan tanganku dan kami berdua langsung berubah menjadi cahaya lalu menghilang seketika.

dan adegan menjadi sunyi lagi.

"gran, apa kamu akan menusukku dengan senjata mu" tanya lyria dengan malu malu yg membuat semua orang hampir menyemburkan darah dari mulutnya.

"lyria, apa kamu tahu apa yg kamu katakan" kata katalina dengan kesal sambil mendekati lyria.

"itu aku juga tidak mengerti, selama gran tidak membunuh ku, aku rasa itu layak di coba" jawab lyria dengan wajah polos yg membuat semua orang benar benar menyemburkan darah dari mulutnya kecuali Gran dan katalina.

"di mana aku harus menusuk lyria, bukankah senjataku sangat tajam, aku tidak ingin menyakiti lyria" kata gran dengan bingung, lalu rackam mendekati Gran dengan cepat dan membisikan sesuatu di telinga nya.

"eee sebaiknya kita tidak melakukan itu sebelum menikah" kata gran dengan malu malu dan wajah nya sudah mulai memerah.