setalah tinggal selama beberapa hari di pulau reruntuhan ini, kami akhirnya berangkat ke kota Agusta.
hanya dalam beberapa hari akhirnya kami sampai di sana.
terlihat pemandangan laut yg indah memenuhi seluruh pulau.
perlahan kami mendaratkan kapal kami di pesisir pantai.
"aku tahu kamu tidak akan ikut, jaga kapal kami baik baik" kata rackam dengan nada malas yg sudah bersiap untuk turun dari kapal bersama yg lainnya
"jangan khawatirkan aku, pikirkan diri kalian sendiri" balasku dengan santai.
"sombong" teriak io dengan kesal
"ya ya terserah katamu saja" balasku dengan malas.
saat mereka pergi, kami berdua pun langsung berenang di laut yg luas ini sampai sore.
setelah itu kami menikmati makan malam romantis di dek kapal di temani oleh sinar bulan.
_______________________________________
di pagi hari saat kami berdua sedang menikmati sarapan pagi di dek kapal sambil menikmati matahari terbit, gran dan yg lainnya kembali ke kapal.
terlihat ada pendatang baru bersama mereka yaitu rosseta, wanita cantik dengan hiasan bunga di atas kepalanya.
dan lyria yg entah kenapa terlihat pingsan dan di gendong oleh katalina.
"Nero apa kamu bisa menyembuhkan lyria" tanya gran dengan cemas.
"tentu saja, aku hanya perlu menarik kesadarannya kembali, itu tidak terlalu susah, tapi bukankah wanita ini akan membantu mu, jangan sia sia kan usaha orang lain, itu juga baik untuk mu dan lyria" kata ku dengan santai sambil terus menyantap makanan yg di berikan oleh iren
"eee dari mana kamu tahu, apa kamu menguntit kami" tanya Io dengan nada menuduh sambil menunjuk ku.
"itu tidak sulit di tebak, lyria pingsan dan kalian sudah kembali ke kapal dengan tergesa gesa bersama wanita cantik"
"dari sifat kalian tidak mungkin kalian kembali begitu cepat tanpa melakukan sesuatu di kota"
"dan wanita ini tidak mungkin ke sini untuk menjadi istri ku kan"
"kemungkinan besar lyria pingsan dan tidak ada yg bisa di sembuhkan di sini, jadi wanita ini akan membawa kalian ke tempat lyria bisa di sembuhkan"
"melihat penyakit lyria, hanya gran yg bisa melakukannya dan wanita ini akan membantu gran menghubungkan kesadarannya ke kesadaran lyria"
"jadi lakukan saja sesuai rencana mu, aku yakin itu akan berhasil, jika itu tidak berhasil aku akan menghukum wanita ini" saat itu sinar matahari mulai menyinari wajah ku yg tampan dengan senyum lembut.
melihat ini semua orang hanya bisa terdiam sesaat.
"apa hukuman yg kamu maksud itu seperti memotong motong pakaianku" kata rosseta dengan nada main main.
"tentu saja tidak, aku akan melepaskannya secara perlahan dan membaringkan mu di tempat eksekusi yg empuk, setelah itu aku akan menusuk mu terus menerus hingga kamu berteriak memohon ampun" jawab ku sambil tersenyum jahat pada rosseta.
saat itu rosseta tanpa sadar menutup selangkangannya dan tersenyum canggung.
"aku rasa itu tidak akan pernah terjadi"
"ya ya aku harap juga begitu, jadi jangan buang waktu mu segera berangkat, anggap saja aku tidak ada"
dan semua orang langsung mengabaikan ku dengan wajah rumit.
__________________________________________
dan pada saat siang hari kami pun tiba di pulau yg di penuhi oleh hutan yg sangat lebat.
dan tujuan mereka adalah pohon besar yg ada di tengah hutan tersebut.
saat itu mereka dengan cepat memarkirkan pesawat mereka di celah tebing di pulau tersebut.
"gran, ingat cara mudah untuk menyadarkannya saat di dalam kesadarannya adalah mencium bibirnya, cium dengan penuh cinta" kata ku dengan serius sambil menatap gran yg sudah tercengang mendengar perkataan ku.
"jangan bicara omong kosong dasar pria mesum, jangan tularkan sifat mesum mu pada kapten kami" teriak Katalina dengan kesal.
"terserah kamu percaya atau tidak, bukankah kamu sudah merasakannya sendiri katalina, apa sekali belum cukup untuk mu" kataku dengan nada main main.
"kamu... agrrrr" geram katalina dengan kesal.
"ok ok ayo kita berangkat, jangan buang waktu lagi" kata rackam dengan malas dan akhirnya mereka berangkat dan meninggalkan aku dan iren di kapal.
_______________________________
setelah beberapa jam berlalu, mereka akhirnya kembali lagi dengan selamat.
melihat lyria dengan wajah memerah dan terlihat sedikit tersipu saat melirik gran, aku tahu bahwa gran mengikuti saran ku.
"ha ha ha ha bagus gran, kamu sudah menjadi pria sejati" kata ku dengan bahagia sambil menepuk pundak Gran.
"he he he" tawa gran dengan canggung dan wajahnya juga mulai memerah.
"jangan malu, akan ku ajarkan langkah selanjutnya, ini baru permulaan" kata ku dengan senyum jahat.
"neroooo, menjauh dari kapten kami" teriak katalina yg langsung menarik ku menjauh dan membawa ku ke sudut kapal.
di sudut kapal katalina menelanku ke dinding dan menatap ku dengan ganas.
tapi aku tidak mempedulikannya dan hanya memeluk pinggangnya dengan erat.
"jangan ajarkan hal hal mesum pada gran" kata katalina dengan tegas mengabaikan pelukan yg aku lakukan.
tanpa mempedulikan kata kata katalina, aku mengelus pipinya lalu perlahan mendekatkan bibir ku dengan bibirnya.
saat itu mata ganas katalina tiba tiba menjadi lembut dan kami mulai pun berciuman.
perlahan aku memainkan lidah ku dengan lidahnya.
entah berapa lama ciuman kami berlangsung, karena semakin lama kami semakin bergairah.
"sebentar lagi aku akan pergi jauh, aku harap kamu tidak akan jatuh cinta karena ini" kata ku dengan lembut.
"kemana kamu ingin pergi, tidak bisakah kamu terus di kapal ini" tanya katalina sambil menatapku dengan bingung.
"jauh sangat jauh, setelah ini kamu tidak akan bisa bertemu dengan ku lagi"
"kami sial, bajingan jahat, kenapa kamu menciumku seperti tadi" kata katalina dengan kesal sambil memukul dadaku berkali kali.
"itu hanya untuk menggoda mu, bukan kah itu nikmat" kataku dengan nada main main.
"dasar bajingan" teriak katalina dengan kesal lalu berlari menjauh dari ku dengan cepat
saat itu kapal pun kembali terbang ke pulau Agusta untuk menyelamatkan Dewi laut laviatan.